menit beriringan dengan detik seperti hati yang beiringan dengan perasaan seperti diriku untuk dirimu yang setiap detik terus berlarut dalam rasa rindu.
_NewZelan_
matahari yang tadinya setengah tertutup dibalik awan kini, sudah mulai naik sembilan puluh derajat. bagi Zelan ini adalah hal terburuk sepanjang sejarah bersekolah. menurutnya ini adalah hari sial ketika harus mendapat hukuman dan berhadapan dengan sang surya yang panas. kulit putih Zelan serasa terbakar dalam tetesan keringat yang sudah bercucuran membasahi wajahnya maupun tubuhnya.
Dan bagi New, ini adalah hal biasa saja selama hidupnya mendapatkan hukuman disekolah. meskipun New sama berkeringatnya dengan Zelan tapi, ini tidak berpengaruh pada kondisinya saat ini. tidak bagi Zelan, keadaan ini membuat kepalanya berlari kesana kemari. pandangannya berputar berlain arah. kedua tangan Zelan perlahan mulai melemas. Zelan sudah tidak tahan lagi.
blukkk
benturan cukup keras terdengar diseluruh penjuru lapangan. membuat New menoleh terkejut ke arah Zelan yang sudah tertidur lemas. Zelan pingsan.
tanpa satu katapun New langsung mengangkat Zelan dan membopongnya ke UKS.
Bu yovie yang tadinya sedang mengawasi mereka berdua dari kejauhan juga terkejut melihat Zelan tiba-tiba pingsan. Bu Yovie segera berlari kecil ke arah New untuk mengecek keadaan dan mengekori New menuju ke UKS.
"astaga jangan - jangan ini anak mau mati." ucap New seenaknya.
nafas Zelan terdengar berangsur - angsur. Dan itu membuat New kwatir dan panik.
mendengar ucapan New, Bu Yovie langsung menegur "jangan bilang begitu!!"
New menoleh kebelakang sebentar. ternyata New tak sadar jika Bu Yovie membuntutinya dari belakang.
New masih tetap berjalan tanpa membalas teguran dari Bu Yovie.
***
setelah sampai di UKS New segera meletakkan tubuh Zelan diatas kasur yang cukup besar. Disana Zelan masih tertidur lemas, entah apa yang gadis itu rasakan. New bahkan tidak bisa mengerti apalagi menebak. selama ini New tidak pernah merasakan seperti apa yang Zelan rasakan saat ini.Bu Yovie menyodorkan segelas air mineral yang ia ambil diatas nakas lalu, menyodorkannya pada New, "New kamu kasih ini setelah dia sadar nanti."
"kok saya Bu." elak New.
"tolong kamu jagain dia disini sampai dia sadar. Ibu mau ke ruang kepsek sebentar." pinta Bu Yovie.
"oke." New mengangguk pasrah.
setelah Bu Yovie keluar dari ruang UKS. tinggal mereka berdua yabg berada diruangan berbau obat tersebut. New menatap gadis dihadapannya hampa. dengan tatapan kosong, yang New pikirkan entah apa yang harus ia lakukan jika gadis dihadapannya tau tinggal mereka berdua yang berada diruangan ini.
tanpa sadar kedua mata New terus menatap Zelan bahkan lekat. New memandang setiap sudut wajah cantik Zelan hingga membuat kedua sudutnya sedikit terangkat.
"dia cantik juga." Ucap New berantusias.
senyumannya sekian memudar ketika pikirannya beralih pada satu pertanyaan. Kapan gadis ini akan sadar? entahlah, yang pasti New harus menunggunya lebih sabar.
perlahan New sudah tidak mampu lagi untuk berdiri. ia menarik kursi plastik didekatnya lalu duduk disamping gadis itu.
"siapa ya nama cewek ini?" batin New mulai bertanya.
"ah sudahlah gak penting." Ucap New pada dirinya sendiri.
sekian lama New menunggu akhirnya Zelan sadar. Zelan membuka matanya perlahan dan untuk menahan rasa sakit, tanpa sadar tangan kiri Zelan mengenggam tangan New yang sedari tadi berada disampingnya sedangkan tangan kanannya menggenggam kepalanya.