Separuh jiwa yang hilang

Separuh jiwa yang hilang

Dunia...
Izinkan aku bercerita
tentang senyumku yang palsu
senyum yang selalu kupamerkan pada dunia.

Malam ini, tepat pada malam kelahiran
Kuceritakan kisah pilu yang kualami selama ini
di balik keceriaan.

Kusimpan sebuah cerita tentang kerinduan.
rindu pada sosok yang amat berharga  dalam hidupku
sosok seorang ibu.
setiap hembusan angin malam terasa begitu menusuk jiwa
kuteringat ibu,
lalu setetes demi setetes air bening
jatuh dari pelupuk mata tanpa seorang pun melihatnya.

Wahai dunia...
Izinkan aku bercerita dalam bait-bait sajak
ketika merindu pada ibu,
semua bagaikan sunyi di kegelapan malam
tiupan angin kuanggap pengganti pelukan ibu
hujan kuanggap setia bersamaku
bulir-bulir hujan jatuh di jendelaku.

Sungguh aku rindu:
rindu ingin melihat raut wajahmu.
terbayang cantiknya sang bidadari bertaruh nyawa
melahirkanku.
Sedih.
Sembilu.

Sungguh teramat sedih berada di posisi ini
yang tak pernah melihat wajah ibu
mamun Aku tak mungkin menyalahkan takdir
Allah telah mengambil ibuku secepat ini.

Hari ini, di hari kelahiranku
Aku bingung harus bahagia atau merasa sedih,
lagi-Lagi harus kurayakan ulang tahunku sendirian tanpa ibu.

Ketika Aku lahir, ibu justru dijemput Tuhan lebih dulu,
teramat berat tentu,
bocah kecil tak tahu apa-apa tumbuh sendiri tanpa belaian kasih sayang ibunya.
Termenung ku di sudut malam,
salahkah Aku cemburu pada yang memeluk ibunya setiap waktu?
salahkah Aku cemburu pada yang setiap detiknya bersenda gurau bersama?
Salahkah Aku cemburu pada yang memiliki sosok ibu?

Tuhan,
kutitip ibuku
dalam bait-bait doa
dalam setiap sujud
dalam hening malam
bahagiakan ibuku di taman surgaMu
mengalir air dan buah ranum tak terbilang
Aku berbicara pada dunia lewat daun sajak
separuh jiwaku telah hilang.
Semua tahu senyumku ini palsu palsu belaka.

Ibu,
Sampai jumpa di surga
Aku berjanji menjadi anak kebanggaanmu.
dukung Aku, jaga Aku dari Surga.

Duhai aura langit yang kupanggil ibu,
Jadilah pelindung di perjalanan hidupku.

Akan kubuktikan bakti padamu lewat doa
Walau dengan langkah kumpuh
Walau dalam sembilu bisu
Walau dalam buta arah.
Jiwa dan ragaku tanpamu penyemangat hatiku
Meski demikian, cintaku takkan ada habisnya untukmu.