Lima tahun Yoongi menyakiti dirinya karena merasa bersalah kepada adiknya. Sayangnya, adiknya telah tiada.
Bagaimana Yoongi harus menyampaikan maafnya kepada sang adik?
#23062307-19
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Yoongi kembali menatap hamparan laut yang sama. Hamparan laut yang persis dengan mimpinya kemarin.
Mungkinkah kali ini yang dilihatnya mimpi juga?
Tapi mengapa semua ini terasa begitu nyata?
Suara deburan ombak laut dihadapannya, angin yang berhembus lembut membelai surai rambutnya, dan yang paling ia ingat, tekanan pasir di telapak kakinya.
Ini semua hanyalah mimpinya?
“Hyung!”
Yoongi berbalik lagi, rasanya aneh. Seperti deja vu di alam mimpi. Pemuda pucat itu kembali mendapati seseorang di balik punggungnya.
Seseorang itu berdiri di atas hamparan pasir yang sama dengannya. Berdiri dengan tegap, menghadap ke arahnya. Seseorang itu adalah Jeon Jungkook.
Yoongi terpana, menatap adiknya lekat yang berdiri beberapa langkah dari tempatnya sekarang. Jungkook tampak sehat, tinggi tubuhnya sudah melampaui Yoongi ternyata. Bahunya lebih lebar dan rambutnya sedikit lebih panjang. Namun, binar mata Jungkook masih sama.
“Jeon Jungkook,” panggil Yoongi lirih. Jungkook tak bergeming.
Namun, Jungkook masih tak beranjak. Bahkan menatap Yoongipun tidak. Adiknya tak bisa mendengar panggilannya.
Yoongi tersadar Jungkook sama sekali tak menatap dirinya. Tatapan pemuda bergigi kelinci itu melayang jauh ke arah satu fokus di belakang Yoongi. Jungkook seolah tak bisa melihat dirinya, atau mungkin dirinyalah yang tak tampak.
“Jimin Hyung!”
Jungkook memekik, menatap penuh binar ke arah seseorang di belakang Yoongi.
“Jimin?”
Yoongi berbalik mengikuti tatapan Jungkook. Namun, mendadak langit menghitam. Semuanya mengabur. Sosok Jungkook yang semula di hadapannya lenyap tak berbekas. Begitupun dengan Jimin.
Yoongi menghela napas mengingat ia tak sempat melihat sosok Jimin.
“Dimana ini?”
Yoongi berada di suatu ruangan hitam sekarang. Berbagai gambaran hidupnya mendadak muncul secara acak dan berakhir dengan lirihan Jungkook.
