Nana POV
Apa yang akan kalian lakukan jika berada di posisiku?
Aku sangat yakin kalian akan lari terbirit-birit, akupun ingin melakukan hal itu. Tapi sayangnya kakiku tidak bisa digerakkan sama sekali, tubuhku bergetar, peluhku menetes, aku yakin wajahku sekarang terlihat sangat pucat. Apa yang Dia katakan tadi? Ingin melenyapkan ku? Dia akan membunuhku agar tidak ada saksi atas perbuatannya. Aku sangat menyesali sifat penasaranku yang tinggi, yang kata Ken sahabat keritingku Dia sangat tidak suka sifatku yang satu itu yang akan menghantarkanku pada masalah.Ya, di sini masalahku sekarang. Di hadapan seorang lelaki pembunuh yang ingin melenyapkan ku, bila yang sering kubaca di novel-novel si pembunuh berwajah tampan dan gagah. Dan terkadang tak jarang yang mengisahkan si pembunuh tampan berakhir jatuh cinta pada tokoh wanita yang cantik dan kisah mereka berakhir bahagia. Tapi pembunuh di hadapan ku ini aku tak tau dia tampan apa tidak sedangkan separuh wajahnya tertutup masker dan mungkin kisahku tidak berakhir bahagia tapi aku berakhir mati di tangannya. Ya ampun apa yang ku fikirkan, di saat seperti ini pikiranku malah melayang entah kemana sedangkan malaikan maut berdiri di hadapanku.
BUGH
Dia menerjangku, apa dia menikamku seperti yang dia lakukan pada lelaki yang sudah tidak bernyawa itu, tapi tunggu! Aku tidak merasa sakit sama sekali. Perlahan ku buka mataku, dia tepat berada di depanku, tidak, lebih tepatnya seperti memelukku dan dia tidak membunuhku.
"A-apa yang kau lakukan?"
"Kita pergi dari sini, ada yang datang"
"Tap-tapi..."
Dia menarik tangan ku, terpaksa aku ikut berlari apa bila tidak ingin terseret. Astaga! ada panah menancap di punggungnya, apa Dia melindungiku? Tapi Dia ingin membunuhku. Oh mungkin dia tidak ingin targetnya di habisi orang lain, anggap saja begitu.
"Kita hah mau kemana hah hah?"
"Bersembunyi"
"Tapi aku tidak hah kuat hah berlari lagihh"
"Jadi kau ingin aku menggendongmu? Aku tidak mau, ada panah menancap di punggungku" ya ampun lihat lah cara ia berbicara
"Aku tidak minta di gendong, setidaknya istirahat dulu" kesalku, kesal dong aku, maen tarik aja untung gak copot ini tangan
"Dan mereka akan menangkapku. Tidak, terimakasih"
"Astaga, kalau begitu tinggalkan saja aku dan kau berlari sendiri"
Aku tidak tau apa yang ada di pikiranlelaki menyebalkan di tambah menyeramkan ini
"Dan kau akan di bunuh oleh mereka? Ide bagus"
"Tapi aku sudah tidak kuat berlari lagi"
"Sepertinya kau harus mulai menurunkan berat badanmu"
Sialan, lelaki ini secara tidak langsung mengataiku gemuk ingin sekali aku menghajarnya. Aku tidak bisa mengimbangi larinya dia tinggi, otomatis langkah kakinya lebar tidak sepertiku mungkin bila aku ukur aku tepat berada di bawah ketiaknya dan itu membuatku kesal
"Tidak usah mengumpat, di depan ada mobilku kita pergi dari sini"
Seolah mengetahui apa yang ku pikirkan, dan yah ku lihat di depan kami ada sebuah mobil berwarna hitam yang tak ku tau jenisnya apa. Aku berlari ke pintu samping pengemudi, ku lihat Dia mematahkan anak panah itu dan langsung masuk menghidupkan mesin dan bergegas pergi dari tempat ini.
.
Kami memasuki daerah yang sepi. Ini tempat apa? Bangunan tua. Benar-benar sepi, mengapa Dia membawaku ketempat ini? Apa Dia ingin membunuhku di sini?
"Jangan berpikir yang aneh-aneh, aku membawamu kesini karena terpaksa" dia seolah tau apa yang ku pikirkan
"Hah? kau tidak takut aku membocorkan tempat ini pada polisi?"
"Memangnya kau bisa? Aku yakin kau tidak ingat jalan menuju kemari"
"Yah kau benar" jawabku lesu mengingat aku pasti tidak bisa berbuat apa-apa
"Turun, aku harus mencabut panah ini dan mengobatinya"
Kami memasuki bangunan tua tersebut, mungkin ini tempat tinggalnya di lihat dari barang-barang yang ada di dalam bangunan ini. Cukup luas jika tinggal sendirian di sini, tapi aku tidak akan melakukan itu bangunan ini sudah tua dan di sini benar-benar sepi. Ouh. Aku butuh toilet, di mana lelaki itu. Aku harus bertanya letak toilet pada siapa?
Baiklah aku akan mencari sendiri.Aku membuka salah satu pintu dan, benar ini adalah kamar mandi. Aku harus mencuci wajahku sepertinya saat ini sudah tetlihat sangat kotor, dan benar saja melihat pantulan wajahku di cermin menjelaskan segalanya. Ini sudah malam ibu pasti khawatir karena aku belum pulang, bagaimana ini! Dan paling terpenting aku sangat lapar.
"Eh? ada gambar kupu-kupu di dinding ini, cantik sekali"
Jemariku menyentuh gambar itu,tapi kenapa ini aneh bagian sayapnya terasa berbeda. Seperti tombol. Aku menekan tombol itu dah Oh..
"Ada ruangan lain di dalam kamar mandi, ini keren"
Kakiku melangkah memasuki ruangan itu. A-apa ini banya sekali senjata di sini, sebenarnya ini tempat apa? Pikiranku berkecamuk antara keluar dari sini atau tetap melihat-lihat. Banyak foto dan artikel yang menempel di dinding, seperti sebuah rencana dan target yang sering ku baca di novel-novelku. Ada satu foto yang menarik perhatianku, foto seorang lelaki memakai masker dan rambutnya keriting aku seperti mengenal sosok ini
"Lelaki ini seperti..."
"Seharusnya kau tidak sembarangan menjelajah rumahku gadis kecil"
Aku terkejut, dan langsung membalikan badanku. Dia berdiri di ambang pintu dan sorot matanya tajam, aku tidak bisa melihat ekspresi wajahnya karena dia masih memakai maskernya. Tapi entah mengapa aku berpikir saat ini wajahnya terasa menyeramkan.
"Ma-maafkan aku, aku.."
"Keluar" dingin. Kata-kata yang di ucapkannya terasa dingin.
Aku bergegas keluar menuju ruangan di mana saat pertama kali aku memasuki tempat ini. Aku ketakutan, benar-benar ketakutan. Apa Dia akan melakukan sesuatu yang buruk padaku? Dia di sana, beberapa meter berjarak di depanku,menatapku tajam.
"Dengar! Aku tidak suka bila ada orang yang berkeliaran di dalam rumahku dan tanpa seizinku, bila kau melakukannya lagi aku tidak segan-segan melenyapkanmu, kau mengerti?"
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud lancang, aku mengerti."
"Baiklah kali ini ku maafkan, dan itu ada makanan di dalam plastik di hadapanmu, makanlah kau pasti lapar jika sudah aman besok aku akan mengantarmu pulang"
"Kau tidak jadi membunhku kan?"
"Tidak, tidak ada gunanya lagipula kau tidak akan bisa melakukan apa-apa"
"Ya kau benar, tidak ada yang bisa ku lakukan"
"Makanlah, setelah itu kau tidur ini sudah malam"
Setelah dia pergi aku membuka bungkusan plastik itu dan melihat isinya, yah walaupun hanya roti tapi setidaknya bisa mengisi perutku yang kelaparan. Aku lelah dan mengantuk, ku baringkan tubuhku di sofa yang sedari tadi ku duduki. Rasanya kurang nyaman dan udara terasa dingin sekali, tapi tak masalah setidaknya besok aku akan pulang.
Nana POV end
Lama aku tidak muncul, selamat datang dan selamat membaca. Silahkan tinggalkan jejak anda dan tolong hargai karya saya
Terimakasih
💞💞💞💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?
Teen Fiction"T-tunggu, apa yang kau lakukan?" "Apa? Tentu saja eksekusi karna kau telah melihat aksiku" "Eksekusi? Maksudmu kau akan membunuhku?" "Ya, semacam itu" "TIDAAAK...siapapun tolong akuuu" BUGH