"jujur sajalah"

11 1 0
                                    

Sudah biasa aku dan bulan saling mengerti ucapan yang dibicarakan, tapi kali ini ,Wulandari kayaknya diam saja kalau ditanya ,enggan , suka mengubah topik pembicaraan,                 hari Minggu Aku berkunjung ke rumah Wulan, Kau pikir aku akan menunggu lama wulan, tapi ternyata aku lihat wula  lagi duduk termenung depan teras rumahnya," Lan.... Wulan! Hei kok merengut gitu ?tanya aku bingung .dia hanya menggeleng pelan "tidak apa-apa "aku lihat jelas dia berbohong . topeng arogan  dipasang di wajahnya seketat mungkin dan merah" jangan bohong"! kuperhatikan ,matamu lembab karena basah  ,desakku."Enggak, cuman kelilipan debu. jadi sakit, deh,! bantahnya sekuat tenaga ."kamu lebih dari sakit Jujur saja lah untukku" desaku pelan .wulan  pun tercengang. akhirnya aku tahu cara menjebak nya akhirnya Wulan terisak air matanya mulai menetes" Kamu kenapa wulan?" coba ceritain. Aku kecewa banget! isaknya menangis dengan suara bergetar. "Kenapa? langsung ke intinya kata aku mulai kataku mulai sesak .ikut sedih dan sambil merangkulnya Wulan  bersandar ke Bahuku dan melampiaskan seluruh emosinya tidak ada guna Run kamu tahu tadi pagi......

         Kejadian sebelumnya ...

    "  Papah, Kita jadi keluar kan, minggu ini ?sekalian aku akan aja temanku ,Arun. udah lama nggak liburan keluarga ,pinta Wulan." nggak bisa ,Wulandari !papah  ngak ada  waktu .Papa ada meeting di kantor sama pejabat," tolak beliau.
" kok gitu? dari minggu lalu janji janji janji aja terus! gak pernah peka. tepatin aja,wulan protes." diam!! "bentak Papanya ."kamu itu tahu kalau ini hidup papa karier, Kehormatan ,dan uang ,papa perlu bisnis lebih itu penting !!"papa slalu  bilang gitu! nggak pernah bilang Wulandari paling penting di mata papa, pekik Wulandari  keras !"kamu yang gak ngerti papa !maunya jalan aja sesuai rencanamu ,teriak beliau "kalau nggak ada yang bisa bawa kamu jalan-jalan dan traveler enak aja ajak orang lain ."t..tapi hari ini hari keluarga, kita udah jarang libur bersama mungkin mulai libur sekolah satu minggu kita pergi nengok mama ke luar negeri, Isak  Wulan keras "Mama terus mama terus nengok apanya? dia aja nggak pernah nengok kita apalagi Papa!.kerjanya mungkin nggak becus ! umat sang  ayah," papa Yang Gak becus," lawan Wulan plaak!
Satu tamparan  mendarat di pipi Wulan" Jangan berani remehkan papa ! Desisnya ayah Wulan " papa yg Jangan remehin mama,! Lawan Wulan yang masih kuat meski kena pukulan ,"Mama kamu itu pekerjaannya kurang dan tidak benar, makanya sampai 3 tahun ninggalin kita ,serobot sang ayah kasar ," udah deh ,mending Papa pergi ke kantor aja mikirin meeting, daripada mikirin anak Gelandangan! kayak kamu, jujur sayang Ayah kasar ".perkataan ayahnya sudah cukup menarik 100 jarum di hati Wulan ,benar-benar sakit tanpa Ibu ,"begitulah ceritanya Arun cerita Wulan sambil menangis tersedu-sedu sudah ,aku bilang Ayah nggak peduli sama sekali ,Hanya ibu yang perhatian kalau ada Ibu, tanpa Ayah pun aku bisa jalan-jalan dan hidup bahagia ,sumpah Wulan aku jadi ikut menangis dan ikut merasakan penderitaan sahabat ku  dari Malangnya dia, aku kini paham lebih berat kehilangan ,dan ditinggal seorang yang Ibu dibanding Ayah, penderitaan Wulan jadi pelajaran bagi ku," Sudahlah Wulan Jangan sedih ,aku merangkul dirinya, ayahmu suatu hari akan sadar akan kesalahannya .di sisi lain biar Tuhan memberi hukuman untuk beliau, Wulan mengangguk-ngangguk" dan ya Mama kamu kan lagi di luar negeri jadi aja belum pulang waktu hari idulfitri" kataku menenangkan .air mataku berhenti karena melihat sahabat ku tersenyum kembali aku nggak mau mencampuri urusannya terus aku melihatnya tersenyum ceria Sudah Cukup membuatku bahagia, karena dia tak ingin bicara, aku tidak mengganggunya biar dia Tenangkan diri, namun Doaku selalu padanya seandainya, luka Wulan bisa dibagi padaku, aku pasti bisa merasakan perihnya .
  " Makasih ,arun !Aku akan mencoba tersenyum lagi bahkan lebih ceria lagi tenang saja! ujarnya dan menunjukkan senyum aslinya betapa leganya melihatnya tidak menangis lagi" Kebetulan ,aku mau ajak kamu ke pantai ,mamaku juga ikut . "boleh! Wulan gembira "udah !kemasih perlengkapan mu! perintahku. kita juga akan berenang di sana! aku menggeleng-geleng melihat muka senang dari sahabat ku" tersenyumlah  begitu wulan tetaplah tersenyum.

this is our self Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang