seseorang yang menarik

28 1 0
                                    

Arman duduk di Kap mobilnya yang bewarna hitam sambil bermain Game yang ada di hp nya. Dari dulu hobinya tak pernah berubah. Selalu Game.

Satu notifikasi WhatsApp muncul.
Pacar tersayang❤
Kelas Aku udah selesai. Jemput aku.

"Udah dari tadi aku nunggu disini." Ujar Arman sendirian menatap gedung tinggi dihadapannya. Ia tak membalas pesan Vita, dan melanjutkan main Game.

Pacar tersayang❤
Kenapa gak dibalas? Awas kalau aku udah diparkiran kamu gak ada!😡

"Astafirullah ni orang." Dengan malas Arman mengetik rangkaian kata untuk membalas Chat Vita. Pacar tersayangnya itu.

čččččččččč

Vita keluar dari kelasnya dengan muka tak layak dilihat publik. Matanya fokus kelayar hp tak peduli dengan ramainya orang yang juga keluar dari tempat yang sama.

'Gak dibalas? Awas aja nanti!' Vita sudah menaruh dendam pada Arman yang tak membalas pesannya. Saking fokusnya pada Hp, Vita tak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf." Bukannya Vita yang seharusnya minta maaf, tapi laki-laki itu yang duluan meminta maaf.

"Hm" Vita menjawab singkat tanpa melihat orang itu. Dia bahkan ingin melanjutkan langkahnya lagi, tapi tangannya sebelah kiri yang ditahan. "Vita."

Mendengar namanya disebut, Vita melihat ke orang tersebut. "Oh Aldo. Apa?"

Laki-laki yang bernama Aldo itu melepaskan tangan Vita dan tersenyum ramah. Namun ditanggapi dengan wajah datar Vita yang tak layak konsumsi itu. "Mau diantar pulang sama aku?" Tanya Aldo berharap kata 'Iya' keluar dari mulut seorang Vita yang sudah lama menjadi pujaan hatinya.

Ting!
Vita melihat ke layar hpnya, balasan dari Arman muncul.

Anak itik🐥
Aku sudah nungguin kamu dari tadi, sayang. Dari sebelum bom atom dijatuhkan diHirosima dan Nagasaki. Cepetan kesini. Aku udah lumutan.

"Arman udah Jemput, lain kali aja Al" Ujar Vita santai tak memerhatikan wajah Aldo dan melangkah cepat menuju parkiran.

'Apa daya gw yang cuma dianggep temen pacar lo. Lo gak tau Vit, Cinta gw sama lo lebih besar kebanding cinta Arman.' Aldo hanya bisa memendam kalimat itu didalam hatinya. Matanya terus melihat punggung Vita yang semakin jauh. Dan ia pun berbalik arah berjalan menjauh dari arah Vita.

Vita membaca balasan Arman dengan dahi mengernyit. 'Dasar anak itik'

"Beb!" Vita memberhentikan langkahnya, memutar tubuh 90 derajat dan tampaklah sahabat tercintanya Amelya. "Bareng gw yuk! Udah lama kita gak balik bareng. Lo sih keseringan dijemput ama doi, gw yang jomblowati kan jadi merana."

"Apaan sih lu. Gak jelas banget." Ucap Vita kasar.

"Lagi PMS, mbak? Jutek amat." Sebagai sahabat dekat, Amelya bisa tau kalau Vita sedang PMS. Dilihat dari wajahnya yang tak layak dilihat orang banyak.

"Gw udah dijemput. Lo kan bisa bareng tu manusia temen lu." Kata Vita melihat ke gadis bergingsul yang diketahuinya tetangga Amel sekaligus teman Amelya.

Amel melihat Sindy yang diam dan menundukkan kepala. Kata-kata Vita sangat kasar dan Vita tak memperdulikan perasaan orang lain.

Anak itik 🐥
Cepetan tembem😗

Melihat pesan dari Arman lagi, Vita memutuskan meninggalkan Amel dam Sindy. "Gw duluan. Bye."

"Hmm ya ya. Moga langgeng ama pacar lu." Ujar Amel tak sesuai dengan isi hatinya. 'Moga cepet putus dan hubungan lo sama Arman hancur!'

"Aku boleh nebeng lagi nih?" Tanya Sindy memecah keheningan setelah mereka berdua ditinggalkan oleh Vita.

"Bayar!"

Sindy memanyunkan bibirnya mendengar jawaban Amel. "Aisshh sama temen sendiri kok gitu." Dan ia mengejar Amel yang sudah dulu meninggalkan nya.

Sesampai di Parkiran kampus, Vita langsung menuju mobil Arman yang terpakir dan Arman nya yang duduk di kap mobil dengan tangan yang lincah dilayar hpnya.

"Asik banget main hp nya, Mas. Mau jemput pacar atau numpang Wifi kampus?" Tanya Vita berdiri disamping Arman.

"Dua-duanya, mbak. Tapi lebih fokus ke yang terakhir."

"Ya udah kalau gitu aku bareng Amel aja. Lanjutin main hp numpang wifi kampusnya." Vita berbalik ingin meninggalkan Arman.

Dengan cepat Arman menarik tangan Vita dan berkata, "Eh jangan gitu dong. Aku cuma bercanda."

"Hmm cepat, aku mau langsung pulang. Badan aku sakit semua."

"Kamu sakit? Sakit apa Yang?" Tanya Arman.

"Sakit jiwa. Cepetan dikit bisa gak?"

"Orang cuma nanya sayang. Kamu sakit apa? Jangan dijawab yang aneh-aneh." Melihat wajah Vita yang sedikit pucat, membuat Arman khawatir.

Vita lelah. Ia bahkan malas mengeluarkan suaranya. "Sakit perut. Aku lagi datang bulan."

"Pantesan." Ujar Arman pelan. "Yaudah aku langsung anter pulang." Arman menggandeng tangan Vita menuju pintu mobil dan membukakan pintu untuk Vita.

"Woi!" Vita tak jadi masuk kedalam mobil Arman, ia menahan tangannya disisi pintu mobil dan melihat kearah siapa yang berteriak. Ternyata Amelya, cewek bar-bar itu.

Arman juga melihat Amelya, tapi ia lebih fokus kearah gadis berambut sebahu yang berada disebelah Amelya. Arman melihat Sindy tersenyum ramah kepada orang yang menegurnya. Arman terpesona dengan kepribadian dan wajah berseri Sindy. Cantik. Bahkan bisa dibilang cantik daripada Vita. Arman tak memikirkan Vita sama sekali. Ia hanya fokus melihat Sindy dan siapa sangka, Sindy bersemu ditatap oleh Arman sebegitunya. Jarak mereka hanya sekitar 8 meter.

Tanpa Arman sadari, Vita melihatnya bertatapan dengan Sindy. Cemburu? Jelas terlihat dari wajah pucat Vita. Vita tersenyum kecut. Berbanding terbalik dengan Amelya, orang yang juga melihat adegan Arman, Sindy, dan Vita. Amelya tersenyum penuh maksud. Matanya bergantian melirik orang bertiga itu. Dalam hati, ia menyusun rencana untuk menghancurkan satu hubungan diantara mereka bertiga.

"Ekhem!" Buyar semua. Arman langsung melihat Vita yang batuk dengan sengaja. "Jadi gak nih ngantar pulangnya? Atau mau tatap-tatapan lebih lama lagi?" Nada suara Vita ketus dan menyindir.

"Maaf, Yang. Aku antar kamu pulang sekarang." Ujar Arman gelagapan karna ketahuan saling tatap dengan cewek lain. Vita mendengus kesal, tangannya menepuk sisi pintu mobil Arman berulang kali.

Arman membukakan pintu mobilnya lebih lebar untuk Vita. Tak jera, Arman kembali melihat kearah Gadis disebelah Amel itu yang juga tengah menatapnya.

"Arman"

Braak!

"Akkhhh! Sakit!!" Vita mengaduh sakit. Tangannya terjepit dipintu mobil karna Arman menutupnya dengan keras tanpa melihat Vita yang sebenarnya belum masuk kedalam mobil.

"Vita!" Arman sangat terkejut dan segera mengusap telapak tangan kanan Vita yang terjepit. Ia kira Vita sudah masuk kedalam mobilnya. "Maaf, sayang. Aku bener-bener gak sengaja. Aku kira--"

"Vit! Mana tangan lo yang sakit? Sini gue liat!" Amelya mendorong tubuh Arman, hingga dirinya lah yang menggantikan posisi Arman tadi.

"Tanganku... Sakit.. Hiks.. hiks." Vita menangis dan merintih kesakitan sambil memegang tangan kanan nya yang terjepit itu.

čččččččč

-A-

Masih adakah Cinta yang lain?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang