Disekolah
Nana itu perempuan tapi kelakuannya berbanding terbalik sama jenis kelaminnya, ga suka dandan, pake baju seadanya, suka lari-lari di koridor sekolah. Seperti sekarang ini sesosok perempuan yang terbilang tidak langsing (embem, endut) muka polos (ga pake make up ataupun bedak) lari-lari seperti di kejar setan. Mau ujian cuy takut telat.
"Na. Nana.Woi NANA DALEM" tuh kan setannya teriak manggil si Nana.
"Apaan sih keriting" Nana udah berhenti dan menoleh kebelakang melihat salah seorang temannya menghampirinya.
Nana itu kalo lagi ngomong sama ibunya sopan banget, kalo dengerin Nana lagi ngomong sama ibunya ibarat kita lagi baca buku pelajaran, bahasanya halus dan tertata. Tapi kalo udah nyampur sama temenya, bahasanya kacau balau suka campur aduk gak sopan dan gak tertata
"Kenceng banget cuy larinya kaya di kejar setan, ngos-ngosan akutuh ngejar kamu"
"Ya kamu itu setannya, pagi-pagi udah bikin orang kesel nama aku tuh NANA. NANA PERMANA bukan Nana dalem." Pagi-pagi suara melengking Nana udah keluar berhamburan memenuhi koridor sekolah. Walaupun berisik sebenarnya, tapi para penghuni sekolah sudah terbiasa melihat interaksi antara Nana dan si Keriting yang sudah dianggap pemandangan sehari-hari.
"Ehehe kan pengen bareng sih aku sama kamu, masa temen ga kompak." Si setan (eh?) nyengir sambil pegangin tangan Nana trus di ayun-ayun gitu, kaya anak teka. Sebenernya sih para penduduk sekolah heran, walaupun mereka bersahabat tapi si keriting ini tampan alias ganteng masa Nana ga ada naksir walau sedikit, malahan sering terlihat adu mulut.
"Ken, lepasin deh tangan kamu dari Nana, nanti takutnya dia ketularan gilanya kaya kamu." Kedua manusia yang lagi pengangan tangan kaya teletabis yang mau nyebrang jalan itu langsung mengarahkan pandangannya ke asal suara barusan. Jadi nama si setan (eh?) si lelaki keriting itu adalah KEN.
"Airin..penyelamatku tolong singkirkan manusia keriting ini dariku" Nana mulai deh dramanya, cocok kayanya kalo ikutan drama musikal di sekolah.
"Yuk Na, kita ke kelas jangan lama-lama di sini bentar lagi bell"
"Yuk ah Rin, kita tinggalin aja si keriting ini" Nana dan Airin melangkah meninggalkan Ken yang mulai cemberut dan langsung jongkok mepet kedinding kaya anak ayam yang kehilangan induknya. Mengabaikan siswa-siswi yang berlalu lalang sambil menatapnya iba. Pemandangan yang sudah biasa.
Sampai seorang siswi menghampiri dan ikut berjongkok didepannya."Ken-Ken kenapa jongkok disini?mukanya kenapa cemberut?" Si siswi ini bertanya dan wajahnya terlihat sedih melihat sahabatnya seperti anak terlantar.
"San-San" sahut ken "Masa aku di tinggalin sama Nana sama Airin juga aku kan sedih" kata Ken sambil monyong-monyongin bibirnya seraya memasang wajah super sedih.
(Dasar Sana anak polos mau aja di tipu si keriting)"Uh kasian,ya udah bareng Sana ajak yuk" Seraya menepuk-nepuk kepala Ken pelan. Ken mengangguk dan menggenggam tangan Sana seraya berdiri, mereka berjalan beriringan sambil berpegangan tangan menuju kelas Ken. Para penghuni sekolah yang melihatnya hanya menggelengkan kepala melihat tinggah laku kedua manusia beda kelamin yang berstatus sahabat itu, dari awal mereka menjadi sahabat sampai sekarang kelakuan kedua manusia itu memang terbilang aneh.
Sana dan Ken berjalan beriringan menuju kelas XI IPA, sebenernya sih Sana kelasnya beda sama si Ken. Tapi melihat sahabatnya terlihat sedih membuat dirinya iba dan berniat mengantarkan Ken kekelas dengan selamat. Si Ken itu pinter makanya ada di kelas IPA, bersama Nana, Airin, dan Chang(belum muncul)beda sama Sana yang katanya otaknya ga nyampe kalo masuk kelas IPA.
Dikelas Ken
"Nah udah sampe duduk yang bener di sini ya, Sana mau ke kelas dulu" ngomong sambil nepuk-nepuk kepala ken.
"Iya makasih ya San-San, San baik banget sama Ken" kata Ken sambil pegang tangan Sana.
"Ya udah Sana pergi ya, dadah Ken, dadah Nana, dadah Airin, dadah Chang juga" teriakan Sana kenceng banget bruh apalagi suaranya cempreng
"Sumpah bukan temen Nana" nutup muka pake buku.
"Mereka kapan warasnya sih"
Airin"Sudah biasa" Chang
Ini hari terakhir mereka ujian, ya ujian kenaikan kelas mereka berlima kelas XI. Berhubung mereka sudah selesai ujian, sebelum pulang mereka ngumpul dulu dikantin untuk mengisi perut yang udah keroncongan minta di isi. Ketika teman-temannya menikmati makanan mereka masing-masing Nana hanya mengaduk-aduk minumannya.
"Na, kok ga di minum malah di aduk-aduk aja?" Chang yang awalnya hanya memperhatikan akhirnya bertanya.
Pertannyaan Chang membuat para sahabatnya mangalihkan perhatian pada Nana, heran sih Nana kan paling doyan makan tapi kali ini ia hanya membiarkan makanannya mendingin dan hanya mengaduk minumannya.
"Eh, ehehe aku lagi mikir, nanti enaknya liburan kemana ya?" Bohong, tentu saja Nana berbohong tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya kepada para sahabatnya.
FLASBACK
Setelah berpamitan pada bundanya Nana pun pergi ke sekolah, ketika ia menutup pintu pagar rumahnya Nana merasakan sesuatu. Seolah-olah ia sedang di perhatikan iapun melihat sekelilingnya, tidak ada seorang pun kecuali dirinya. Sebenarnya bukan kali ini saja ia merasakan hal yang sama, sudah beberapa hari ini dirinya merasa ada seseorang yang mengikutinya. Saat pergi sekolah maupun pulang sekolah, bahkan saat ia bersama teman-temannya pun ia merasa ada seseorang yang memperhatikannya. Tapi ia tidak tau siapa dan apa tujuannya.
Saat ini Nana sedang dalam perjalanan pulang, ia memilih berjalan kaki ketimbang menggunakan bus itung-itung olah raga biar kurus (kata Nana pada saat Chang berniat mengantar ia pulang)
pada saat melewati gang sempit ia melihat ada sesuatu, lebih tepatnya seseorang. Berbaju serba hitam sedang membelakanginya, dasarnya Nana punya jiwa penasaran ia pun mendekati untuk melihat apa yang di lakukan orang tersebut, Di depan manusia berbaju serba hitam itu ada seseorang yang bisa di bilang babak belur dan wajah berlumuran darah Nana tidak mengenali orang tetsebut. Lalu tiba-tiba..
JLEBJLEB
JLEB
seseorang berbaju hitam itu berjongkok dan menusuk perut seseorang yang babak belur penuh luka tersebut hingga darah muncrat mengenai wajah dan pakaian lelaki itu. Nana tercekat, wajahnya pucat melihat kejadian itu. Ia ingin kabur tapi kakinya tidak bisa di gerakkan, peluh bercucuran di dahi dan tubuhnya. Ketakutan, itu lah yang ia rasakan sekarang ini.
Hingga lelaki berbaju hitam itu menyadari kehadiran Nana, ia sedikit terkejut ada yang melihat aksinya di gang sempit ini. Ia mendekati Nana yang wajahnya semakin pucat dan gemetaran, seluruh badanya lemas bagai tak bertulang.
Nana tidak kuat lagi berdiri ia jatuh duduk bersimpuh di tanah, menunggu apa yang akan terjadi pada dirinya.
"Ibu tolong Nana"
"T-tunggu apa yang kau lakukan?" Nana
"Apa? Tentu saja eksekusi, karna kau telah melihat aksiku."
"Eksekusi? Maksudmu membunuhku?"
"Bisa di katakan seperti itu"
Nana gemetar mendengar kata-kata itu, ia melihat mata lelaki itu. Mata yang tajam seperti akan menguliti seseorang, Ia panik melihat lelaki tersebut semakin mendekatinya, ia melihat pisau berlumuran darah di genggaman tangan si lelaki.
"TIDAAAK....siapapun tolong aku..."
BUGH
Oke sampe di sini dulu ya, apa yang akan terjadi pada Nana? akan ada di chap berikutnya. Dan siapa si lelaki ini?
Penasaran?
Sampai jumpa di chap berikutnya ya.karna chap berikutnya adalah pengenalan para tokoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?
Teen Fiction"T-tunggu, apa yang kau lakukan?" "Apa? Tentu saja eksekusi karna kau telah melihat aksiku" "Eksekusi? Maksudmu kau akan membunuhku?" "Ya, semacam itu" "TIDAAAK...siapapun tolong akuuu" BUGH