Second

17.5K 1K 101
                                    

"Ugh......" Gad- ralat,wanita yang masih meringkuk ditempat tidur itu melenguh kala merasakan silau dari luar jendela. Ia mengerjapkan mata, menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya. Hendak menegakkan badan dan bersandar di kepala ranjang membuat sesuatu dibawah sana terasa ngilu. Bahkan ia merasakan lelehan cairan mengalir dari selangkangannya.

"Ugh..." Ia membenarkan bantal dan duduk bersandar. Badannya terasa sakit seolah tulangnya mau terlepas dari kulit. Kepalanya juga sedikit pusing. Tapi yang membuatnya sangat-sangat tak nyaman ialah rasa sakit diarea selangkangannya,seolah telah terbelah menjadi dua dan seperti ada sesuatu yang akan keluar dari sana.

Ia mencoba mengingat kejadian semalam. Brengsek! Ia telah menjadi korban pemerkosaan. Harta yang ia jaga untuk calon suaminya kelak diambil paksa oleh pria brengsek semalam. Bahkan wanita itu tak tahu berapa kali pria itu menungganginya,tapi ia yakin pria itu telah 'menghabisinya' semalaman.

"Sudah bangun eh?" Suara seseorang membuatnya menoleh. Ia melotot tak percaya,pria itu. Pria yang telah memperkosanya dengan santai bersandar dipintu dan menyapa dirinya.

"Kau!" Gigi wanita itu bergemeletuk.

"Sebaiknya kau segera bangun dan membersihkan diri. Kita harus bicara." Pria yang tak lain adalah Sasuke itu masih bersandar dipintu. Arah pandangannya tertuju pada dua buah dada wanitanya yang tak tertutup sempurna oleh selimut hangat miliknya.

"Pergi kau. Pergi dari sini,tak ada yang harus dibicarakan dengan pria brengsek sepertimu." Wanita berambut pink itu menatap tajam Sasuke.

Sasuke melangkah mendekati wanitanya. Ia bersidekap dada dan memandang Sakura.

"Sebelumnya harus kau tahu,ini adalah apartemenku." Sasuke berucap datar namun tak mengalihkan pandangannya dari wanitanya itu.

"Jangan bercanda. Kau seorang pemerkosa brengsek. Ini apartemenku,jika kau tak segera pergi dari sini aku akan menelphon polisi." Ancam Sakura.

Drt.....drt.....

Hp Sakura bergetar diatas nakas. Dengan hati-hati ia mengangkat telphon dan menatap tajam Sasuke yang tak melepaskan pandangannya sedikitpun.

"Bagaimana aku bisa melepas pandanganku dari karya ku semalam? Ruam merah yang kubuat hampir diseluruh leher dan dadanya. Ugh.... aku memang seorang pemerkosa." Ada sedikit rasa bersalah melihat wanitanya dengan keadaan seperti itu.

"Halo...." Jawab Sakura pada panggilan tersebut.

"Hai...Sakura...bagaimana tidurmu semalam? Kau sudah sampai apartemen barumu kan?"  Suara seorang pria diseberang sana terdengar jelas.

"Sangat tidak nyenyak. Kau...bagaiman bisa membelikanku apartemen dengan penjagaan terburuk seperti ini?" Sakura menatap tajam Sasuke dan menggeram marah.

"Hei....apa maksudmu. Apa terjadi sesuatu denganmu? Ada masalah apa dengan apartemen barumu? Disana merupakan salah satu apartemen dengan peringkat terbaik se-Jepang Sakura." Suara pria itu terdengar tak percaya dan heran.

"Aku hanya ingin memberitahumu bahwa nomor apartemenmu adalah 238,resepsionist juga pasti memberitahumu bukan? Saat kau bertanya padaku kemarin,aku sangat sibuk jadi tak bisa membalas pesanmu." Terang pria itu lagi.

Tunggu! Pikiran Sakura seolah terbuka. 238? Tapi mengapa semalam ia seolah masuk nomor 233? Sakura mengambil kunci dan melihat nomor dibalik kartu itu. Dan benar saja disana tertera no233.

Ntah kenapa Sakura mulai merasa takut sekarang. Ia mematikan sambungan telphon dan menatap pria yang masih berdiri menatapnya dengan pandangan aneh.

"Ini apartemenku." Sasuke masih berucap datar.

Memberanikan diri Sakura mulai menggerakkan kakiknya. Rasa ngilu amat terasa dibawah sana,membuatnya meringis. Ia mencoba berdiri namun kembali terduduk. Ia benar-benar tak bisa berjalan pagi ini.

FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang