01. mau lenyap aja rasanya

13 2 0
                                    

"Nametag?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nametag?"

"Udah."

"Tali sepatu?"

"Item."

"Apaan lagi?"

"Kaos kaki?"

Kirin lagi nge-list atribut apa aja yang harus dikenakan saat ospek jurusan besok, sedangkan Tristan yang ngecek atributnya apakah udah lengkap atau belum. Nggak heran kamar kosan Kirin sekarang lagi mode kapal pecah.

Mereka bisa dibilang udah sekitar tiga minggu mengenyam pendidikan di bangku kuliah, dan besok baru dimulai ospek jurusan. Nggak seperti fakultas teknik yang mengadakan ospek saat semester tiga, jurusan merekaㅡKomunikasiㅡngadain pas di awal semester.

Ya, Tristan seneng aja sih, rambutnya udah bisa gondrong pas semester tiga nanti.

"Kaos kaki gue kemana sih? Kemarin gue taro di bagian bawah."

Kirin naro catatan kecilnya di atas meja lalu ngubek-ngubek isi lemarinya yang udah kepalang berantakan. Tristan nyerah, akhirnya rebahan di kasur Kirin.

"Rin, gua males banget asli ospek-ospekan begini tuh." kata Tristan, menatap langit-langit kamar. Kirin cuma ngelirik habis itu nyari kaos kakinya lagi.

"Ya elah, selow Tan. Paling cuma kaya ospek universitas kemaren."

Jadi, saat ospek universitas hari kedua bulan lalu, semua anak dikumpulin sesuai jurusannya masing-masing buat ngunjungin fakultasnya. Saat hari itu juga dikasih informasi bahwa bulan depanㅡyang mana adalah besokㅡsemua anak jurusan Komunikasi harus berkumpul lagi di Fakultas, yang Kirin asumsikan sebagai ospek jurusan.

Ya Kirin berpikir kalau ospek jurusan paling nggak jauh beda sama ospek universitas yang cuma dengerin narasumber ngomong di depan terus anak-anaknya disuruh nyatet materi.

Tristan cuma menghela nafasnya.

"Perasaan gua nggak enak, dah," ujar cowok itu. "gua nggak bisa push-up masalahnya."

Kirin ketawa, kenceng banget sampe-sampe Tristan yang lagi scroll timeline twitter hapenya sampe jatoh.

"Anying lu ketawa nggak bisa kalem dikit apa, hape gua jatoh kan." Tristan mengambil hapenya yang untungnya jatoh di atas karpet, lalu nendang punggung Kirin yang lagi jongkok di depan lemari. Otomatis Kirin ngejungkel ke depan.

"TRISTAN IH!" Kirin mengusap-usap punggungnya, sementara Tristan gantian yang ketawa.

"Cabut lah yuk, cari makan. Gua laper." akhirnya cowok itu bangun, menyambar kunci motornya yang dia letakkan di meja belajar, narik lengan Kirin buat ikutan bangun juga.

rebel unfold | pdx101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang