3. Keluarga

28 6 0
                                    

Zeka telah tiba di depan gerbang rumahnya, Langsung saja Zeka masuk dan memarkirkan motor sport merahnya di garasi rumahnya, Zeka langsung masuk kerumah dan bergegas masuk kamar untuk merebahkan badannya diatas kasur. Namun, sebelum dia memasuki kamar terdengar suara yang memanggil namanya.

"Zeka, Besok kamu harus ikut papah untuk pergi ke puncak, menghadiri pernikahan papah dan kamu akan memiliki ibu baru" Sahut laki laki dan itu adalah papahnya Zeka.

Zeka pun hanya diam dan terkesan tidak menggubris perkataan papahnya tersebut.

"Zeka kamu dengar tidak?! Papah berbicara dengan kamu, kenapa kamu diam saja?!" Bentak papah Zeka yang merasa kesal karena omongannya tidak di gubris.

Zeka pun merasa kesal dan akhirnya menjawab dengan nada ketus.

"Haruskah saya datang kepernikahan anda dengan wanita itu? Saya tidak ingin menghadiri pernikahan itu jika kamu ingin menikah silahkan saja, Kenapa kamu menyuruh saya untuk datang ke pernikahanmu? Toh, saya juga sudah tidak penting bagi kamu. Benar kan? jadi untuk apa saya menghadiri pernikahan itu? Dan satu lagi saya tidak akan menganggap wanita yang kamu nikahi sebagai ibu saya, Karna bunda saya hanya satu tidak ada yang bisa menggantikan posisi bunda!"

"Plakkkk" Tiba tiba suara nyaring tamparan itu terdengar dan tepat tangan papahnya mendarat di pipi Zeka, Dan Zeka pun merasakan keperihan yang terasa hingga ke seluruh tubuh, Tamparan seperti ini sudah biasa Zeka dapatkan, Tapi entah kenapa kali ini rasa perih tamparan terasa hingga keseluruh tubuh, Zeka hanya bisa mengusap usap pipinya lalu masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan kencang.

Didalam kamar Zeka melempar tasnya ke arah kursi Zeka pun langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur dan memandangi dinding langit kamarnya seketika Zeka pun langsung teringat dengan sosok ibunya yang telah meninggalkan dirinya dan Kakak perempuannya yang bernama SIVIA ZEVANDA sejak dua tahun lalu, Ibu Zeka yang Bernama MIRA PUSPITA  meninggal karena penyakit Leukimia yang telah di derita Mira sejak Zeka duduk di bangku kelas 1 SMP Segala upaya pengobatan telah  Mira lakukan, Tapi tuhan lebih sayang kepada Mira dan tepat di bangku kelas 3 SMP Mira di panggil kepangkuan Tuhan, Mendengar kabar ibunya telah pergi untuk selama lamanya Zeka hanya bisa menangis di pelukan sang Kakak perempuannya yang sekarang sudah berkuliah semester akhir di salah satu kampus negri di Jakarta.

'Tok,tok,tok!!!'

"Zeka!!Zeka!!" Seketika suara ketokan pintu dan panggilan namanya membuyarkan lamunannya. Zeka tidak langsung membukakan pintu kamarnya Zeka mendengarkan dengan seksama suara siapa yang sedang ada di depan pintu kamarnya dan memanggil  namanya itu, Setelah Zeka tau bahwa suara yang memanggilnya adalah suara Kakak perempuannya Zeka langsung beranjak untuk membukakan pintu kamarnya. Sebenarnya Zeka malas untuk membukakan pintu kamarnya dan bertemu Kakak perempuannya, Karna jika ia bertemu dengan kakaknya sudah  pasti langsung memberikan berbagai macam pertanyaan yang mau tidak mau harus Zeka jawab satu persatu.

Zeka pun  membukakan pintu kamarnya.

Seketika Zeka melihat kakanya sudah berlinang air mata dan perempuan itu pun langsung memeluk Zeka sambil menangis sesenggukan. Zeka pun mengajak kakaknya untuk masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamarnya kembali .

 "Kenapa ka?" Zeka pun langsung menanyakan keadaan kakaknya yang saat ini masih saja menangis

"Kenapa ka? Lo di putusin pacar lo? Atau diselingkuhin?" Sivia pun tetap saja tidak menjawab pertanyaan adiknya tersebut.

"Gue ga rela kalo papah sampe nikah lagi. GUA GAK RELA!!" Sivia pun akhirnya menjawab pertanyaan adiknya yang sedari tadi cemas melihat kakanya menangis

"Lo gak rela ka? Apalagi gue. Gaada yang bakal bisa menggantikan bunda. Bunda ya bunda Gak ada bunda lain!" Zeka pun tidak setuju jika papahnya nikah dengan perempuan lain.

ZEKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang