Tak terasa waktu begitu cepat, sudah enam bulan di tinggal oleh orang yang aku sayang. Tepat pada hari (Sabtu, 19 Januari 2019) dimana hari duka keluarga ku yaitu kepergian sesosok malaikat tak bersayapku "mamah" dan seorang bibi ku. Mereka adalah saudara kandung yang memiliki penyakit yang sama "diabetes". Pada hari itu, aku sedang liburan bersama sahabatku "Rida" di Yogyakarta, Jawa Tengah. Yaa, sungguh miris selama aku di Jogja aku tidak tahu bahwa mamah saya sakit parah. :"(
Di pagi hari nya tepat pukul 08.30 wib saya mendapatkan kabar dari bi Neni (adik bungsu mamah) bahwa bi Neng (adik pengais bungsu mamah) sedang di rawat di rumah sakit dan mau menjalankan operasi karena ada benjolan di dalam perut nya dan bi Neni meminta aku untuk memberitahu kepada mamah dan bapak aku. Lalu aku pun bergegas mengabari bapak aku melalui pesan singkat, karena jika melalui telepon pasti mamah ku akan mendengar kabarnya. Dan aku tidak mau kalau mamah aku kaget dan kepikiran dengan berita tersebut. Karena aku tahu bahwa orang yang mempunyai penyakit "diabetes" tidak boleh mendengar berita yang membuat ia kepikiran karena akan menyebabkan down hingga pingsan. Tidak hanya memberitahu kepada bapak, aku juga memberitahu kepada aa dan teteh kandung ku serta teteh ipar. Namun, tak ada respon.
Selang 2 jam aku mendapatkan kabar lagi dari bi Neni (berharap kabar gembira). Tapi nihil, ia memberikan kabar buruk (duka) bahwa bi Neng sudah tiada dan bi Neni menyuruhku kembali untuk memberitahu kepada bapak dan mamah ku.
Beberapa menit aku berpikir, bagaimana cara memberitahu nya (pikiran mulai kacau, bingung).
10 menit kemudian, aku langsung memberitahu kepada bapak melalui pesan singkat. Namun, tak ada respon. (aku pun panik)
Tak ada respon dari bapak, aku pun memberitahu kakak (lk) dan kakak (pr), serta kakak ipar (pr). Dan dari ketiga kakak ku ini membalas pesan singkatku dengan perasaan sedih. Dan aku menyuruh kepada kakak (lk) ku untuk datang ke rumah mamah dan bapak tolong kasih tahu secara perlahan. Dan kakak (lk) ku pun mengiyakan, namun setelah dzuhur saja ke rumah nya.
Pukul 10.00wib, aku beserta kedua temanku pun merencanakan main ke Pantai yang ada di Jogja. Setelah itu, kami bertiga bergegas untuk mandi namun satu per satu karena hanya ada satu toilet hehee..
Pukul 11.00 wib giliran aku yang mandi, lalu aku pun bergegas. Setelah selesai, saya berinisiatif untuk membereskan baju-baju ku ke dalam koper dan tas karena hari esok Minggu (20 Januari 2019) aku dan sahabatku pulang ke Pandeglang, Banten.
Waktu dzuhur pun tiba, aku bergegas sholat dzuhur. Setelahnya, aku dan teman-temanku bersiap-siap untuk pergi ke Pantai. Di tengah kesiapan, handphone ku berdering terus banyak notif whatsapp dan panggilan tak terjawab. Aku pun mengabaikannya, dan lanjut bersiap-siap. Tidak lama, kakak ku yang laki-laki sebut saja "Diun" menelpon ku. Di angkat lah oleh aku.
Percakapan aku dengan Diun di telepon (Pukul 13.05 wib)
Diun : "Nit, pulang yaa hari ini ke rumah".
Aku : "Pulangnya besok Diun, Nit udah beli tiket pulang yang hari Minggu tanggal 20 Januari 2019" . (pikiranku kakak ku menyuruh pulang karena keluarga yang di rumah mau ngelayad ke rumah Bi Neng di Purwakarta, Jawa Barat).Telepon pun di tutup oleh Diun.
Setelah mengakhiri percakapan di telepon, aku penasaran untuk membuka notif whatsapp. Dan ternyata isi nya dari teman-teman ku yang di Rumah. Mereka pun ngechat di wa dengan pertanyaan yang sama "Nit, dimana?". Lalu aku pun membalasnya satu per satu dengan balasan yang sama juga "Aku masih di Jogja, kenapa?". Tapi dari mereka tak ada respon sama sekali. Dan aku berpikir "Lah, kenapa ya teman-temanku yang di rumah pada ngechat, apa mau ngajak main? Atau kuliner?"
Setelah beberpa menit, kakak ku Diun menelpon ku lagi dan menyuruhku pulang segera.
Diun : "Nit, pulang sekarang!! Kalau bisa naik pesawat, masalah uang aa transfer"
Aku : " Nit pulang besok a! lah kenapa aa nyuruh Nit naik pesawat? Nit udah beli tiket Bis". (emosi mulai menguasai)
Diun : "Udah pokoknya pulang hari ini naik pesawat!!"
Aku : "Iya, iya Nit pulang sekarang tapi ga naik pesawat. Takut!!" (makin emosi)
Diun : "Takut kenapa?"
Aku : "Takut aja, mendadak di suruh pulang naik pesawat. Nit pulang naik Bis!!" (emosi memuncak dengan nada yang tinggi).
Diun : "hm, yaudah kalau itu mau Nit. Aa mau ngasih tau kalau Mamah lagi sakit tak berdaya" (nada lemah)
Aku : "Mamah sakit apa Diun? Dari kapan? Kenapa tidak bilang dari tadi?" (rasa khawatir dan panik mulai memuncak).
Diun : "Biasa penyakit Diabetes nya kambuh lagi, Mamah sakit dari hari Rabu (16 Januari 2019). Yaudah sekarang Nit pulang naik Bis jangan banyak pikiran biar Aa sama Bapak yang ngurus Mamah. Dan jangan lupa doain mamah agar cepat sembuh" (Ucapan bohong, agar adiknya tidak panik. Yang sebenarnya terjadi Mamah sudah tidak bernafas lagi) :""(
Aku : "hm, iya A" sambil menutup telepon. (Nada lemas, dan bertanya-tanya kenapa tidak to the point bilangnya?)
Pukul 13.35 wib
Setelah bercakap dengan kakak ku di telepon, aku langsung melanjutkan pengemasan barang-barang yang harus di masukan ke dalam tas sambil ngasih tau kepada teman-teman bahwa aku pulang hari ini karena Mamah lagi sakit. Dan respon teman-temanku Ok fine, karena ini manyangkut seorang Ibu. (perasaanku tak karuan, pikiran kacau dan ingin segera langsung sampai di kota kelahiranku Pandeglang).Di tengah-tengah pengemasan barang, tiba-tiba saudaraku dari Bapak "Irma" menelpon ku dengan nada bicara yang gemetar.
Irma : "Nit, dimana?" (bicara gemetar)
Aku : "Di Jogja, kenapa? Nit pulang ko hari ini." (suasana hati mulai tak karuan)
Irma : "Oh yaudah pulang ya Nit, hati-hati".
Aku : "iya Ma, makasih. Emang ada apa? Tumben nelepon."
Irma : "Nit, jangan kaget yaaa?"
Aku : "Iya kenapa? Cepat bilang".
Irma : "Ua, Nit."
Aku : "Ua siapa? Ua mana?
Kenapa?" (penasaran dengan nada tinggi).Irma : "Duh, Nit jangan kaget ya. Ua (Mamah aku) udah ga ada?"
Aku : "Maksud lu apa Ma? Mamah Nit lagi sakit. Apa-apaan lu ngomong Mamah gua udah ga ada!" (Marah, emosi tak terkendali)
Irma : Iya, Mamah Nit udah meninggal dunia jam 12.00 Wib.
Aku : (menjerit dengan kencang sampai kedua temanku menyusulku penasaran ada apa yang terjadi)
Aku tidak tau harus bagaimana, yang bisa ku hanya menjerit dan badan melemas sampai aku terjatuh namun aku masih sadar (kondisi sedang berpuasa Qada)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesedihan tak kunjung berakhir
Non-FictionDi tinggal oleh malaikat tak bersayapku "mamah" tapi aku tak ada di sampingnya menemani dia saat sakit hingga sakaratul maut.