Prolog

41 3 0
                                    

Dalam rangkaian anggun, dia menari dengan lihai dalam pikiranku. Memaksa untuk kembali masuk kedalam cerita yang sayu. Dalam situasi seperti ini, hilang arah selalu menjadi cerita selanjutnya. Kemana aku mencari bunga yang hilang, ditengah rintik yang menggenang tak reda? 

Sampai kapan aku harus menundukkan kepala ketika seseorang menanyakan perihal kemana perginya semestaku? Lalu, dimana letak sepenggal harap bila jelaga hati sudah menimbun asa?

Wanita itu ada kalanya datang kepada hati yang berai, yang remuk, namun masih bersikukuh. Lalu, aku akan kembali mengeja rindu dimalam berakhirnya temu.

Hidupku akan selalu seperti ini. Seperti endapan kopi yang tidak pernah diteguk. Sampai suatu ketika wanita dengan tahi lalat dibawah matanya datang kedalam semestaku, menyapa dengan ramah samuderaku, dan mengatakan bahwa ia dengan sangat ikhlas berlabuh di dermagaku.

Euforia itu terjadi pada minggu pertama di Bulan Juni setelah hujan reda. Saat aku sedang mencari jati diriku. Ia datang seperti lirik lagu, penuh makna meski tanpa sang fajar.

Selanjutnya, aku ingin bercerita tentang hari-hari setelah bertemu dengannya. Dalam bentuk apapun, seperti apapun ceritanya, mohon hargai. Dengar, nanti kutraktir angkringan disini.

.

.

.

Hallo! Aku kembali lagi dengan cerita cengeng. Terima kasih sudah membacanya:)



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 28, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Semestanya SayaWhere stories live. Discover now