Lima tahun Yoongi menyakiti dirinya karena merasa bersalah kepada adiknya. Sayangnya, adiknya telah tiada.
Bagaimana Yoongi harus menyampaikan maafnya kepada sang adik?
#23062307-19
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . .
Ingatan Yoongi kembali ke hari terakhir dirinya melihat Jungkook. Yoongi benar-benar tak menduga hari itu akan menjadi hari terakhirnya melihat Jungkook. Parahnya, raut kekecewaan adalah kesan terakhir yang didapatnya dari Jungkook.
"Hyung, eodigaseoyo?" tanya Jungkook kala itu sembari menatap Yoongi heran. Jungkook sudah siap dengan tas sekolah yang tergantung di punggungnya, berdiri menanti kehadiran Yoongi untuk mengantarnya ke sekolah.
Namun, yang ditunggu Jungkook justru tengah memasukkan pakaiannya ke dalam sebuah koper besar dengan terburu.
"Aku akan pergi ke Jepang selama seminggu. Pesawatku akan take out setengah jam lagi–"
"Jigeumeunyeo?"
Yoongi menutup lemarinya, menarik kopernya ke arah pintu keluar apartemennya, lalu berjalan mendekati Jungkook.
"Aku hanya pergi sebentar–"
"Tapi, hyung! Bagaimana dengan janjimu? Kau sudah berjanji akan mengantarku ke sekolah!"
Yoongi mengernyit sekilas mencoba mengingat janjinya yang disebut Jungkook.
"Maafkan aku, aku akan mengantarmu setelah aku pulang dari Jepang nanti. Tak apakan?"
"Kemarin-kemarin kau juga berkata begitu, hyung! Dan kau sama sekali tak menepati janjimu!"
Yoongi menghembuskan napasnya berat ketika nada bicara Jungkook mulai meninggi.
"Tak bisakah kau mengantarku kali ini, hyung?! hanya untuk kali ini?"
"Aku benar-benar harus pergi sekarang. Salah satu studio rekaman di Jepang melirik laguku dan bisa saja aku diterima bekerja di sana. Kau tau ini mimpikukan? Aku benar-benar harus pergi sekarang, Jungkook-ah!"
Yoongi melangkah keluar dari apartemennya dan masih sempat mendengar gumaman tajam yang Jungkook lontarkan untuk dirinya.
"Terus saja pentingkan mimpimu, hyung! Kau hanya mengurusi mimpimu itu!"
"Aku begini juga untuk menghidupimu!" balas Yoongi tak kalah tajam sebelum benar-benar meninggalkan Jungkook sendiri lagi.
"Terserah! Aku membencimu, hyung!"
Aku membencimu, hyung.
Membencimu, hyung.
Kalimat itu menjadi kalimat terkutuk bagi Jeon Yoongi.
...
Yoongi tersenyum senang, menatap langit Jepang di atasnya. Perasaannya benar-benar sangat baik kecuali pertengkarannya dengan Jungkook pagi tadi.
Yoongi hanya bisa menghela napas, merasa tak mengerti mengapa Jungkook menjadi semarah itu pagi tadi. Tak seperti biasanya yang langsung mengerti kepergiannya, pagi tadi Jungkook benar-benar berusaha menahannya pergi.