chapter 1

21 8 2
                                    

'KRING..KRING..KRING..'

Jam weker sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Tetapi, tetap saja gadis berambut sebahu enggan untuk membuka matanya.

"hoappp" erang gadis itu mencoba untuk membuka mata.

"ganggu aja si ni jam." kesalnya.

Saat melihat jam yang sudah ada ditangannya, ia melotot lalu menjerit histeris.

"ANJIR. WHAT?! JAM 7?! GUE TELAT HUAAAAA."

Buru buru gadis berbola mata hazel turun dari ranjang, menuju kamar mandi.

Tidak sampai 5 menit, gadis pemalas keluar dari kamar mandi. Jika kalian tanya apa dia mandi? Jawabannya salah. Dia tidak mandi. Jorok emang. Karena dipikirannya untuk apa gue mandi? Toh gue udah cantik. Paling kecantikan gue ilang 5%. Begitulah kehidupan Keiza.

Saat sudah siap, ia menuruni tangga satu persatu. Ia melihat wanita paruh baya sedang menyuapi bocah lelaki.

Saat sudah sampai anak tangga yang terakhir, ia menarik napas panjang lalu menghembuskannya. Ia tersenyum ke arah mereka.

"mah, aku berangkat dulu ya." pamit Keiza ingin menyalami tangan ibu nya, tapi tidak ada tanda tanda untuk dibalas, ia menurunkan kembali tangannya, lalu tersenyum.

"Rafa, kakak berangkat dulu ya." ucap Keiza menunjukan senyuman manisnya.

"iya ta tei." jawab bocah berpipi tembem dengan cadelnya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab Nitha, ibu Keiza.

***

Saat sudah sampai SMA Garuda Bangsa, Keiza melihat gerbang utama sudah ditutup, alhasil ia harus lewat belakang, memanjat tembok.

Gadis bermata hazel mengendap endap tak lupa dengan mata nya melihat kanan kiri, jaga jaga pikirnya.

Saat sudah sampai, ia melihat tembok yang menjulang tinggi. Lalu ia melempar tas nya asal. Melihat tembok didepannya untuk mengambil ancang ancang.

'BRUK'

"anjir pantat gue. Napa si sakit amat ya." ucapnya sambil memegang bokongnya.

"Keiza Dwi Alvendaro, cewek tomboy, gatau malu, selalu bikin ulah, ker_"

"SHIT, tolongin gue elah. Punya doi gini gini amat elah." potong Keiza mengulurkan tangan keatas.

"elah, bantuin napa."

Lelaki bertubuh tegap yang berada dihadapan Keiza enggan untuk menolongnya. Tapi melihat gadisnya kesakitan ia tak tega melihatnya.

"sini buruan! Lo tuh kerjaannya telat mulu deh, heran gue. Kenapa juga ya gue mau pacaran sama cewek macem lo? Padahal masih banyak cewek yang mau sama gue." oceh lelaki dihadapannya.

"Davian! Lo tuh mau bantuin gue, apa mau ngoceh mulu sih? Dasar ketos goblok!" kesal Keiza.

Yap, lelaki yang berada dihadapannya yaitu Davian Smith Alexander. Ketua Osis SMA Garuda Bangsa, yang sejak 3 bulan lalu ia menjadi kekasih Keiza.

Davian mengulurkan tangan kepada Keiza, Keiza pun menerimanya dengan senang hati, lalu tersenyum.

"ikut gue ke ruang bp." suruh Davian.

"ogah. Aww aww, Davian sakit." lenguh Keiza saat sudah berdiri.

Satu tangan Keiza sudah berada dipantatnya karena menahan sakit. Entah pura pura atau memang pantatnya kesakitan, yang terpenting ia tidak mau ke ruang bp.

"gue tau, itu lo cuma pura pura. Ayo ikut gue atau gue telfon nyokap lo."

Saat Davian melihat kearah wajah gadisnya, ia melihat perubahan raut di wajah gadisnya. Ia tak tahu apa-apa selama ia menjadi pacarnya Keiza.

"Kei, are you okay?" tanya nya, merasa bersalah.

"gue ke kelas dulu, temen temen gue nyariin. Permisi." pamit gadis berambut sebahu, tanpa melihat wajah Davian.

"Kei, kenapa si setiap gue nanya tentang keluarga lo, lo selalu aja ngindar? Kenapa Kei? Gue ini pacar lo! Lo tuh anggap gue apa sih?!" kesal Davian menahan lengan Keiza agar tidak pergi.

"emang lo pikir, lo sebagai pacar gue bisa tau apa-apa tentang gue? Gue harus ngasih tau semua apa yang terjadi sama gue?!"

"ya seengganya lo kasih tau dikit aja apa yang terjadi sama lo." bujuk Davian dengan nada lembut.

"gue juga butuh privasi Dav, ga semuanya apa yang terjadi sama gue harus lo tau."

"gue mau kita pu_" lanjutnya, namun tertahan karena teriakan guru bp yang super duper killer.

"HEI KALIAN LAGI APA?! GATAU APA INI SUDAH MASUK JAM PELAJARAN?! SINI KALIAN BERDUA. DRAMA DRAMA ANAK LEBAY BANGET SIH KALIAN!!"

teriakan yang mampu menghentikan ucapan Keiza berasal dari Bu Indhira.
Salah satu guru killer menjabat sebagai guru bp.

Davian dan Keiza pun menghampiri guru berkacamata itu.

"Davian, kamu tuh ketua osis. Harusnya kamu tuh jadi contoh yang baik bagi semua siswa siswi disini. Kamu ha_"

"saya juga manusia lah bu, sama sama makan nasi bu. Saya harus jadi contoh baik bagi murid SMA ini? Saya mah ngurus idup saya aja masih ga bener bu, apalagi harus jadi contoh baik buat semua murud disini. Orang siapa juga yang mau jadi ketos? Saya aja ogah jadi ketos disini. Tapi, ya udah lah terlanjur juga." potong lelaki bermata hijau dengan tampang watados nya.

"saya pusing deh sama kamu selalu saja ngejawab. Kamu juga Kei, cewek tapi kelakuannya gitu. Dasar anak jaman sekarang."

"sekarang kalian ikut ibu ke ruang bp." titah Bu Indhira.

"maaf ya bu, Keiza lagi sakit. Jadi, saya aja ya bu yang dihukum. Nanti saya ngegantiin posisi Keiza deh bu, buat di hukumnya. Terserah hukumannya apa aja. Yang penting Keiza aman ya bu." mohon Davian menunjukan ekspresi memohonnya.

"yaudah Kei, kalau kamu sakit mending ke UKS aja ya. Dan kamu Davian, kamu ikut saya."

"makasih, bu." ucap Keiza.

Mata Keiza dan Davian saling bertemu, Keiza hanya memberikan senyum tipis pada Davian.

'untung aja ada bu indhi, kalau engga mampus gue udah keceplosan bilang putus. Dasar bibir gue, perlu saringan apa ya?' batin Keiza.

Keiza storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang