3 : Paid Off

44 5 0
                                    

8 tahun kemudian..

Tidak terasa sudah sepuluh tahun Victoria menunggu kedatangan Patrick. Tentu banyak suka dan duka dalam sepuluh tahun tersebut. Victoria kini sudah menjadi wanita yang sukses. Berkat ketekunan nya, Victoria sudah mempunyai dua usaha yang berjalan cukup baik. Victoria membuka studio sekaligus toko musik dan juga bisnis real estate. Empat tahun pertama adalah waktu Victoria menyelesaikan kuliah sarjana nya, kemudian disambung dua tahun kuliah magister. Sisa dua tahun nya di London Victoria gunakan untuk berbisnis. Kedua orangtua Victoria pun tentunya sangat bangga, bahkan Victoria mengajak papanya untuk berbisnis di London bersamanya. Harold Michaels pun setuju untuk membuka perusahaan airlines.

Hingga kini, cincin pemberian Patrick masih berada di kalungnya. Entah kapan Patrick akan datang dan mengambilnya, Victoria akan tetap memakainya sebagai liontin kalungnya. Berbicara tentang Patrick, laki-laki itu hanya menghubungi Victoria sebanyak lima kali dalam sepuluh tahun. Patrick juga sudah menjadi laki-laki yang sukses seperti orangtua nya. Menginjak usia ke dua puluh tujuh tahun, Victoria tampaknya masih belum melepas status lajangnya. Memang banyak yang ingin menjadi kekasih wanita tersebut, namun sayangnya Victoria seperti tidak tertarik. Victoria memang sempat menjalin hubungan kembali, namun hubungannya dengan mantan-mantan kekasihnya itu tidak ada yang berujung pertunangan apa lagi pernikahan.

"Vic! Ada yang telfon!" ucap Christabelle pada Victoria yang sedang berada di dalam toilet. "Tolong jawab dong!" seru Victoria dari dalam toilet. "Oke!" jawab Christabelle. "Halo, ini Christabelle. Victoria nya lagi di toilet, dengan siapa ya?" ucap Christabelle. Gadis itu hanya diam karena penelfonnya juga diam. "Halo?" ucap Christabelle lagi. "Hey kalo enggak penting lebih baik ga perlu telfon. Kirim pesan aja." lanjutnya. "Halooooo." ucap Christabelle yang gemas dengan penelfon itu. "Fine. Bye." ucap Christabelle dengan kesal. Tepat Christabelle mengakhiri telfon nya, pemilik handphone tersebut pun keluar dari kamar mandi. "Siapa yang telfon, Elle?" tanya Victoria.

"Enggak tau, masa gue didiemin. Ya udah gue matiin aja." jawab Christabelle sambil memberikan handphone nya Victoria. Victoria pun kemudian memeriksa nomor tersebut yang menghubunginya. Sayangnya Victoria tidak tau siapa yang menelfonnya karena ternyata dia tidak menyimpan nomor tersebut. "Aneh.. gue enggak simpen nomor ini. Terus dia dapet nomor gue dari mana?" ucap Victoria. "Hmm.. Vic, lo kan berbisnis ya, gue yakin sih pasti ada nomor telfon lo di kartu bisnis lo." jawab Christabelle. "Oh iya ya." balas Victoria. "Same old Victoria." ucap Christabelle. "Hush!" ucap Victoria kemudian duduk dan bersandar di couch ruang musiknya. "Vic." panggil Christabelle. "Apa?" tanya Victoria. "Sadar ga?" tanya Christabelle. "Sadar apa?" tanya Victoria. "Udah sepuluh tahun." jawab Christabelle. Victoria pun menatap handphone nya. "Oh iya." ucapnya.

"Lah, kenapa lo?" tanya Christabelle. "Gue boleh lepas cincin nya ga sih?" tanya Victoria. "Jangan dulu lah, tunggu pemiliknya dateng." jawab Christabelle. "Lo tau ga sih? Pemilik yang sebenarnya itu.. udah meninggal." ucap Victoria. "Wait.. what? Bukannya itu punya Patrick?" tanya Christabelle. "More like.. legacy. I don't know but yeah. Awalnya ini punya Peter, almarhum kakaknya dan Peter itu mantan kekasih gue." jawab Victoria. "I'm sorry." balas Christabelle. "It's okay." ucap Victoria.

"Gimana kalo kita ke London Eye?" tanya Christabelle. "Sekarang?" tanya Victoria. "Ya iya lah! Masa sepuluh tahun lagi?" jawab Christabelle. Victoria tertawa. "Sialan lo. Nyindir ya?" ucapnya. "Enggak sih." jawab Christabelle diakhiri tawa. "Ayoooo." ucap Christabelle sambil menarik tangan Victoria. "Sabar woy, sabar. Pake sweater dulu gimana sih lo." ucap Victoria. "Musim gugur aja udah kedinginan, gimana musim salju nanti?" ledek Christabelle. "Eh lo bawel. Gue lagi enggak enak badan tau sebenernya." jawab Victoria.

"Ya udah ayooo." ucap Christabelle. "Woy lo tau ga sih gue sebenernya ga berani naik ferris wheel thingy." balas Victoria. "Lo merendah ya?" tanya Christabelle yang tau betul temannya itu sangat berani naik roller coaster atau pun wahana esktrem lainnya. "Benerann. Wahana yang paling gue takutin pokoknya yang ada di air terus ferris wheel gitu sama cable car." jawab Victoria. "Lo lucu deh." ucap Christabelle sambil mencubit pipi temannya itu. "Eh! Kurang ajar lo." ucap Victoria. "Ayooo." ucap Christabelle sambil menarik Victoria dari lift.

His Ring (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang