~.•*•.~
Ketika tiada keajaiban yang datang maka keberuntungan akan menimpa.
Setiap keputusan penuh perhitungan begitu juga resiko.
Saat tiada lagi rasa kepercayaan maka melepaskannya adalah hal paling tepat dan benar.
Ketika hanya kata dan ucapaan sakit terlontar yang begitu perih seakan pedang tajam menancap pada jantung mu menekan sebegitu kerasnya tanpa ada yang mampu mencabutnya.
Belahan jiwa yang kau simpan pada dirinya seakan terhempas menghilang ditelan alam.
Meronta untuk dilepaskan namun tiada satupun yang mampu untuk mengulurkan tanganya padamu, bahkan mereka tidak tau harus melakukan apa?
Saat malam tiba rasa takut terus menghantui mimpimu akan apa yang kau lihat dan dengar dan setiap buliran menetes dalam pipimu membasahi bahan lembut dibawah mu.
Tidak peduli dengan mereka yang memanggil namamu dengan keras dan bagimu hanya dia yang mampu mengembalikan ini semua pada asalnya.
Sulit bukan? Bahkan dia pergi tanpa sepata katapun lagi yang terlontar dari bibirnya yang bahkan mungkin akan kau rindukan untuk mengucapkan kata positif.
Setiap apa yang ia lakukan selalu saja terlintas tanpa henti dikepala mu bahkan memori sekecil itu tak mampu kau hilangkan.
Setiap kata itu bagaikan duri tajam melebihi silet.
Empat kata terlontar meluncur tanpa hambatan darinya yang mampu menghempas separuh kesadaranmu terkubur sebegitu dalam.
"Aku ingin kita berakhir".
Saat itu juga ia menatap netra mata setajam elang yang mampu menyayat apapun, namun sampai kapan pun ia tidak akan mempercayai satu pun kata yang terlontar darinya yang bahkan tak masuk akal baginya.
Dengan mata berkaca-kaca ia menatap nya yang lebih tinggi darinya.
"kenapa? kau tahu aku tidak akan mau jika kau tidak memberiku alasannya Tae". Ia tatap mata itu yang bahkan mengalihkan pandangannya.
"Tae tatap aku". Jimin meraih lengan itu dengan lembut mencoba mendapatkan tatapan itu.
Tapi yang ia lihat adalah tatapan sayu dengan wajah lelahnya.
"Mian".
Satu kata yang terakhir ia dengar setelah mereka menyelesaikan Fanmeet mereka.
Bahkan ia tak tau lagi harus apa? Kesendirian itu menyakitkan yang tak akan mungkin memberikan cahaya apapun.
"astaga Jimin". Seokjin menemukannya dengan bersandarkan sisi ranjang dengan isakan sangat pilu bahkan ia merasa susah untuk bernafas.
"ke-kembalikan Taetae, hyung". Mohon nya menatap penuh harap pada hyung tertua.
Sedangkan seokjin menatap namjoon, yoongi dll bergantian kembali menatap jimin lalu memeluknya dengan usapan pada punggungya.
Setelah tiada lagi isakan ataupun tangisan Namjoon memindahkan jimin ke kasur menyelimutinya.
"dimana Taehyung?". Dan sekarang waktunya dimana sang kepala yang bertindak.
"aku melihatnya pergi bersama Sejin hyung". Namjoon hanya bisa menghela nafas lelahnya, merasa tak becus menjadi leader yang baik untuk teman-temanya.
Hoseok mengelus punggung namjoon memberikan semangat nya tanpa berujar.
Merasa iba saat melihat Jimin malaikat mereka yang terlelap dalam tidurnya.
Ting
Ponsel yang tadinya ada digengaman Jungkook berbunyi satu pesan masuk dengan tertera nama yang mereka cari sekarang.
Sebelum membalasa pesan itu jungkook memilih keluar dari kamar lalu membaca pesan itu.From : Taetae-hyung
'kook titip Jimin sebentar, aku baik-baik saja. Aku bersama sejin hyung ada yang harus aku lakukan, tolong jangan beritahu yang lain aku meminta bantuan mu. Mianhae aku tidak bisa menceritakan masalah ini pada kalian ini masalah pribadi ku juga jimin jika aku atau jimin siap kami akan memberitahu".
'Baikla hyung, jimin hyung sekarang tidur kurasa ia terlalu lelah menangis tadi'
'apa dia baik-baik saja?'
'nae kau tidak perlu khawatir hyung'
'Gomapda'
Jungkook hanya mampu menghela nafas nya, entahla akhir-akhir ini ada saja masalah. Kemarin karena Halsey, lalu karena ia dan sekarang apa lagi? Belum lagi Seokjin dan Namjoon hyung yang seperti orang asing ditambah lagi dengan dirinya yang masi abu-abu bersama hyung manisnya. Kalau Hoseok hyung? Jungkook harap hyung satunya tidak punya masalah. Ya mungkin.
.
.
Malam ini Taehyung harap mampu meredam segalanya menghilangkan rasa sesaknya sejak pertama kali menginjakan kakinya di Busan. Menatap kedalam restoran yang buka 24 jam.
"dia pemilik restoran itu, dan ia juga menunggu tamu aku sudah mengatakan padanya kalau kau akan bertemu denganya dan cepat selesaikan oke tae. Jika dugaan mu salah minta maaf lah pada Jimin".
Taehyung mengangguk mantap menanggapi perkataan Sejin. Ia juga akan mengendalikan emosinya dan ia akan meminta maaf pada jimin jika dugaan nya salah.
Seperti bunga yang akan gugur yang tidak akan kembali seperti semula mungkin bunga itu akan tumbuh lagi tapi apa yang sudah berlalu tidak akan pernah sama lagi.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise • vm
Fanfiction[REVISI] Cerita klise dari seorang Idol besar,tidak ada yang tahu ada apa didalamnya. Masalah kecil bisa berdampak besar pada mereka yang kapan saja akan menjadi besar. Jimin dan Taehyung berusaha menjadi pasangan yang baik untuk satu sama lain. S...