第六個

62 12 5
                                    

BIZARRE.

warning, depiction of cruelty.

Kieun's point of view.

Aku tak tahu lagi apa yang harus kulakukan, otakku terasa seperti lapangan kosong, aku tak bisa berpikir apa. Hanya kosong dan kekosongan.

Tubuhku bergetar, dan kuku-ku tak henti tergiggit oleh diriku, darah yang tak ku sadar mulai mengalir. Tubuhku kaku dan dingin, aku takut.

Cahaya bulan tak tampak oleh diriku, hanya kegelapan, kegelapan, dan kegelapan. Dingin dan seram. Anginnya terasa seperti mencekik leherku, aku tak bisa bernafas.

"Keluarlah, mari kita bertemu sekali? Aku tak akan menyakitimu, ku hanya ingin bertemu..." Suara mahluk itu menyeramkan, bulu kudukku berdiri, dan air mataku mulai turun, menetes sudah beberapa kali dalam kurun waktu ini. 

Aku merasa begitu tak berdaya, lemah dan cenggeng. Tak ada yang bisa kulakukan, hanya menangis dan menangis, meminta tolong pada orang yang tak akan peduli. Karena hanya itu kegunaan manusia sepertiku, manusia lain, dan manusia sepertimu.

Suara tapak kaki di lorong belakangku mulai membesar, semakin besar suara langkah mahluk itu. Deru nafas yang begitu cepat sampai tidak normal mendekati pendengaranku. Nafasku tertahan, sekeras mungkin aku mencoba untuk tidak membuat suara sekecil apa pun.

Aku takut, takut, takut, takut, takut, TAKUT.

Langkahnya kian mendekat, mendekat dan mendekat. Suara kukunya menggores dinding menggema di lorong sempit ini. Tajam dan lancip, apakah kuku itu akan menggali dalam tubuhku? Tertanam dalam dan mencabik dagingku seperti sebuah kain kotor dan lesu. 

Mahluk itu akan mengambil daging tubuhku, melakukan apalah dengannya. Mungkin memakannya, menyimpannya, aku tidak tahu. Karena membayangkannya membuatku ingin teriak, pingsan, membunuh diri. Karena aku tidak ingin merasakannya, dibunuh oleh sebuah mahluk yang tak pernah aku ketahui ada eksistensinya.

srek, srek, srek.

tap, tap, tap.

Suara tapak kakinya kian mendekat, dan kukunya yang menggores dinding mendekati tempatku. Seperti besi tajam yang menggores dinding, aku ingin menutupi telingaku.

Apa aku biarkan diriku dibunuh saja? Aku tak akan mengingatnya, toh aku juga akan mati. Tak ada guna, biarkan saja. 

mati saja, tak apa-apa, kamu juga bukan manusia berguna. Ayo, kamu juga nanti akan mati juga.

Aku ingin membanting kepalaku ke dinding. Bisikan itu tak henti berbisik di kepalaku, berulang, mengulang, mengulang. Tak henti, hingga diriku hampir melakukannya. Kepalaku terasa akan pecah, pusing. Seperti dua sisiku berkonflik di dalam.

Kuku-ku yang semakin dicabik oleh gigiku tak henti berdarah. Menetes dari jari-jariku, namun aku tak menyadarinya.

AYO, MATI SAJA. TAK ADA GUNA KAMU HIDUP, KIEUN. KAMU TAK BERGUNA, HANYA SEBUAH TUBUH YANG ADA TAK SENGAJA DIHIDUPKAN OLEH TUHAN. AYO, MATI, MATI, MATI, MATI, MATIMATIMATIMATIMATI.

"TOLONG BERHENTI!" Aku teriak, melupakan tentang kondisi yang sekarang dirku dihadapkan, aku tak peduli. Aku hanya ingin suara itu hilang, berhenti membisik di benakku, membiarkan semua hening dan bisu.

BIZARRE.   hyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang