4

320 48 2
                                    

Mata Sehun menatap tajam ke arah sosok gadis yang berdiri tak jauh dari dirinya. Jantungnya pun berdegup dengan kencang saat gadis yang menghantui pikirannya itu berteriak memanggil lelaki yang ada dihadapannya. Jung Daniel yang merupakan salah satu peserta anggota wamil di tempatnya bertugas. Ada sedikit rasa tak suka saat Daniel berteriak nama Yerin dengan semangat.

"Kamu kenal dengannya?"

"Saya kenal, Jenderal"

"Siapa?"

"Jung Yerin, adik saya"

"Adik kandung?"

"Apa kami tidak mirip sehingga Jenderal meragukan persaudaraan kami?"

Sehun menghela nafas lega setelah mendengar penuturan dari Daniel dan rasa cemburu terhadap Daniel langsung hilang. Yerin pun menghampiri kedua lelaki yang asyik bercengkerama itu.

"Abang!"

"Adek kok baru sekarang kunjungi abang? Minggu kemarin kemana?" tanya Daniel sambil mengusap pipi chubby Yerin.

"Makanan yang adek masak buat abang jatuh, jadi adek nggak jadi kunjungi abang" kata Yerin sambil melirik Sehun.

"Kok bisa?"

"Adek ditabrak sama orang yang nggak bertanggung jawab"

Sehun yang langsung mengerti arah pembicaraan antar abang adik itu langsung menoleh ke arah Yerin.

"Siapa yang nabrak? Adek nggak terluka kan? Wah, kurang ajar yang nabrak adek. Kalo abang disitu, udah abang hajar sampai babak belur itu orang"

Yerin tertawa pelan ketika mendengar perkataan Daniel dan Sehun yang menatap dingin ke arah Daniel.

"Nggak kok, adek nggak terluka"

"Ehem!"

Daniel dan Yerin menoleh ke arah Sehun yang sedang menginterupsi pembicaraan mereka.

"Saya rasa kalian bisa melanjutkan pembicaraan kalian di lobby sebelah sana. Oh iya, buat anda adiknya Daniel, waktu berkunjung hanya sejam saja. Kalo begitu saya pamit"

Sehun pun meninggalkan Daniel dan Yerin yang masih betah berdiri di lapangan.

"Abang kenal samanya, kok bisa kalian ngobrol bareng?"

"Tentu saja abang kenal, itu adalah Jenderal Oh Sehun"

"Apa?" teriak Yerin dengan kencang sampai membuat Daniel langsung menutup mulut Yerin dengan tangannya.

"Apa-apa'an sih dek sampai teriak gitu?"

"A.. Abang nggak bohong sama adek?"

"Emangnya adek nggak lihat tanda lencana di baju Jenderal Sehun?"

Yerin menggelengkan kepalanya dengan sikap polosnya. Daniel pun menepuk jidatnya.

"Apa dia sudah menikah?"

"Kalo udah kenapa, kalo belum kenapa juga?" tanya Daniel curiga.

"Kelihatannya Sehun itu-"

"Jenderal Sehun! Jangan sembarangan sebut nama orang"

"Lah, memangnya kenapa kalo adek sebut namanya aja? Kan nggak masalah. Lagian adek nggak akrab samanya jadi terserah adek dong mau panggil dia apa"

"Ish, abang beritahu adek ya. Ini wilayah angkatan darat jadi adek harus ngomong yang sopan. Adek termasuk warga negara jadi harus dipatuhi"

"Bodo! Ini makanannya abang makan, adek mau pulang"

"Loh, baru sampai kok mau pulang aja?"

"Malas ngomong sama abang. Badmood!" sungut Yerin sambil memasang wajah masamnya.

Akhirnya Yerin pun pergi meninggalkan Daniel yang masih menatap adiknya dengan tatapan bingung. Sebenarnya ada apa dengan sang adik, pikirnya.













•••













Kerumunan para wartawan menghiasi pintu masuk gedung BigHit. Mulai dari kamerawan sampai reporter di berbagai bidang rusuh saat melihat sebuah mobil berhenti di depan pintu. Pintu mobil tersebut terbuka dan muncul sosok gadis cantik yang memakai dress pink berjalan menuju pintu masuk BigHit tanpa lupa dijaga oleh para pengawal, mengantisipasi para wartawan yang membahayakan sang aktris.

"Apakah benar mengenai kabar bahwa anda sedang berkencan dengan Kim Seokjin? Tolong beritahu kami nona Shuhua"

"Sejak kapan kalian berhubungan nona? Apakah sebelum tayang perdana film yang kalian peranin?"

"Bagaimana dengan para fans Kim Seokjin, nona Shuhua? Bukankah para haters anda bertambah setiap tahunnya?"

Langkah kaki gadis itu terhenti saat mendengar pertanyaan terakhir yang dilayangkan kepadanya. Tubuh mungil itu berbalik dan langsung menatap tajam kepada reporter yang memojokkannya dengan pertanyaan itu.

"Kenapa kalau saya berkencan dengan Kim Seokjin? Itu tidak merugikan saya dan Seokjin. Kami saling mencintai. Dan untuk para fans Seokjin yang membenci hubungan kami, tolong restui kami. Itu saja"

Gadis itu pun langsung berjalan dengan cepat masuk ke gedung BigHit. Dirinya muak mendengar semua ocehan yang ditanyakan oleh para reporter itu. Sesampainya di ruang ganti, diletakkannya tubuhnya diatas sofa.

"Sial! Kalo bukan karena image, gue bakal cakar wajah wartawan itu semua!"

"Santai dong, jangan marah mulu"

"Gimana gue nggak marah Nay, lo lihat pertanyaan reporter bangke tadi, bikin gue muntah"

"Ingat Shuhua, demi ketenaran lo harus jaga diri"

"Persetan dengan Seokjin! Tiba saatnya gue terkenal dan Seokjin jatuh, gue bakal habisi seluruh fansnya. Tunggu aja!"

"Gitu dong, ini baru anak didik gue" puji Nayeon sambil mengelus rambut Shuhua.


























~

Hocus FocusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang