Ini cerita pertama saya, maaf dan harap maklum jika banyak typo-typo yang bertebaran kesana kemaridan alur yang tidak jelas . hihihihi
Happy Reading ......
Krist dan Singto sudah sama-sama menyerah untuk membatalkan perjodohan ini, karna bagaimanapun kedua orang tua mereka akan terus kekeh untuk menjodohkan mereka , dengan sebuah alasan yang sama ‘karna ini sudah jadi wasiat kakek kalian’, mau tak mau mereka harus tetap menerimanya dan pernikahan mereka lusa yang akan diadaan di Prancis.
Pernikahan mereka di adakan di Prancis karna keinginan dari si tuan muda Singto , Krna Singto tak ingin pernikahan dengan Krist diketahuin oleh teman-teman dekatnya dan orang-orang dikantornya dan pacar perempuannya, menurut Singto juga karna kebanyakan keluarga dari orang tua Singto menetap disana, mau tak mau kedua orang tua Singto setujuh dengan keputusan anak satu-satunya mereka.
Maka saat ini keluarga Krist dan Singto telah berkumpul di bandara untuk terbang ke Prancis, Krist yang duduk jauh dari Singto tapi berhadapan dengan Singto diam-diam memperhatikan Singto dengan pakian casualnya, Krist tak habis pikir dengan Singto berpakian seperti itu bisa menambah ketampanannya dan aura dingin yang mengelilingi ketampannya.
Singto yang merasa dirinya diperhatikan dengan seseorang langsung melihat kearah tujuan, tanpa disadari tatapan mata keduanya bertemu, Krist merasakan degupan kencang di hati nya karna sebuah tatapan dari Singto dengan reflek Krist menoleh kesembarang arah.
“uuhhh, perasaan apa ini kenapa rasanya pipiku terasa panas dan jantungku kenapa seperti berirama ditatap olehnya” ucap Krist dengan pelan dengan menggelengkan kepalanya
“Kit ada apa denganmu” tanya mama Singto yang melihat Krist bertingkah aneh
“Ah, tidak apa-apa tante Krist hanya sedikit pusing” ucap Krist berbohong
“Apa kau perlu obat” tanya mama Singto
“Tidak tante, bentar lagi juga sakitnya menghilang” ucap Krist
“Apa benar sakitnya akan menghilang, kalau kau merasa kurang baikkan lebih baik perginya kita tunda saja sampai kau mendingan sayang” ucap mama Krist
“Tidak perlu Mah Kit baik-baik saja, nanti juga mendingan” ucap Krist dipelukan mamanya
Singto baru tau kalau Krist itu sangat manja terhadap orang tuanya, lihat saja interaksi mama nya dengan Krist bagaikan seorang anak perempuan yang begitu manja menggelayut dan memeluk mamanya tanpa malu didepan umum.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Saat ini mereka telah sampai tujuan, mereka langsung menuju hotel yang telah mereka pesan karna perasaan lelah dalam perjalanan yang memakan waktu hampir 19 jam, tanpa Singto dan Krist tau orang tua Singto hanya memesan 3 kamar untuk mereka.
“Sing kamu sekamar dengan Krist na, papa hanya memesan tiga kamar untuk kita, lagian kau dan Krist bentar lagi akan menikah jadi terbiasa lah berbagi kamar dengan istrimu” Ucap papa Singto
“Ahhh Istri, aku ini lelaki om” ucap Kit sambil cemberut, orang tua yang melihat tingkah Krist hanya menggeleng sambil tertawa dengan gemasnya karna wajah yang dibuat Krist.
“Yahh, kau itu emang lekaki sayang, tapi lihat kau seperti anak gadis disaat sedang cemberut begini” ucap mama Singto sambil tertawa
“Ah sudah-sudah sekarang waktunya kita istirahat karna besok harus ada banyak yang kita siapkan” ucap papa Krist
Krist dan Singto telah berada dalam kamar mereka, ini benar-benar situasi yang canggung bagaimanapun ini pertama kalinya ia tidur sekamar denga atasannya, Karna merasa canggung Krist memulai percakapan terlebih dahulu untuk menghilangkan kesunyian diantara mereka.
“Hmmm, Khun karna tempat tidurnya hanya ada satu, aku akan memilih tidur di sofa” ucap Krist
“Baiklah kau tidur disofa dan aku tidur disini” ucap Singto dengan nada dinginnya
“Dasar muka es, tidak ada baik-baiknya sama sekali, orang mah bilang kek ‘tidak usah kau tidur disini saja bersamaku’ ini malah oke oke aja, es batu dasar “ ucap Krist sedikit menggerutu dengan pelan, tapi masih terdengar baik di telinga Singto
“Kau bicara apa barusan, mengataiku si es batu” ucap Singto dengan tatapan mautnya
“Ti..tidak kau salah dengar Khun,saya tidak berbicara seperti itu” ucap Krias yang merasa sedikit gugup, dengar tergesa-gesa Krist langsung masuk kemar mandi
“Dasar manja dia kira aku tak dengar dia berbicara apa barusan” ucap Singto
Singto membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur sembaring menunggu Krist menyelesaikan mandinya, tanpa disadari Singto tertidur pulas dengan perasaan cape dan mengantuk yang dia rasakan, setelah tidak lama Krist menyelesaikan mandinya dan melihat Singto yang berbaring diatas tempat tidur, Krist berjalan kearah tempat tidur untuk membangunkan Singto dan menyuruhnya mandi, tapi sesaat Krist tertegun dengan wajah Singto yang begitu tenang disaat tidur.
“Khun , kau tau kau begitu tenang disaat sedang tidur begini, wajahmu terlihat lebih tampan , tidak dengan kau yang sedang membuka mata ketampananmu berkurang karna muka es batumu itu” Ucap Krist memperhatikan wajah Singto dengan perasaannya yang tidak karuan.
“Aiisshh, ada apa dengan perasaanku, kenapa malah deg-degan seperti ini, tak mungkin kan aku sedang menyukaiinya, aahh yang benar saja, lagian jika aku menyukainya kenapa orang seperti dia yang berwajah seperti es” ucap Krist frustasi dalam hati
“Apa harus sedekat ini denganku” ucap Singto, membuat Krist lepas dengan lamunanya dan membuat Krist Kaget dan tak sadar jika Singto telah bangun.
“Ah, maaf Khun aku hanya ingin membangunkan mu untuk mandi” ucap Krist dengan gugup dan buru-buru menghindar dari Singto
“Aku juga sudah mengatur suhu airnya menjadi hangat, karna kata mama khun, jika malam khun biasa mandi dengan air hangat” ucap Krist memberitahu Singto
“Ahh okey” Ucap Singto sembari masuk kamar mandi
“Dasar muka es batu, bilang terima kasih gitu, malah pergi gitu aja, dasarrrr si muka es batu, ahh lama-lama aku bisa jadi tua karna terlalu emosi dengan dia” ucap Kris sangat pelan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Waktu semakin malam sekarang telah menunjukan pukul dua dini hari, Krist tak bisa tidur karna sofa tak nyaman untuk dipake tidur, tanpa sadar Krist mendekat ketempat tidur memperhatikan kembali wajah Singto yang tertidur dengan nyaman dan tenang.
“Aku tak tau kenapa dengan perasaanku, melihat mu begini persaanku seperti sedang naik ontang anting yang bikin aku deg-degan, yah itu karna aku takut tinggi” ucap Krist sembari tertawa kecil karna ucapan tak jelasnya.
“Tapi aku rasa sepertinya aku menyukaimu, entalah kapan persaan itu muncul, padahal sebelumnya aku menolak dijodohkan denganmu karna kau seorang lelaki, tapi siapa yang sangka jatuh cinta itu tak tau tempatnya dimana, tau-tau jatuh malah kedirimu khun, aku juga tau perasaanku tak akan pernah bersambut, tapi aku mohon biarkan aku menyukaimu tanpa harus kau tau atau kau balas” ucap Krist dengan menatap wajah tenang Singto yang tetidur.
“Bolehkan aku menciummu, hanya kecupan kecil khun, agar aku bisa tidur, aiihh Krist dia tidak akan menjawab dia kan sedang tidur, lagian mencuri ciuman itu tak apa, asal jangan mencuri uang” ucapnya sembari tertawa kecil lagi karna perkataanya sendiri.
Tanpa ada persetujuan, Krist langsung mencium kecil dibibir Singto, setelah aksinya dengan diam-diam mencium Singto, Krist kembali ke sofa nya untuk tidur dengan pipinya yang memerah dan perasaanya yang tidak karuan.Salah satu cara mencuri kesempatan dalam kesempitan, jangan buang buang waktu disaat dia lengah hahaha
Hai.. hai.. haiiii, aku balik lagi dengan chap yang ke dua dengan waktu yang lumayan lama, bagaimana ceritanya tidak seru yah? Membosankan yah? Tidak jelas yah? Maaf yah aku masih penulis amatir hehehe..
Tapi bagaimanapun aku tetap butuh saran dan dukungan dari, Karna saran dan dukungan kalian sangat berarti..
Jagan lupa, comment, tekan tombol bintang, dan share keteman kalian atau kesosmed kalian heheheheh :<
Sampai jumpa di chapter berikutnya... bye bye na
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of Matchmaking
RomanceMereka di haruskan menikah karena sebuah perjanjian yang dibuat oleh kakek mereka di masalalu . .