terkadang,melakukan hal yang menyakitkan itu memang sepantasnya.
*
Daniel menatap nanar handphonenya yang telah berwarna hitam di bagian
layarnya. Beberapa detik yang lalu,Nayla menelponnya,dan sebelum memutuskan sambungan,sepertinya nyonya Vanessa datang.maafkan aku Nay..
Daniel memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya dengan berat.Bukan lelah,bukan mengeluh,bukan kesal yang ia rasakan.Tetapi rasa bersalah yang selalu menghujam hatinya ketika bola mata manik biru tua itu tenggelam dengan air mata.
Jika saja,ada alasan lain kenapa air mata itu keluar,mungkin rasanya tak sesakit ini.Tapi,ialah alasan air mata itu keluar.Daniel pun mengacak acak rambutnya dengan kasar,membuat rambutnya yang berwarna sedikit kecoklatan menjadi tak karuan. "Lebih baik gue mandi" gumam Daniel.
#
Pukul 19.05
"dimana Nayla ma?" tanya Pradita.Kini,mereka sedang makan malam.Tapi,Nayla tak terlihat,membuat Pradita bingung."Ia masih di kamarnya" kata Vanessa lembut.
"apa dia tak tau jika ini waktunya makan malam?" tanya Pradita yang mulai tersulut emosi. "Pa..,sudahlah..apa kau tak sadar,jika kau telah menyakiti hatinya untuk kesekian kalinya?" tanya Vanessa sambil menaruh piring yang sudah ia isi nasi di hadapan suaminya.
"cih!karena bocah sialan itu lagi?" kata Pradita dingin.
"Pa..sud-" sebelum Vanessa menenangkan suaminya,Pradita sudah meneriaki bi Jean "bi Jean!" teriak Pradita. Bi Jean yang sedang berada di dapur,berniat menyiapkan makanan untuk Daniel,sontak terkejut dan lari tergopoh gopoh menghampiri tuannya yang sepertinya terdengar sedang marah. Apa ia memiliki kesalahan?"A-ada apa tuan?" tanya bi Jean gugup.Sungguh ia takut sekarang menghadapi tuannya.
"Dimana anak sialan itu?"anak sialan?siapa?apakah Daniel?
"apakah kau di ajarkan untuk tidak menjawab sebuah pertanyaan,padahal kau tau jawabannya?" tanya Pradita dingin.Bi Jean terkesiap "a-ada tuan" kata bi Jean sambil menunduk.
"Panggil dia kemari!cepat!" perintah Pradita."B-baik tuan"
Bi Jean pun segera berlari ke rumahnya yang berada di halaman belakang rumah majikannya.
apalagi yang akan terjadi denganmu Daniel..
Bi Jean pun membuka pintu rumahnya dengan kasar,membuat Daniel yang sedang meminum secangkir teh di sofa ruang tamu menoleh "ada apa bi?kenapa wajah bibi begitu ketakutan?" tanya Daniel.
Bi Jean pun menghampiri Daniel lalu memeluknya.
Walaupun sebenarnya bingung,tetapi Daniel mengelus punggung bi Jean yang bergetar."Dan-Daniel,cepat kau pergi dari sini,terserah kau pergi kemana tapi cepat" kata bi Jean dengan terisak isak,setelah melepaskan pelukannya dengan Daniel.
"Hey bi..ada apa?kenapa bibi menangis?dan..kenapa bibi terlihat ketakutan?apa tuan memarahi bibi?" tanya Daniel lembut sambil menghapus air mata wanita yang berada di hadapannya.
Bi Jean pun menutup mata,betapa baiknya anak muda ini,tapi kenapa hidupnya tak diperlakukan sebaik perilakunya.
"Cep-" tiba tiba pintu yang semula tertutup-walaupun tak sempurna,kini di buka dengan kasar.
BRAK
Terlihat dua pengawal milik Pradita memasuki rumah tersebut.Tanpa babibu mereka berdua menarik Daniel dan membawanya keluar.Bukannya Danil melawan tapi ia hanya diam saja dan menurut.
aku sekarang mengerti,kenapa bi Jean ketakutan seperti tadi,dan menyuruhku untuk pergi
"T-tidak!jangan..kumohon.." teriak bi Jean,mengejar dua pengawal yang membawa Daniel.
"berhenti" kata Daniel sambil memberhentikan langkahnya,membuat dua pengawal tersebut menoleh dan menghentikan langkahnya.
Daniel pun berbalik dan menghadap bi Jean.
"Bi,jangan menangis..ku mohon,aku tak apa.Mungkin tuan Pradita memintaku menemuinya karena dia akan memberikan hadiah?ya kan?" kata Daniel yang di selingi dengan tawanya yang renyah.Bi Jean menggeleng perlahan,ia menangis.Betapa sakit rasanya melihat anak asuhnya masih bisa berniat menghiburnya seperti itu.
Tapi niatan itu malah menjadikan dada ini semakin sesak."Ayo!" bentak pengawal itu,ia pun menyeret Daniel masuk ke dalam rumah Pradita.
Menyisakan bi Jean yang menangis terisak isak.~Flasback on
Jean membuka pintu.Ia terkejut dengan adanya seorang anak lelaki yang berada di antara tuan dan nyonyanya.Anak itu basah kuyup,kotor dan sepertinya tak terurus.Matanya yang sipit dengan bola mata berwarna coklat tua,memberi kesan yang imut.Tatapannya kosong.Ingin rasanya ia bertanya siapa anak itu,tetapi ia tak memiliki cukup keberanian hanya untuk sekedar bertanya.
"mari tuan,nyonya" kata Jean.
Pradita dan Vanessa masuk,dengan Vanessa yang membalas ucapan Jean dengan seulas senyuman.
"apa Nayla sudah tidur?" tanya Vanessa lembut.
"sudah nyonya,non Nayla sudah tidur belum lama ini" kata Jean,ia menatap anak lelaki yang tengah di gandeng oleh Vanessa.
dia lucu sekali.batin Jean.
"em..bi,tolong mandikan Daniel dengan air hangat,lalu siapkan makanan untuknya.Setelah itu,bawa Daniel ke kamar yang kosong" kata Vanessa lembut sambil memberikan tangan Daniel yang ia pegang ke Jean.
"Sayang..kamu sama bibi Jean ya..kamu mandi,makan trus tidur,okay?" kata Vanessa lembut sambil mengusap kepala Daniel.
Daniel hanya mengangguk."ayo nak,ikut bibi" Jean pun menggandeng Daniel dan membawanya ke kamar kosong dan memandikannya.
#
Jean pun keluar dari kamar dan berniat untuk ke dapur,mengambil makanan untuk anak itu.
"Tidak,aku tak setuju!" Jean mendengar suara Pradita yang sepertinya tengah marah.Ia pun berhenti,dan mendengarkan pembicaraan dari tuan dan nyonya nya.
"Tapi pa..kasian dia,masih kecil" kata Vanessa lembut,dari nadanya sepertinya ia berniat membujuk suaminya."Cih!apa urusannya denganku?" kata Pradita dingin,beranjak dari tempat duduknya.
"Pa,mama mohon.." Vanessa masih bersikeras membujuk suaminya,"kita bisa menitipkannya di panti asuhan" setelah mengatakan itu,Pradita pun berjalan melewati Vanessa tanpa melirik sedikitpun."Baiklah,bukan kita yang mengurusnya.." Pradita pun berhenti berjalan "..tapi bi Jean".
~Flashback off
Ya,ia sudah berjanji kepada nyonya untuk menjaga Daniel,ia harus ke dalam.Walaupun tak seharusnya ia berada disitu.
Bi Jean pun berlari ke dalam rumah itu,apapun yang terjadi,ia harus berada di samping Daniel.Walaupun ia tau,ia tak bisa merubah apapun yang terjadi nanti.
NEXT>>>>>>>>👍
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Hate
Romance"gw benci sama dia" -Nayla Melodysye Pradita "apapun yang terjadi,yang dirasakan,yang terlihat tak akan merubah apapun dariku.termasuk perasaanku terhadapmu" -Daniel Angelo Mahendra