Sudut pandang ketiga.
-Insegnante-
Berlin memang cukup menyenangkan. Khususnya bagi Yura, pecinta hal-hal yang berbau klasik. Hari ini ia memiliki kesempatan untuk mengelilingi beberapa tempat. Ucapkan terimakasih pada Ten yang telah mengajaknya. Namun tak lama, gadis dengan rambut sebahu itu harus segera pulang. Katakan saja, ia memiliki agenda penting dari seniornya-Lee Taeyong. Les bahasa Jepangnya juga dimulai hari ini.
Dalam imajinasi Yura, guru barunya itu mungkin sedikit gendut, dengan kacamata minus yang cukup tebal serta bau keringat yang mungkin mudah tersebar. Ia tak sanggup, katakan itu pada Taeyong jika gambarannya mengenai Nakamoto Yuta benar.
Setelah hari yang menyenangkan bersama Ten- walaupun beberapa jam. Ia mengganti pakaian kasualnya dengan pakaian yang lebih sederhana. Tidak lama bel berbunyi seusai ia menyiapkan keperluan belajarnya.
Oke, lo harus siap Ra. Ini demi Yangyang ama Taeyong. Batinnya.
"Maaf, sepertinya anda salah alamat," ucap Yura, begitu membuka pintu utamanya.
Ia melihat Yura serius "Benarkah? Ku rasa tidak, ini alamat yang benar."
"Ah benarkah? Apa keperluan anda kemari?"
"Saya ingin mengajar, nama saya Nakamoto Yuta."
"Ah silahkan m-masuk!"
Sialan. Hanya itu yang ia rapalkan dalam hati.
Yuta sangatlah berbeda dari yang ia bayangkan. Lelaki tampan yang memesona itu baru saja masuk ke ruang tamu apartemennya. Yura hanya mampu menahan nafas sembari melihat tubuh Yuta dari belakang. Sangat seksi, pikirnya. Menurutnya kemeja yang dikenakan Yuta membuat guru bahasa Jepangnya itu terlihat berwibawa. Ia tak mampu, sungguh. Bisa-bisa semua pelajaran tidak masuk ke otaknya."Kamu lebih suka duduk di atas atau lesehan?" tanya Yuta, tangannya meletakkan tas yang ia bawa di sofa.
"Umm.. Di ata-"
"Baiklah kita duduk di bawah," potongnya.
Terus lo nanya buat apa! Batin Yura kesal.
Dengan cekatan, lelaki tampan itu duduk di bawah dan mulai mengeluarkan beberapa buku tebal.
"Kau sudah belajar huruf-hurufnya kan?" tanya Yuta.
Yang ditanya hanya mengangguk kecil kemudian duduk di seberang lelaki tampan itu. Lihatlah lelaki di hadapannya, tampak sangat serius. Entah kenapa hal itu membuat jantung Yura makin berdetak cepat.
"Hafalkan hiragana dan katakana dalam waktu tiga hari, hari ini aku akan mengajarimu cara membacanya dengan benar," ucap Yuta, menatap lurus pada Yura.
"Okay,"
Demi Yangyang dan Taeyong, ingat itu Yura!!
-Insegnante-
Taeyong menghela nafas, selesai dengan rutinitasnya. Perlahan ia melepas sepatunya, kemudian berbaring di kasur besarnya. Memikirkan tentang Yura. Sejak ia menginap di apartemen gadis itu, ia merasa nyaman saat berada di dekat sepupu Yangyang tersebut. Jangan lupakan fakta bahwa Taeyong selalu terbayang wajah manis Yura. Saat ini saja, ia tersenyum seperti orang gila. Ya, dia pikir harus mendapatkan gadis cantik itu. Bagaimana pun caranya.Ah, ia bahkan melupakan fakta bahwa dia memiliki kekasih. Konyol memang. Tapi itulah Lee Taeyong, sosok ambisius tak kenal takut.
Di sisi lain, Chittapon alias Ten. Sedang menulis di buku hariannya. Oh, kita tidak tahu apa yang tengah ia tulis. Hanya saja ia menulisnya dengan penuh senyuman. Bisakah kalian menebak apa yang lelaki Thailand itu tulis?
Sedangkan Yangyang berada di apartemennya, bersama dengan seseorang. Lelaki, berwajah Korea. Tidak ada hal penting yang mereka lakukan. Hanya 'minum' sedikit- ah tidak bisa dikata sedikit. Mereka menghabiskan masing-masing lima kaleng, lihat salah satunya sudah mulai memejamkan mata sedangkan Yangyang pergi ke kamar mandi, sekedar membersihkan tubuhnya di tengah malam seperti ini, konyol. Lihatlah kini ada seorang gadis masuk ke apartemen Yangyang. Entah apa yang ia lakukan di sini setelah pelajaran bahasa Jepangnya berakhir.
"YANGYANG!" teriak gadis bernama Yura itu.
"Crystal?" panggil seseorang, membuat Yura sedikit terperanjat.
Tiba-tiba sosok itu berjalan dengan gontai menuju arahnya. Yura tidak bisa melihat siapa yang tengah berjalan itu. Penerangan sangat minim, dia mencari saklar lampu. Namun, sebelum menemukannya lelaki tadi memegang tangan rampingnya. Dengan cepat ia membalikkan tubuh Yura. Hingga mereka berhadapan. Tiba-tiba saja lelaki tinggi itu mengecup kecil bibirnya. Tak lama kecupan itu menjadi lumatan. Yura tak menduga, ia berusaha mendorong lelaki itu.
"Ak-" protesnya terpotong.
Ctak
Kini Yura dapat melihat lelaki jangkung yang baru saja mencuri ciuman darinya.
Bugh!
"ARE YOU CRAZY HUH?! WHY YOU KISSED MY SISTER?!" teriak Yangyang, baru saja meninju temannya itu.
"Oh... Gosh, he's crazy after broke with his girlfriend, sorry for that Ra. Umm... Are you okay?" tanya Yangyang, menghampiri Yura. Membiarkan lelaki tadi yang kini hampir terlelap.
Yura hanya mengangguk kecil "Yeah, I'm okay."
"...But who's he?"
"Well, dia temen gue. Maafin dia yang lagi mabuk ya,"
"Tapi muka dia ga asing deh, keknya gue pernah liat ni orang,"
"Dia dosen kamu, Johnny Seo,"
Oh gosh.
-Insegnante-
Hai guys. Maap aku belum ada mood nulis. block. Aku usahain biar update.
Hoho aku ngomong sendiri:v
Btw, So am I bagus banget. Uh Taeyong keren Maakkkeu. Jaehyun juga pas banget suaranya. They're great!! Support NCT guys. Always.
YOU ARE READING
Insegnante
Fanfiction(16+)"Tiga cowok sekaligus! Jangan diembat semua. Satu aja Ra!" Yura hanya menghela nafas, andai saja semudah itu. NCT127 95L Fanfiction