Kotak Bekal

158 46 23
                                    

ㅡ : : 🍱 : : ㅡ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅡ : : 🍱 : : ㅡ


Kriingg kringg

Bel istirahat berbunyi, satu persatu murid berhamburan keluar kelasnya. Ada yang menuju lapangan, perpustakaan terutama yang berlari ke arah kantin.

Berbeda dengan Daniel dan Seongwoo, mereka memiliki perjanjian memakan bekal bersama di bawah pohon dekat lapangan.

Daniel membersihkan dedaunan yang ada di tempat duduk tersebut, menepuknya pelan mempersilahkan Seongwoo untuk duduk. Ia pun duduk sambil menggumam ucapan terimakasih untuk Daniel.

Kemudian mereka membuka kotak bekal mereka masing-masing. Daniel sedikit melirik kotak bekal yang dibawa oleh Seongwoo. Ia melihat nasi kepal berbentuk penguin dihiasi rumput laut disana. Sedangkan punyanya nasi berbentuk kepala beruang serta sosis berbentuk gurita.

"Niel, ayo kita berdoa sebelum makan."
Seongwoo meletakkan kotak bekalnya di samping kotak bekal Daniel. Ia pun mulai memejamkan matanya untuk berdoa.

"Iya, Woo." Daniel ikut memejamkan matanya dan berdoa.

Setelah berdoa mereka pun mulai memakan bekalnya. Sesekali juga saling mencoba isi bekal masing-masing.

Seongwoo melirik plester luka yang ada di lutut Daniel. "Niel, apa lukanya sudah membaik?"

Daniel mengangguk dengan pipi yang menggembung karena penuh dengan nasi.

Seongwoo tertawa melihatnya, tangan mungilnya mengusap bulir nasi disudut bibir Daniel. "Makan yang benar, kamu seperti bebek kalo makannya tidak benar."

"Kalo aku bebek, kamu juga harus jadi bebek. Biar kita bersama terus."

Mereka berdua tertawa bersama.
"Woo, apa nanti mau pulang bareng?"

"Tidak, sepedaku kan sudah benar. Tapi, kalo kamu mau naik sepeda bersamaan aku mau, Niel."

Daniel tersenyum menampilkan deretan gigi kelincinya yang lucu. "Baiklah, Woo."

"Dihabiskan nasimu, Niel."

Daniel mengernyitkan dahinya bingung.
"Kenapa harus dihabiskan?"

"Kata ibuku nanti nasinya akan menangis."

Cepat-cepat Daniel menghabiskan nasi di kotak bekalnya. Seongwoo tertawa kecil melihat Daniel langsung menghabiskan nasinya.

Kemudian merapihkan kembali kotak bekal mereka masing-masing. Seongwoo mengeluarkan susu cokelat kecil lalu meminumnya. Ia melihat Daniel yang sepertinya kehausan.

Seongwoo menyodorkan susu cokelatnya ke Daniel. "Minumlah, aku tau kamu haus."

Dengan ragu Daniel mengambil susu cokelat dari tangan Seongwoo dan meminumnya. Suara berisik dari susu kotak yang habis terdengar jelas. Iya, Daniel menghabiskan susu cokelat Seongwoo.

"Terimakasih, Woo." Daniel menyerahkan lagi susu tersebut.

"Ya! Daniel! Buanglah, kamu sudah menghabiskannya." Seongwoo merenggut lucu.

"Hehehe, aku hanya bercanda." Ia pun membuangnya di tempat sampah terdekat.

Daniel membawa kotak bekalnya lalu menarik pelan tangan Seongwoo.
"Ayo kita masuk kelas, sebentar lagi istirahat selesai."

"Ayo." Seongwoo bangkit dan meraih kotak bekalnya.

Mereka melewati lapangan dan lorong kelas, sampai di depan pintu kelas ada Woojin dan Hyunbin sedang jail mengerjai Jaehwan. Mereka yang mengangkat tinggi-tinggi kotak pensil kepunyaan Jaehwan.

"Niel, temanmu itu nakal lagi." Seongwoo sedikit mencubit lengan Daniel.

Daniel meringis kesakitan. "Mereka bukan temanku, kenapa aku yang dicubit?"

Seongwoo melewati kerumunan Woojin dan Hyunbin, lalu duduk ditempat duduknya.

"Kembalikan tempat pensilku!" Erang Jaehwan seperti ingin menangis, anak berpipi gembil itu merebut tempat pensilnya.

"Dasar cengeng," ejek Woojin.

Bosan mengerjai Jaehwan, mereka menghampiri Daniel. "Aku melihatmu makan berdua Seongwoo," sahut anak berbadan tinggi.

"Oh, apa kalian berdua pacaran?" Woojin menanyakan hal itu sambil tertawa cengengesan. Hyunbin ikut tertawa karena pertanyaan konyol Woojin.

Daniel menarik dasi Woojin hingga dasi itu putus. "Berisik kamu Woojin!"

Woojin dan Hyunbin meringis takut, jika sudah seperti ini pasti Daniel marah besar.

"Aku bercanda hehehe, nanti kami belikan yoyo baru untukmu," ucap mereka.

Daniel tersenyum senang. "Oke, tepati janji kalian."

Mereka berdua mengangguk bersamaan dan kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.

🔅

©To be continue.

childhood ; ongnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang