Keadaan berubah terlalu cepat. Disaat kau ingin melangkah, seseorang mematahkan kakimu.
Seorang lelaki dengan santainya berjalan di tengah koridor yang ramai oleh siswa/i. Dengan baju setengah keluar dan sepatu berwarna putih itu terlihat tak bersih lagi. Tak lupa senyumnya yang membuat semua orang terheran-heran. Pasalnya ia tersenyum sendiri seperti orang gila.
"Woi." Sapa Heri dari belakang kepada sahabat tengiknya itu.
"Ya elah. Ganggu gue aja lo." Balas Ali.
"Ngapa lo senyum-senyum sendiri?" Heri memperhatikan sekitar. Tak ada yang spesial.
"Mau tau aja, sih." Ali berlalu meninggalkan Heri yang memasang wajah kesalnya. Lelaki itu mengejar Ali yang memasang wajah tak bersalahnya.
Tapi bukanlah sahabat jika bertengkar serius karena hal sepele.
Setelah dapat menjangkau Ali, mereka saling merangkul satu sama lain. Menuju kelas mereka.
***
Saya harap kalian suka. Hargai sebuah karya. Vote dan comment jangan lupa. Kritik dan saran sangat saya terima. I wuff u semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
alila
Teen FictionHarapan adalah hal yang menyakitkan. Ditambah lagi harapan itu tak tercapai. Maka dari itu. Biarkan hidup ini berjalan sebagaimana mestinya. Kau hanya bisa terus berusaha dan berdoa.