5 - Galau

5.3K 212 0
                                        

"APA LO BILANG?"

Fayola dan beberapa anak kelas yang memang sedang menghabiskan waktu istirahat di kelas terlonjak, kecuali Lita yang tiba tiba menangis.

"Jadi kapal seindah itu adalah barang selundupan fe."Fayola bingung, ia kasihan melihat Lita menangis tapi ia juga bingung kenapa Lita harus bersedih sampai sedalam ini. Akhirnya Fayola menarik pelan kepala Lita ke pundaknya dan mengelus elus rambutnya.

"Babu, gue mau lo jelasin apa maksut perkataan temen lo ini."Fandy memicing kearah Fayola. Fayola menarik nafasnya dalam dalam lalu mengeluarkannya, kenapa dia harus ada di situasi yang sulit ini.

"Kurang jelas apa lagi, semua yang diomongin Lita bener. Dugaan gue pun sama, makanya tadi muka gue shock banget. Meskipun sebenernya lebih dominan ke kok mau ya kak Laras deket deket sama lo secara dia adalah manusia paling normal yang gue kenal selama sekolah disini."Fayola masih mengingat banyak sekali kebaikan Laras yang melindunginya dari amukan Devan.

"Ya mungkin yang kalian liat itu cuma sebatas chemistry partner OSIS bukan? Jaman sekarang ada cewek cantik sama cowo ganteng se frame aja langsung dijodoh jodohin, kan emang gitu cara kerja couple goals ala netizen"Fandy masih berusaha berpikir positif.

"Gini deh, kalau emang cuma sebatas partner OSIS emang harus tiap hari kak Laras bawain kak Devan bekal, trus disuapin, kalo lagi cape nyender di pundaknya, pegangan tangan, bahkan itu ditunjukkin secara terang terangan di depan kita anak baru yang gak tau mereka sebenernya ada hubungan apa. Too much gak sih kalau cuma sekedar partner?"Fayola berusaha meluruskan jalan pikiran Fandy, siapa tau karena cinta laki laki itu menjadi bodoh mendadak.

Fandy terdiam, otaknya tidak bisa diajak bekerjasama lagi. Ucapan Fayola terlalu masuk akal dan itu melebihi dari perlakuan Laras terhadapnya yang bernotabe sebagai pacarnya. Selama ini Laras selalu menunjukkan bahwa dirinya adalah wanita paling kuat sedunia, di depannya Laras selalu menjadi sosok wanita independent.

"Brengsek!"Fandy mencak mencak tak jelas di dalam kelas Fayola. Fayola dan Lita saling berpandangan satu sama lain, ingin menegur tapi takut karena wajah Fandy benar benar tidak bersahabat. Kemudian Fandy keluar kelas dengan lemas.

"Fe kita gak bakal bikin kak Fandy sama kak Laras putus kan?"

"Gue nggak tau lit, hubungan mereka yang ngejalanin ya mereka. Entah apa keputusan keduanya nanti, saling memaafkan atau memilih untuk mengakhiri. Tapi kita juga nggak salah, ngasih tau sesuatu yang menurut kita gak seharusnya itu juga penting buat hubungan mereka biar sehat gak toxic. Siapa tau dengan info dari kita kak Laras jadi sadar kalau perselingkuhan dia sama Devan itu salah."ucap Fayola sembari terus mengelus elus rambut Lita.

"Kapal gue karam sebelum berlayar fe."

Fayola menarik hidung Lita gemas.
"Gue copot juga ya ni idung kalo lo terus terusan bilang kapal kapal. Lo mau gue buang ke laut?"

Fandy berjalan cepat menyusuri koridor untuk menemui Laras, ia mencari Laras dari kelasnya, perpustakaan, hingga ruang guru namun keberadaan gadis itu tidak kunjung ia temukan, Fandy terlintas satu ruangan lagi yang belum ia datangi dan kemungkinan besar Laras ada disana, ruang OSIS.

Saat memegang gagang pintu, samar samar Fandy mendengar obrolan dari dalam. Dua suara orang yang ia kenali.

"Sampe kapan kita backstreet kaya gini. Aku capek pacaran diem diem kaya gini ras."

"Kamu juga tau kan aku masih pacarnya Fandy, kamu sabar dulu ya."

"Kenapa sih kamu gak putusin Fandy aja."

"Kamu kan juga tau van, aku kasian sama dia. Aku gak tega mau putusin dia."

Fandy mengepalkan kedua tangannya disamping tubuh, dengan penuh emosi ia membuka pintu ruang OSIS lalu menutupnya dengan keras. Kedua orang yang sedang ada di ruangan itu terkejut melihat kedatangan Fandy, tangan yang tadi tertaut langsung terlepas.

Dear, FayolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang