Chapter II: Siapakah Aku?

24 1 0
                                    

Chapter sebelumnya...

"Ada yang salah dengan wajahmu, Edgeworth."

"Yang benar?"

"Iya... sini, kutunjukin."

"Kaca..? Tunggu."

"Aku..."

"Aku cewek?!?!?!!?"

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 

[Hari 1, Kamar Kantor, 6 AM]

"Mnnggghh..."

Edgeworth menarik tubuhnya sambil beranjak dari tempat tidur. Piyama yang dibelikan Wright untuknya sangat nyaman, tapi dia sudah terbiasa bangun tepat waktu. Untung saja ada kamar mandi di dekat pintu keluar kamar, jadi dia bisa langsung membasuh dirinya setelah bangun tidur. Kamar ini kecil, tapi cukup untuk istirahat kalau misalnya pekerja di sini lembur kerja dan malas pulang... seperti Wright.

Setelah siap membersihkan diri dan berpakaian, Edgeworth keluar dari kamar dan menemukan Wright tertidur di sofa. Wright sengaja tidur di kantor agar Edgeworth tidak kesusahan meraihnya.

"Hei, bangun..."

"... Mngh.. sebentar lagi..."

Edgeworth memberi Wright tatapan dingin. Anehnya, setelah menerima tatapan itu (walau sedang tutup mata), Wright langsung membuka matanya dan duduk.

"Maaf. Aku... *nguap* lupa..."

Setelah membangunkan diri dari tidur, Wright dan Edgeworth pun mulai berdiskusi tentang situasi gawat ini. Pertama...

".. kita harus urus pekerjaanmu dulu."

"Yah, itulah, aku tidak tahu mau jadi apa. Aku lebih baik memiliki pekerjaan yang berada di bidang hukum..."

"Hmm... sebenarnya, aku sudah memikirkannya semalam."
"(Dan aku bergadang untuk itu, jadi berbahagialah.)"

"Benarkah? Apa?"

"Bagaimana kalau kau jadi sekretarisku? Dengan begitu, kau bisa tetap di kantor ini, dan tidak susah meraihmu. Lagipula, kalau ada kasus, kau bisa ikut denganku sebagai asisten."

Edgeworth terdiam. Dia sudah terbiasa menjadi pemimpin dan bos yang bisa mengatur segalanya, tapi...

"Maaf kalau itu terdengar rendah, aku.."

"Tidak, itu pendapat yang bagus. Aku memang tak punya pilihan lain... baiklah, aku akan menjadi sekretarismu. Sekarang, masalah kedua..."

Wright diam sambil menunggu perkataan Edgeworth. Dia sudah menebak apa yang akan dikatakan Edgeworth, tapi dia tetap diam untuk menghargainya.

"... aku perlu nama."

Ini penyebab Wright bergadang. Dia tahu nama 'Edgeworth' sangat terkenal, dan tubuh Edgeworth yang seperti ini akan membawa bencana pada dunia yang mengenalnya. Dia berpikir semalaman untuk mencari nama yang cocok untuk Edgeworth yang baru.

"Nah itu dia :v" celetuk Wright.

"Bagaimana, Wright, kau punya ide?"

"Kau sendiri? Ada ide?"

Edgeworth menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, bagaimana kalau.... 'Claire'?"

"Tidak. Entah mengapa aku tidak mau dipanggil Claire. Dia sepertinya seseorang yang terlalu spesial, dan aku tidak mau membuat bingung."

Turnabout ReasonsWhere stories live. Discover now