selintas

7 3 2
                                    

Malam ini sepupu mamah nya Renata mengadakan acara, kedua orang tua Renata tidak dapat menghadiri acara tersebut, jadi Renata diperintahkan untuk mewakili kedua orang tua nya dalam acara itu.
Karena orang tua nya tidak bisa datang jadi Renata pergi bersama Opa dan Oma nya.

"Rena, Opa mau mampir sebentar ke rumah tante Rani" -Opa

"Hmmm.... memangnya ada apa Opa?, kok kita mampir ke rumah tante Rani dulu"-Renata

"Itu loh nak, Om Arkan itu sekarang sedang dianas di luar kota, dan kamu tau sendiri kalo tante kamu itu kan nggak bisa bawa mobil sendiri, jadi tadi pagi tante kamu telpon Oma dan Opa untuk minta jemput pergi ke sana sama-sama" -jelas Oma

"Ooh, gitu Oma, yaudah nggak apa-apa jadi dimobil bakalan rami ada anak-anaknya tante Rani -Renata

Mobil terus berjalan hingga mereka hampir sampai ke rumah tante Rani.

"Kok gue jadi deg-degkan" batin Renata
"Apa gue takut bertemu dengan Bang idil, secara rumah bang Idil kan bersebelahan sama rumah tante Rani. Haduuuuhhhh... apa gue dalem mobil aja kali yah nggak usah keluar, tapi kalo Opa nyuruh gue turun gimana, apa gue ke masjid aja kali yah, kan di sebrang rumah tante rani ada masjid. terus ini udah mau masuk waktu sholat ashar. Tapi pasti Opa bakalan ikut, Opa biasanya kalau ke rumah tante reni pasti bakalan sholat di masjid itu.
huhhhh hatiku kok jadi nggak tenang gini yah,

hmmmm semoga aja bang idil lagi nggak ada di rumah, seperti sebelum-sebelumnya saat gue kesini bang idil selalu nggak ada di rumah lagian si Ravin anak nya tante rani kan pernah bilang kalo bang idil jarang di rumah" batin renata

Saat melewati masjid, Opa berhenti sebentar tetapi mesin mobil masihh menyala sambil membunyikan klaskonnya tepat di depan masjid

Tin.... tin.... tin.....

Lalu Opa membuka kaca mobil dan menegur seseorang pemuda yang baru saja mau masuk dari masjid. Pemuda itu pun balik tersenyum kepada Opa.

"Apa Opa mengenali pemuda itu? Lantas siapa pemuda itu? Apa mungkin marbot masjid kali yah, secara Opa kan sering sholat di masjid ini jadi Opa pasti kenal sama Marbotnya." fikir Renata dalam hati

Pemuda itu tersenyum dari luar mobil. Tetapi Renata tak dapat melihat dengan jelas siapa pemuda itu. Pemuda itu berjalan mendekati mobil Opa.

"Loh kok dia ke arah sini? Kok gue jadi tambah deg-degan, gue nggak sanggup liat wajahnya, gimana kalo itu bang idil bukan marbot masjd. Uuuuhhh... gimana ini, gue pura-pura main HP aja kali yah"

Renata pun pura-pura memainkan handphone nya di kursi belakang pengemudi.
Mulai terdengar jelas suara langkah kaki mendekat. Sepertinya pemuda itu menyalimi Opa.

"Opa, Oma" pemuda itu menyapa Opa dan Oma secara bergantian

"Mau ke masjid nak?" Tanya Opa

"Iya Opa, mau sholat ashar berjamaah" jawab pemuda itu lagi

"Lah kok dia manggilnya Opa sama Oma sih? Berarti dia bukan marbot masjid dong" Batin renata

"Bareng aja kalo gitu, Opa mau parkirin mobil dulu bentar" -Opa

"Iya Opa" jawab pemuda tadi tegas

Renata sedari tadi tak mau melihat siapa orang yang sedang mengobrol bersama Opa tadi. Tetapi jauh dalam lubuk hatinya ia sangat penasaran dengan pemuda itu.

"Ren, Rena ayo turun kok melamun?" -Oma

"Eh, iya oma" -jawab renata kelabakan.

Renta tak kuasa menahan penasaran dalam hatinya, akhirnya ia nekat melihat pemuda itu dari celah pagar, istilahnya renata mengintip pemuda itu. Akan tetapi nasib baik tak berpihak kepadanya, saat renata melihat ke arah pemuda itu, pemuda itu sedang berbalik badan membelakangi renata.

"Yash .... mukanya nggak kelihatan lagi" kesal Renata

"Kak Rena, ngapain di situ?" Tanya Revin sepupu rena, anak pertama tante Rani

"Eh .... Revin, nggak kok kakak cuma mau....... mau ...... Emm.... li... liat tanaman, iya liat tanaman. ehe Tanamanya bagus-bagus yah" elak Rena

"Oh gitu, di panggil Oma sama mama tuh kak di dalem" -Revin

"Oh iya kakak ke dalam" -Renata

'huft .... Untung Revin nggak tau kalo aku ngintipin cowok tadi', batin renata

Sambil menunggu Tante Rani dan anak pertama nya yaitu Revin bersiap-siap, Renata pergi menghampiri anak kedua tante Rani yang bernama Akri, saat ini Akri sedang berada di kamarnya.

"Hai akri, udah siap" - sapa Renata kepada Akri adik sepupunya

"Uda dong ka' uda, malah uda dali tadi aki siapnya" jawab Akri bocah 3 tahun itu dengan cadel khas balita

"Oh, bang aki anak pinter yah" - puji Renata

"Hmmm... apa gue tanya sama akri aja yah soal cowok yang gue liat tadi" batin rena

"Aki, abang aki tau nggak marbot masjid di depan rumah abang aki ini? Orang nya masih muda yah?" - tanya Rena

"Malbot itu apa ka' lena?" Tanya akri dengan polosnya

"Aduh, bego .... bego banget sih gue? kenapa juga gue nannya sama anak umur 3 tahun, yah mana tau lah dia marbot apaan" batin rena

"Oohhh..... engg.... enggak kok, abang aki udah minum susu?" Renata mengalihkan pembicaraan

"Udaaahhh kak" - jawab Akri penuh semangat.

"Siap .... anak pinter yah abang aki"
Hufttt untung aja bisa gue tangani ini anak.
Gimana yah cara gue untuk dapatin informasi tentang bang idil, kalo gue nannya ntar di bilangin kepo lagi.
Eh tapi kok gue malah kepo tentang bang idil yah? Bang idil kan orang paling ngeselin dan orang yang paling gue hindari sejak gue kecil.
Arggghhhh kenapa gue jadi gini?
Bang, kemana sih loh? Gue penasaran gimana wajah luh sekarang. Gue nggak tau lagi gimana wajah luh sekarang. Pasti wajah luh udah berubah kan? Terus sifat luh berubah nggak? Apa luh masih suka cengengin gue kek dulu?

**************

Nah segitu dulu yupszzz,

Kata bang aidil
jangan lupa untuk vote and comment guysss
Ntar dia bakalan muncul kalo kalian nge-vote
Okay
See you 👋

Thank you, Next!

Love pulpen.indie

Meet Him After So Long Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang