Chapter 1

912 182 36
                                    


"Bagaimana bisa terjadi? Yerim!! Mengapa kau begitu ceroboh huh..," bentak Seulgi.

"Maafkan aku, Kak..," Yerim tertunduk takut.

"Seul! Jangan bersikap seperti ayah, Yerim sudah banyak melalui banyak hal hari ini," celetuk Wendy bijak, "siapapun dari kita termasuk Yerim tentu tidak ingin hal seperti ini terjadi," lanjutnya.

Seulgi terdiam. Yang dikatakan oleh Wendy benar, dan dia sudah memarahi Yerim tanpa tau masalah seperti apa yang tengah diperhadapkan pada gadis kecil, si bungsu kesayangan kedelapan kakaknya termasuk dirinya.

Seulgi berjalan mendekat kearah Yerim lalu menarik si bungsu ke dalam pelukan hangatnya, "maafkan aku, Yer. Tidak seharusnya aku menyalahkanmu,"

Yerim mengangguk kecil dalam pelukan Seulgi, "kakak mau kan bantu Yerim mencari tongkat Yerim yang hilang,?" polos Yerim bertanya.

Pelukan keduanya terlepas. Seulgi mengangguk seraya mengangkat tangan, menangkup kedua pipi chubby Yerim, "tentu, Yer! Bagaimana bisa aku membiarkanmu menanggung masalah ini sendiri,"

"Kami tidak bisa turun setiap hari ke sini, untuk itu kami akan menitipkan Yerim padamu, Seul," sahut Jennie.

"Ayah melarang kami membantu Yerim," sambung Jisoo polos membuat yang lainnya memejamkan kedua matanya karena ulah Jisoo padahal mereka sudah berjaga-jaga agar Yerim tidak tau perihal larangan tersebut.

"Jisoo..," desis Irene.

"Maafkan kami yang kali ini tidak berdaya melawan perintah Ayah," celetuk Rose bijak, "tapi kami akan berusaha membantu sebisa mungkin jika kalian berdua membutuhkan bantuan,"

"Kak, kita harus kembali," seru Lisa memandang langit membuat saudaranya yang lain juga ikut menengadah keatas menatap kumpulan awan hitam yang memperlihatkan sesuatu yang lazim.

Irene mendekat, "Yerim, kau hanya kehilangan cahaya tapi tidak dengan kekuatanmu. Pergunakan kekuatanmu sebijak mungkin. Jangan biarkan siapapun tau siapa kau sebenarnya. Cukup suami Seulgi yang menjadi pengecualian langit, mengerti?"

Yerim mengangguk sebagai jawaban. Hukum langit yang tidak boleh di langgar oleh mereka sebagai malaikat yang benar-benar malaikat.

Irene memeluk Yerim, "jaga dirimu, Yer!!" pamit Irene melangkah mundur perlahan-lahan sebelum berubah menjadi cahaya pink lalu meninggalkan Yerim dan Seulgi.

Sepeninggalnya ketujuh saudara mereka. Seulgi membawa Yerim masuk kedalam rumah besar bak istana miliknya. Membawa Yerim ke kamar tamu untuk beristirahat karena Seulgi yakin Yerim sangat kelelahan pasca kehilangan tongkatnya yang berdampak pada kesehatan tubuhnya. Bagi seorang malaikat, cahaya ditubuh mereka adalah daya tahan tubuh dan jika cahaya itu memudar maka malaikat tersebut akan seperti manusia biasa pada umumnya yang mudah merasa lelah.

"Istirahatlah, Yer!! Kau bisa menceritakan tentang tongkatmu besok pagi,"

"Terima kasih, Kak..,"

----

Turun kembali ke bumi dengan ingatan yang sudah sepenuhnya kembali membuat Seulgi sangat telaten memenuhi kebutuhan suami dan anaknya. Seperti saat ini, Seulgi menyiapkan keperluan pakaian kantor Jimin sementara pria itu mandi.

Sementara menunggu Jimin selesai dikamar mandi. Seulgi berjalan keluar menuju kamar Celine untuk membantu putrinya bersiap ke sekolah. Kehidupan Seulgi benar-benar berubah sejak menikah. Tidak ada lagi malaikat pemalas pemilik cahaya kuning, yang ada hanyalah seorang malaikat cantik yang kini telah menjadi seorang ibu rumah tangga.

"Astaga," pekik Seulgi begitu masuk didalam kamar Celine dan melihat putrinya hampir selesai.

Celine mengalihkan pandangan ke asal suara begitupun dengan gadis cantik bergaun perpaduan putih purple yang sangat manis melekat ditubuh mungilnya.

Beautiful AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang