Ch.2 Malam yang mengejutkan

7 3 0
                                    

Saat itu yayasan panti asuhan Hopeland mendapatkan anak baru bernama Ida, kami semua baru tau bahwa ada anak yang datang kesini dari umur tiga tahun. Ida pun mendekati ku dan dia sekarang menjadi temanku dan Winda dan Emin. Ida orang yang ramah dan baik, meskipun mukanya agak nyeremin. Tapi ternyata dia anak yang baik.

[ 4 Tahun Kemudian, tepatnya pada bulan februari ]

*PoV Rendo*

Di hutan dekat rumahku, aku berlari dengan cepat di hutan tersebut. Angin yang mendukung kecepatan lariku, mengitari ranting ranting, melewati semua rintangan alam yang menghadangku. Saat ini aku sedang dikejar oleh seorang monster, dia adalah monster yang galak. Monster itu sangat haus akan darah manusia. Para warga disekitar sudah hampir dia tangkap semua, kecuali Emin, mungkin Emin saat ini juga sedang bersembunyi dari sang monster itu. Aku menoleh kebelakang, apakah monster itu masih mengejar diriku. Namun yang kulihat monster itu masih mengejarku, dia sangat berusaha untuk mendapatkanku.

*PoV Winda*

Saat ini aku bersama anak anak lainnya berada di depan rumah.

"Yah aku hanya peringkat tiga... Lagian, ida larinya juga cepat.." Ucap Winda. Saat ini aku dan anak anak lainnya sedang bermain monster dan warga, permainan ini sering sekali kami mainkan dan saat ini monsternya adalah Ida.

"Yang tersisa adalah Emin dan Rendo, mereka berdua memanglah hebat. Yang satu hebat dalam strategi dan satunya hebat dalam fisik dan sihir." Ucap Rowdy salah satu anak berumur 6 tahun kepadaku.

*PoV Emin*

Saat ini aku berada di sebuah semak semak, bajuku sudah ku lapisi daun agar aku bisa beradaptasi dengan warna semak semak ini. Aku hanya bisa bersembunyi disana, dan tiba tiba aku mendengar sebuah langkah kaki. Sepertinya itu adalah Ida yang berlari mencari warga yang tersisa. Aku pun berpindah sedikit kesebelah kanan karena ingin lebih dekat dengan sumber suara. Tiba tiba aku melihat Rendo yang berlari sangat cepat, dia tidak kelihatan lelah sama sekali. Kemudian 5 detik kemudian muncullah ida, dia juga berlari sangat cepat, namun tiba tiba Ida terjatuh tidak sengaja. Aku pun keluar dari semak semak tersbeut.

"Ida.... Apa kau baik baik saja..?" Ucapku kepada Ida.

Ida tiba tiba berdiri, dan langsung memegang pundakku kemudian berkata "Kau tertangkap.."

"Eeeehhhh...." Ucapku yang terkejut dengan strategi dia.

"Kau terlalu Naif Emin.. Haha" Tawa Ida kepada Rendo.

"Baiklah, aku akan mengejar anak barbar itu dulu ya.." Ucap Ida kepadaku, kemudian dia langsung lari untuk mencari Rendo yang sudah jauh meninggalkannya.

*PoV Winda*

"Sekarang sudah pukul 2:57, waktu yang tersisa untuk Ida adalah tiga menit." Ucapku yang melihat jam yang ada di depan pintu rumah. Didepan, aku melihat Emin yang berjalan dengan tersenyum. Aku pun melambaikan tangan kepadanya.

"Berarti pahlawan terakhir kita adalah Rendo." Ucapku kepada Emin.

"Tentu saja, sepertinya sudah satu menit setelah Ida pergi mencari Rendo." Ucap Emin kepadaku. Kemudian, seorang anak berumur empat tahun mendatangiku. Dia adalah Roy, dia salah satu anak balita yang paling pintar dan bisa dibilang paling berbakat.

"Ka Winda, itu si Aliy mau kencing katanya.." Ucap Roy dengan suara imutnya kepadaku.

"Wah wah wah, baiklah kaka akan kesana.." Ucapku kepada Roy, kemudian aku pun pergi menuju Aliy seorang anak yang berumur 3 tahun.

*PoV Rendo*

"Sepertinya Ida sudah kelelahan, wahahaha..." Ucapku yang berhenti berlari untuk beristirahat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 25, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hopeworld LegendWhere stories live. Discover now