Semilir angin berhembus diantara pasangan dua muda mudi di pinggir pantai itu. Warna oren keemasan menghiasi langit. Mereka saling menatap dalam diam. Sang perempuan menatap lembut netra sang lelaki, memancarkan sirat kepedihan.
"Maaf." Sang perempuan mengeluarkan satu patah kata yang memecahkan kesunyian diantara mereka.
"Ma-maaf untuk apa 'Ai-chan?" Sang lelaki terlihat gugup sesaat mendengar ucapan sang perempuan.
"Maaf, aku mau hubungan kita sampai disini saja 'Hide-kun." Perempuan bernama Ai itu menatap Hide dengan tatapan nanar.
"Ka-kamu pasti bercanda kan?! Undangan dan persiapan pernikahan kita lainnya sudah siap, waktu pernikahan kita pun tersisa 1 minggu lagi!"
"Aku serius, aku ingin menyudahi hubungan ini! Hubungan ini sudah 3 tahun berjalan, tapi kamu masih tetap saja begini! Aku capek dengan perlakuan mu yang selalu seperti itu! Aku muak selalu engkau duakan! " Ai melampiaskan segala unek unek yang sudah ia pendam selama ini, dia terlihat begitu tertekan.
"Maksudmu apa Ai-chan? Apa yang kamu maksud?
"Kamu itu egois! Nggak sekalipun terlintas di benakmu untuk prioritaskan aku! Di matamu hanya ibumu, ibumu, dan ibumu!"
"Ibuku itu yang melahirkan dan merawatku, bukankah wajar apabila aku kini membalasnya dengan mencurahkan padanya? Kenapa kamu cemburu dengan ibuku sendiri? Ayolah Ai-chan, percayalah padaku. " Hide menatap mata Ai dalam dalam berusaha meyakinkannya.
"Tapi kamu itu selalu saja mengabaikan ku dan selalu ibumu! Aku tuh pasanganmu, sedangkan ibumu hanya orang tua bodoh yang menghalangi hubungan kita!"
Secara reflek, tangan Hide bergerak menampar Ai. "Jaga mulutmu! Jangan pernah sekali sekali kamu sekali lagi mengulang melecehkan ibuku!" Hide akhirnya ikut meledak.
Mata Ai terbendung air mata. Sembari memegang pipinya memerah bekas tamparan, Ai semakin meledak. "Lihat?! Belum menikah saja kamu sudah berani melakukan kekerasan! Pokoknya aku mau kita putus!"
Hide berusaha memegang pipi Ai yang memerah itu, namun ditepis dengan kasar.
"Ai, a-a-aku tidak se-sengaja... Itu terjadi be-begitu saja. A-aku minta maaf. "Hide menatap nanar tangannya yang tadi menampar keras.
"Huh! Intinya aku ingin kita putus! Kukira kamu akan berubah apabila aku menerima lamaranmu, ternyata sama aja. Bye..." Ai segera meninggalkan Hide yang kini terduduk dibawah dengan mata kosong.
Hide merasa hidupnya hancur, cintanya pergi begitu saja setelah menjalin hubungan bertahun tahun. Hide merasa frustasi, musim panas yang seharusnya akan dipenuhi tawa canda bersama, kini malah dipenuhi kehampaan yang mendalam. Ia menjambak rambutnya sembari terus saja berteriak frustasi. Musim ini akan menjadi kenangan terburuk, menurutnya.
***
YO YO MINNA SAN, IM COME BACK!!!!! Tolong jangan bully saya karena saya bikin cerita baru, padahal cerita sebelumnya belum selesai, bahkan hiatus :v Tapi tenang aja, kali ini ceritanya bakalan serius kok ampe tamat :v Kenapa saya yakin? Karena kalau ini nggak bisa selesai, saya akan digantung sama admin FLC yang sangat baik hati//plak
Oke langsung saja daripada kita basa basi, LANGSUNG SAJA KITA KE CHAPTER ONE TEMAN TEMAN KU SAYANG :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Heart in Summer
Cerita PendekHampa.... Kata itulah yang kini menggambarkan hati Hideaki Saito. Hatinya hampa dikarenakan seseorang yang berharga baginya meninggalkannya begitu saja. Hideaki Saito, lelaki yang cukup baik namun tetap saja kebaikannya tidak bisa menjaga seseora...