Awan

1 0 0
                                    

"Nyata nya dunia ini memang sangat kejam dan tak adil. Siapapun bisa menjadi korban dunia apabila mereka lengah"

Berpindah pindah dari satu kampung ke kampung lainnya merupakan hal yang biasa dilakukan dina dan ibunya.
Kali ini dia menyebrang ke tanah Jawa karena ibunda menikah kembali dengan pria asal boyollali.

"Bu, mau aku pijat ga? Ibu kelihatan lelah sekali" tanya dina sekilas melihat raut wajah yang makin tua dari ibundanya sangat lelah.

"Iya nak, besok selepas pagi. Ibu antar kamu daftar sekolah baru ya di Boyolali." Senyum Ibunda terlihat getir menahan tubuh yang semakin payah.

"Baik bu" Jawab Dina singkat

Pak Bimo adalah seorang pria paruh baya berbadan kurus, namun kekar. Berkulit hitam menandakan ia seorang pekerja keras.

Pak bimo bekerja sebagai buruh bangunan di sebuah proyek. Ia bertemu dengan Ibunda dina, ketika pak bimo bekerja di Sumatera mengerjakan proyek pembangunan jalan tol trans Sumatera.

Berpindah sekolah membuat dina memiliki teman-teman baru. Dan kembali beradaptasi dengan lingkungan dimana ia tinggal.

Ara, aisyah dan evi adalah ketiga teman baru yang langsung akrab dengan dina di sekolah barunya

Dina bersekolah di SMPN 11 Boyolali, dia berhasil diterima dengan akumulasi persamaan nilai dari sekolah lamanya.

***
Pada pagi itu di kelas 8.1 SMPN 11 Boyolali, kelas dimana dina, evi, ara dan aisyah belajar. Sedang ada pelajaran sejarah yang menceritakan tentang sejarah kelam G30SPKI. Sebhah tragedi kemanusiaan yang pernah menimpa Indonesia pada tahun 1965.
Pak Yosua atau biasa di panggil pak Yos menjelaskan dengan sangat rapih dan mudah dicerna oleh anak-anak usia SMP seperti dina dkk.

"jadi intinya gerakan G30SPKI ini di motori oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI, Dimana pemimpin nya adalah D.N Aidit dan Nyoto. Sekarang apa yang bisa kalian jadikan pelajaran dari sejarah G30SPKI ini?"
Pak yos bertanya kepada anak-anak setelah menjelaskan tentang sejarah G30SPKI

" Agar kita lebih mencintai idiologi pancasila dan bhinneka tunggal ika pak. Jangan mau di acak oleh komunis" Jawab Ervi dengan haru.

Satu hal yang masih menggelayuti pikiran dina. Ia juga pernah diceritakan sejarah pemberontakan G30SPKI oleh seseorang yang menyebut dirinya aktivis. Namun sangat berbeda versi dengan apa yang diceritakan oleh pak Yos.

Dina mencoba kembali mengingat, semakin ia mengingat semakin jelas perbedaan siapa yang benar dan salah. Pemerintah Indonesia atau PKI? lalu siapa yang sebenernya menjadi korban dan dalang di balik aksi semua ini.

Awan mendung menghiasi pikiran dina, sedemikian rupa hingga akhirnya menurunkan bebannya. Berupa air mata tipis yang membasahi kelopak matanya.
Dina adalah anak yang amat perasa, ia merasa mengalami situasi tersebut dan menjadi korban pembantaian.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secercah rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang