"Arman, Makan dulu! Mau kemana sih? Baru aja nyampe."
"Emm..Vita minta dijemput Bu. Nanti aku bisa makan bareng sama dia. Ibu tenang aja." ujar Arman dengan senyum terpaksa nya. Ia sudah siap untuk menjemput sang kekasih. Walaupun perutnya sudah lapar melilit tapi ia tahan demi pacarnya bernama Vita.
"Ya udah hati-hati dijalan!" Peringat ibunya Arman.
Wanita itu menatap sang anak dengan tatapan iba dan sedih. Karna cinta Arman rela menahan lapar demi kekasih nya. Bahkan ia rela melakukan apapun untuk kekasihnya itu.
"Iya bu!" Arman segera berangkat ke rumah salah satu teman Vita. Disana lah Vita minta dijemput.
ččččččč
Mobil Arman dengan rapi berhenti dihalaman sebuah rumah sederhana berlantai dua.
"Lama banget sih! Aku udah lama nungguin tau!" Baru saja tiba di depan pintu, Arman sudah disambut dengan omelan Vita.
"Aku tadi isi BBM dulu. Mana antri lagi, makanya lama. Lagian gak terlalu lama juga." Jelas Arman jujur dan membela dirinya.
"Gak lama apa?! 20 menit aku nungguin kamu."
"Cuma 20 menit Yang. Aku kadang nungguin kamu 2 jam lebih, biasa aja." Arman memelankan suara nya dibagian akhir kalimat.
"Maksud kamu, aku berlebihan gitu?" Vita bertanya ketus.
Lagi-lagi Vita bersikap seperti ini. Arman membuang napas nya lelah. Ia sudah menahan lapar untuk Vita, dan setelah sampai ia harus berdebat dulu dengan Vita.
"Bukan gitu--
"Yaudah aku gak akan minta kamu jemput aku lagi. Aku nyusahin kamu kan? Kamu bisa pulang, aku naik angkutan aja" Vita kembali masuk kedalam rumah teman nya tapi masih dapat dicegah oleh Arman.
"Bukan gitu maksud aku! Dengerin aku dulu sayang." Arman menarik sebelah tangan Vita namun langsung ditepis kasar oleh Vita.
Arman menahan kembali tubuh Vita, membalik tubuhnya hingga menghadap Arman, lalu memegang kedua belah bahunya. "Jangan gini Vita. Aku malu sama temen kamu, ini didepan rumah dia. Kita pulang sekarang. Oke?"
"Aku kan nyusahin kamu. Jadi gak usah anterin aku pulang."
Oh tuhan! Perut Arman semakin melilit.
"Maaf aku tadi lama jemput kamu." Ya Arman harus minta maaf, jika tidak Vita akan merajuk dan semakin membuat Arman pusing.
Vita diam dengan posisinya yang masih menghadap Arman.
"Maaf sayang. Lupakan aja apa yang aku bilang tadi, aku buat kamu nunggu lama dan aku minta maaf untuk itu." Arman mengalah lagi. Ia bahkan berbicara dengan nada memohon pada Vita.
Vita tetap diam tak menjawab.
Tiba-tiba ada suara teriak gadis lain dari dalam rumah. "Woi jangan berantem depan rumah gue!!" Amelya berteriak dari dalam rumah nya. Ia dari tadi bosan dengan percakapan pasangan yang berada didepan rumah nya.
Vita baru mau membalas teriakan dari teman nya itu, tapi Arman segera menarik nya pergi menuju mobilnya.
"Lepas! Lepasin Arman! Kalau bagi kamu aku ngerepotin gak usah antar jemput aku lagi!" Teriak Vita seraya berusaha melepaskan tarikan tangan Arman.
"Masuk" ujar Arman lemah. Ia sudah membuka pintu mobil untuk Vita.
"Gak mau!"
"Huft..." Arman membuang napas nya. Vita terdiam sesaat melihat wajah Arman yang terlihat pucat dan lesu.
"Aku gak pernah merasa direpotin sama kamu. Kamu minta antar jemput kemana pun aku gak keberatan. Aku gak pernah nganggep kamu berlebihan. Jadi sekarang jangan pikir gitu lagi." Arman berhenti sejenak mengambil napas, lalu melanjutkan. "Kalau aku telat jemput kamu atau kelamaan, itu karna aku pasti ada sesuatu yang tidak aku mau. Sekarang Maafin aku ya?"
Vita kembali terdiam, mempercayai ucapan Arman. Hatinya mulai terenyuh. Ia harus mengakui bahwa Arman tak pernah membohonginya.
Perlahan tangan kanan Vita terangkat mengelus wajah pucat Arman."Kamu udah makan siang?" Seketika Arman langsung tersenyum senang. Ia mengambil tangan Vita diwajahnya, lalu digenggam erat olehnya.
"Belum. Aku mau makan siang bareng kamu. Kamu mau kan?"
Vita tersenyum lalu mengangguk. Arman pun ikut tersenyum juga.
Tanpa mereka sadari, Amelia melihat adegan romantis berduanya dari balik jendela rumah dengan mencibir.
Vita masuk kedalam mobil. Disusul Arman yang berlari kecil mengelilingi mobil nya, masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi.
"Kamu mau makan apa?"
"Apa aja terserah, yang penting kamu juga makan." Arman tersenyum lagi mendengar jawaban Vita. Inilah yang membuat Arman tak ingin berpisah dengan Vita. Tak perlu dengan ucapan Sayang Vita sangat perhatian dengan Arman.
Arman juga tau tanpa Vita mengatakan, bahwa Vita sangat menyayanginya. Walaupun kadang Vita bersikap menyebalkan yang mampu menguras emosi Arman dan harus menurunkan Egonya. Bahkan Arman juga harus mengalah ratusan kali karna Vita.
Arman sangat mencintai Vita. Ia akan melakukan demi kekasihnya. Tapi apakah mereka berdua akan terus tetap bersama? Sedangkan sifat Vita yang dominan ke Egois dan keras kepala. Ditambah banyak saja yang tak suka dengan hubungan mereka. Iri, dengki, dan cemburu akan menjadi perusak hubungan mereka berdua.
Tenang saja, cinta mereka itu kuat. No! Bukan cinta mereka, tapi cuma cinta Arman pada Vita. Kenapa? Karena Vita tak pernah mengatakan Cinta pada Arman. So.. apakah Cinta Arman mampu mengalahkan semua yang akan merusak hubungan mereka??
ččččččč
Don't forget give me Vote and Comment.
_a_
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih adakah Cinta yang lain?
Teen Fiction"Adakah cinta yang lain?" -----«»------ "Aku gak mau kalau cuma dijadiin pelarian kamu dari Vita." Ujar Sindy menarik tangan nya yang tadi dipegang Arman. "Kamu bukan pelarian aku. Aku serius suka sama kamu sejak liat kamu waktu diparkiran. Aku suka...