tuu

20 1 6
                                    

jika kau memintaku untuk meninggalkanmu,maaf  aku tak bisa melakukannya.
*

     Daniel memberhentikan motornya di parkiran yang berada di samping pusat taman kota tersebut.

Daniel pun melepaskan helmnya dan turun dari motornya,ia berniat untuk melepaskan helm yang di pakai oleh Nayla,tetapi Nayla menahannya dan memasang wajah bingung dan terkejut "Niel,kenapa kamu bawa aku ke taman?ayo pulang" rengek Nayla.

"bukannya ini yang kamu inginkan?" tanya Daniel sambil memiringkan kepalanya dan tersenyum tipis seolah tak ada beban untuk mengantar dan menemani Nayla di taman ini.

ada apa dengan tatapan mu itu Danieeel!!bukannya kamu tau apa yang terjadi jika kamu mengantarkanku kesini!!. jerit Nayla di dalam batin.

"ayo pulang,nanti aku di marahin papa" kata Nayla.

walaupun sebenarnya sebaliknya.

"hm yaudah ayo pulang"  Daniel pun memakai helmnya lagi dan menaiki motornya.

Di perjalanan,terlihat banyak kendaraan yang berbaris menghalangi jalan,"lah?kok macet?tumben" terang Nayla.
"mungkin ada sesuatu yang terjadi di depan" kata Daniel setengah berteriak,karena bisingnya jalanan.tapi tak di hiraukan Nayla karena ia berniat mencari pengendara lain untuk di tanyai.

"ehm..permisi pak,apa bapak tau apa penyebab terjadinya kemacetan ini?" tanya Nayla dengan nada formal.
pengendara motor itu yang adalah seorang lelaki berusia sekitar 50 an pun menengok ke arah Nayla "oh iya nona,yang saya dengar,telah terjadi kecelakaan yang membuat macet" kata si pengendara motor tersebut "terimakasih pak".

"katanya ada kecelakaan" kata Nayla ke Daniel,berniat memberitau. Daniel pun mengangguk tanda mengerti.

#

    Mereka berdua sampai di depan rumah Nayla.
melewati macet yang begitu panjang membuat mereka berdua merasa lelah. tapi bukan itu yang dipikirkan Nayla saat ini.

"em..Niel,kamu langsung kebelakang aja,kamu pasti capek" kata Nayla ber alibi.

Daniel yang mendengar kalimat Nayla tersenyum tipis dan mengelus kepala Nayla dengan lembut "aku akan bertanggung jawab" kata Daniel.

"t-tidak perlu,ini bukan salahmu,kamu langsung ke belakang aja sama bibi" Nayla memohon,membuat Daniel tak tega melihat manik mata biru tua yang biasanya terlihat terang kini sayu,tapi ia lebih tak tega jika ia meninggalkan Nayla sendiri dalam masalah ini.

"kenapa kamu gugup Nay?tak akan terjadi apa apa" kata Daniel lembut tetap dengan mengelus rambut Nayla.cara yang selalu ia lakukan untuk menenangkannya dari kecil.

"NAYLA!!" teriak seseorang yang keluar dari pintu rumah Nayla. terlihat seorang lelaki tegap dengan rambut yang sudah beruban menandakan sudah tua nya usia tapi masih terlihat tampan dan tegas. Pradita Angger Giovanno pemilik saham terbesar di Jakarta,sikapnya yang tegas,teliti dan cekatan membuat usahanya melejit dan banyak di kenal orang.

"kenapa baru pulang?!ha?!" kata pradita marah,dan menghampiri Nayla dan Daniel sambil bersedekap dengan raut wajah dingin. "oh?kau lagi,sekarang apa yang telah kau lakukan dengan anakku?membawanya kemana?hm?" terdengar lembut tetapi ada makna tersirat dari maksud nada tersebut.
"maaf tuan,saya hanya mengantarkannya ke pusat tam-"
PLAK

wajah Daniel yang semula menunduk kini menengok ke kanan dan meringis.

"papa!apa yang papa lakukan?!ini bukan salah Daniel!" teriak Nayla dengan mata yang berkaca kaca.

Love In HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang