Aku tidak bisa bernafas. Aku merasa sesak, aku mulai sesegukan. Aku mulai meringkukkan tubuhku.
Aku mulai mendesis, menggigit selimut adalah satu satunya cara agar tangisanku tidak terdengar oleh siapapun yang melewati kamarku.》》》 Aku kembali membuka mata.
Ini hari rabu, jadwalku menulis surat untuk Kumar.Yah, kumar nama teman dekatku.
Sekalipun aku tidak pernah mendapat balasan dari kumar. Aku tetap memiliki jadwal rutin untuk menulis surat kepadanya.
"Dear, Kumar🐣
Hai kumar, apa kabar? Apa kau baik-baik saja?. Apa kau sudah mendapatkan apa yang kau mau disana?Aku banyak mengalami masalah selepas kau pergi. Aku bahkan tidak tau akan berbagi ke siapa? Kau tau kan, ayah ibu ku?
Aku sangat kesepian kumar, kapan kau akan pulang? Setidaknya kau akan membaca dan membalas surat ku kali ini."
love, Deandra
Kira-kira begitu isi surat ku yang aku tulis kepada Kumar. Bahkan kata-kata itu, pertanyaan itu sudah puluhan kali aku tulis. Aku rasa, aku seperti menyalin ulang. Yah, lebih tepatnya begitu.
Kali ini, aku berharap suratku akan dibaca oleh kumar dan akan dibalas olehnya. Aku sempat berjanji hari ini adalah hari terahir aku akan berkirim surat kepada Kumar.
Putus asa, mungkin. Aku benar-benar akan memendam rasa rinduku. Aku benar-benar akan menghapusnya dalam penantianku.
Karena aku sadar, aku telah menyakiti diriku sendiri dengan merindukan seseorang yang bahkan aku tidak tau apakah dia masih mengenal dan mengingatku atau tidak.
●●●●●●●○○○○○○○○○○○○○○○
~~~ Semoga suka ya.. saya akan kembali di draf selanjutnya...》》》Bye- bye 🐨
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra 🥀
Teen FictionSeribu kali kau injak sang Bumi, ia akan tetap menjadi tempat terindah untuk kembali. Seribu kalipun Langit kau keluhkan, ia akan tetap menjadi atap yang paling setia. Jadilah Manusia yg selalu bersyukur. Belajarlah tentang betapa sabarnya Alam.