🌑一. 1

1.4K 92 8
                                    

“ Hai. Selamat pagi, pangeran ” Sapa Arm , sembari membuka gorden pada jendela kamar Gun yang super besar.
“ Silau, tutup kembali! ” Teriak Gun yang masih memejamkan matanya. Arm terkejut lalu mengelus dadanya yang menjadi berdegup kencang.
“ Tidak , tidak bisa. Kau harus ke kampus , aku tidak ingin lagi dosen pemimpin menghubungiku lagi dan mengomeliku ” Ucap Arm , berjalan kearah tempat tidur Gun, berusaha menarik selimut yang membungkus tubuh Gun.
“ err..err, 5 menit lagi ”  Ucap Gun dengan enggan. Tapi bukan Arm namanya yang menyerah begitu saja lalu mengiyakan semua permintaan Gun. Dia dengan sigap menggendong Gun ala bridal style hm cukup ringan, membawanya kekamar mandi dengan susah payah karena Gun meronta , namun tetap Arm tidak peduli, ia lalu menidurkan Gun di bathup yang sudah ia penuhi dengan air dingin , tunggu ! Apa air dingin ? Gun benci air dingin ia benci mandi pagi dengan air dingin . Lihat saja kini matanya membelalak dan wajahnya merah, ntah karena dingin atau dia marah.
“ P'Arm!!!! Aku benci air dingin , kau kan sudah tahu !!! ” Teriak Gun, hendak bangun dan berlari , tapi Arm dengan cepat menyemprotkan air dengan shower disana. Membuat Gun yang keras kepala itu menggigil dan dengan pasrah menuruti Arm yang juga keras kepala.
Arm tertawa lepas dan puas melihat untuk kesekian kalinya Gun kalah dengan keputusannya. Arm dan Gun persahabatan yang mereka jalin sejak kecil membuat mereka mengerti satu sama lain. Arm, menjadi asisten pribadi Gun , karena pada saat itu Arm kekurangan bahkan tak mampu membayar uang sekolahnya, keluarga Gun yang sudah menganggap Arm sebagai anaknya itu memutuskan untuk melunasi segala keperluan Arm disekolah , namun Arm begitu keras kepala untuk mengembalikan uang orang tua Gun, maka sejak itulah Gun memberikan jalan keluar pada Arm, sahabatnya yang yatim piatu itu cara untuk mengembalikan uang kedua orang tuanya, dengan bekerja menjadi asisten Gun dan Arm dengan senang hati menerima jalan itu, kemudian seperti inilah mereka sekarang. Jika kamu bertanya apa Arm pernah jatuh cinta pada Gun ? Atau Gun pernah jatuh cinta pada Arm ? Ataupun apakah mereka memiliki perasaan bagi satu sama lain ? Mereka akan menjawab “ P'Arm , menjauh dariku aku bosan melihat wajahmu ” atau “ Gun , orang macam apa yang akan jatuh cinta pada pria yang hanya mandi 1 minggu sekali, dasar bau ” , Oho! Seperti kucing dan tikus setiap harinya.

Gun dengan terpaksa membuka bajunya , setelah melihat hal itu Arm menyimpulkan Gun menyerah dan akan mandi sesuai keinginannya. Ia keluar meninggalkan Gun disana. Ia beranjak dari kamar Gun lalu berencana untuk menghampiri Tay Tawan Phunsawat dan juga si kecil Jane Phunsawat untuk melakukan hal yang sama pada mereka berdua.

Setelah melakukan semua tugasnya Arm kebawah dan menunggu 3 anak manusia yang arogan itu untuk turun dan sarapan bersama. Waw! Baru saja dipikirkan oleh Arm, mereka bertiga sudah keluar kamar lalu beranjak menuruni tangga , Tay sebagai pemimpin yang melempar - lempar kunci mobilnya sambil sedikit bersenandung , suaranya merdu sekali, disusul Jane yang Aw! Dia tersandung , beruntung Gun dengan cepat menarik ujung bajunya agar adiknya itu tidak terguling ditangga.
“ Aku punya tangan ” Ucap Jane berbalik mengahadap Gun.
“ Aku tahu, lalu ? ” Gun menaikkan satu alisnya saat Jane berbalik.
“ Kenapa tidak memegang tanganku ? Jika memegang bajuku, lalu itu tersobek ? Sama saja akan membunuhku ” Protes Jane, Gun memutar bola matanya, kesal  dan kemudian “ Sama - sama ” Balas Gun , lalu berlalu meninggalkan Jane dibelakangnya. Arm dan Tay yang melihat tingkah 2 orang disana hanya menggelengkan kepalanya.

“ Jane, Itu makananku, Muntahkan sekarang ” Teriak pria berparas cantik itu sambil menendang kaki meja makan , membuat Arm, Tay dan Jane terkejut dan tersedak, namun Gun tidak peduli , ia hanya tersenyum lalu hendak duduk ditempatnya, namun ting tong , ting tong , suara bel rumahnya berbunyi mebuatnya mengernyitkan dahinya “ Siapa yang pagi - pagi begini sudah bertamu ? ” Tanya Gun melirik Arm yang juga sudah meliriknya.
“ Yang masih berdiri harus membukakan pintu ” Ucap Tay menunjuk Gun.
“ Jane , buka pintu ! ” Perintah Gun pada adiknya
“ P'Gun, yang berdiri harus membukakan pintu ” Balas Jane menantang Gun. Mendengar itu Gun mendengus kesal lalu berjalan hendak membuka pintu untuk mengecek siapa orang yang mengganggu sarapannya. Baiklah , meskipun Gun itu sombong tapi ia tidak berani menentang kakaknya Tay Tawan Phunsawat.

🌑一. The Darkest Side Of The Cold NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang