Chapter 3

1.2K 199 39
                                    


Yerim mengerucutkan bibirnya lucu. Langit sudah gelap dan dia tidak menemukan keberadaan Seulgi dan Celine dimanapun setelah sejam lamanya berkeliling di mall tersebut, itu sudah jelas. Dirinya ditinggal pulang oleh dua orang itu.

Setetes demi setetes air mata jatuh membasahi pipi Yerim membuat gadis itu terheran-heran. Ia lantas menyentuh pipinya yang basah.

"Hey, kenapa nangis?"

Suara Jungkook terdengar panik mendekati Yerim yang duduk diatas sofa putih didalam ruangannya. Jungkook begitu panik saat melihat gadis itu tersedu-sedu sementara dirinya menyelesaikan pekerjaannya sebentar.

"Mau pulang." decit Yerim mengesampingkan keterkejutannya akan hal baru yang ia rasakan. Ternyata efek kehilangan tongkat yang menjadi sumber kekuatannya sangatlah besar.

"Iya, kita akan pulang, sudah ya jangan nangis.." bujuk Jungkook mengulurkan tangan menghapus sisa airmata Yerim dengan lembut.

Yerim mengangguk, "tapi Yerim lapar, Uncle."

"Ya sudah iya, kita makan dulu baru pulang tapi sebentar lagi yaa, masih ada berkas yang harus ditandatangani. Tidak apa kan?"

Yerim mengangguk sekali lagi membuat Jungkook tersenyum senang karenanya.

----

Kepanikan jelas terlihat dimata Jimin. Celine sudah ia suruh tidur sejak dua puluh menit yang lalu dan sekarang giliran Seulgi yang harus diintrogasi oleh suaminya sendiri perihal kecerobohannya.

"Apa yang kau pikirkan sebenarnya, sayang. Kenapa bisa Yerim dititipkan seperti barang begitu ke Jungkook?" marah Jimin.

"Aku benar-benar tidak bermaksud seperti itu."

"Tidak bermaksud bagaimana?! Jelas sekali kau menitipkan Yerim ke Jungkook dan kau masih mengelak?"

"Aku tidak punya pilihan lain." bela Seulgi.

"Pilihan lain apa, Seulgi?!" bentak Jimin tanpa sadar membuat Seulgi terlonjak kaget ditempatnya berdiri saat ini.

Pelupuk mata yang sudah penuh akhirnya jatuh tanpa bisa ditahan lagi. Seulgi mengulum bibirnya sedih dengan kedua pipi yang telah basah karena air mata berhasil membuat Jimin panik.

"Sayang." panggil Jimin lembut menyadari bahwa ia baru saja membentak istrinya. Jimin mendekati Seulgi tapi istrinya itu malah mundur selangkah.

"Kamu jahat." ucap Seulgi sebelum berlari menaiki tangga menuju kamar mereka yang berada dilantai dua.

Jimin menghela nafas panjang lalu membuangnya kasar. Perhatiannya teralih pada pintu utama yang baru saja terbuka memunculkan asisten pribadinya yang menunduk sopan kearahnya.

"Tuan, didepan ada tuan muda Jungkook. Dia datang bersama nona Yerim." seru asisten Jimin.

Mendengar hal itu Jimin tak menunggu lama lagi langsung saja bergegas keluar untuk memastikan. Dan benar, Jimin melihat punggung jungkook yang sedang menyembul masuk dalam mobil sebelum pada akhirnya keluar lagi dengan Yerim dalam gendongannya.

"Jungkook."

"Ssst! Dia sedang tidur, Jim! Sekarang beritahu aku dimana kamarnya." potong Jungkook bertanya dengan santainya.

"Ck! Kau mulai bersikap menyebalkan lagi, Kook. Ayo masuk ke dalam." cetus Jimin mempersilahkan Jungkook masuk. Huh, syukurlah setidaknya Jeon Jungkook, sang playboy kelas atas itu masih ingat untuk membawa pulang seorang anak perempuan ke rumahnya tepat waktu.

"Kenapa tidak mengatakan padaku kalau adik iparmu ada dirumahmu padahal jelas tadi siang aku bertanya, Jim." Jungkook bertanya setelah selesai membaringkan tubuh Yerim diatas kasur empuk bercorak ungu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang