CCZ 8

2.2K 258 17
                                    

Zea masuk dalam kamar mandi, ia bersiap akan menuju ke rumah pak bagas, setelah pulang kuliah ia bergegas pulang karena ia sudah berjanji pada pak Bagas untuk makan malam. Membayangkan ia akan makan malam dengan Reiki dan membayangkan wajah tidak bersahabat Reiki membuat Zea perasaan Zea tidak nyaman.

Ia jadi malas berinteraksi dengan Reiki, tapi hari ini ia harus duduk satu meja dengan Reiki di rumah pak Bagas. Zea mandi dan berpakaian santai, ia memakai outfit celana hareem warna pink dan juga kemeja warna senada, ia padukan dengan flatshoes warna putih dan tak lupa slingbag.

Zea mengirim pesan pada Lika yang sedang bekerja kalau ia ada undangan makan malam di rumah orang, Zea kemudian keluar dari tempat kost nya dan berdiri di tepi jalan untuk menunggu taksi. Ia mengambil kartu nama pak Bagas di dompetnya dan membaca alamat lengkapnya dengan seksama, hingga ia tak menyadari sebuah mobil jeep Wrangler warna merah sudah berada di hadapannya.

Kaca mobil Jeep terbuka dan menampakkan wajah orang yang paling tidak ingin ia temui.

"ayo masuk"

"Tidak usah pak, saya naik taksi aja"

"Tujuan kita kan sama, kenapa kamu harus naik taksi, ayo naik" desak Reiki karena tidak ada tanda Zea akan masuk mobilnya.

"Nona Zea, ayo. Pak Bagas sudah menunggu kita"

Zea menghembuskan nafasnya kasar, kemudian membuka pintu mobil Reiki dan masuk. ia tidak suka berada di dekat Reiki karena ia merasakan hawa dingin yang aneh, Reiki seperti membuat pagar jarak dengannya.

Reiki melakukan mobilnya menyusuri jalan raya menuju rumah pak Bagas Bramanta, ayah dari Ardan, anak kecil yang di selamatkan Zea dari penculikan.

30 menit kemudian Reiki membelokkan mobilnya ke sebuah perumahan mewah dan berhenti di sebuah rumah mewah berwarna baby blue, berpagar tinggi berwarna putih, Reiki menekan klakson mobil didepan gerbang rumah. Pintu gerbang terbuka lebar, seorang security mendekati pintu pengemudi.

Reiki membuka kaca mobil.

"AKP Reiki?" tanya security itu.

"benar pak"

"Sudah ditunggu tuan dan nyonya"

Reiki mengangguk dan kemudian melajukan mobilnya memasuki halaman rumah bapak Bagas Bramanta yang luas, disana juga terparkir beberapa mobil koleksi pak Bagas.

Reiki dan Zea turun dari mobil, keduanya berjalan menuju pintu masuk dimana sudah menunggu seorang art, art itu membukakan pintu dan mempersilahkan Reiki dan Zea masuk dalam rumah, ia juga kemudian masuk menunjukkan ruang makan pada tamu istimewa bapak Bagas Bramanta.

Disana sudah menunggu pak Bagas, bu Nathalia istrinya, Dan Ardan, juga seorang gadis kecil seusia Ardan.

"Kak Zea...." pekik Ardan beranjak dari duduknya dan berlari kearah Zea dan memeluknya. Zea membalas pelukan Ardan.

"Silahkan duduk pak Reiki, Zea. Ardan...jangan gitu dong, kak Zea nya mau duduk"

"Kak Zea duduk sebelah aku ya ma, pa?" ucap Ardan pada kedua orang tuanya

"Hemm...kedudukan Zein di geser oleh Zea ini" gelak pak Bagas yang di angguki oleh bu Nathalia.

"Duduk Zea, jadi Ardan sekarang maunya dekat kak Zea, om Zein juga kan mau makan bersama kita malam ini"

"Iya, Ardan suka sama kak Zea"

Ardan menarik tangan Zea di kursi yang ada disebelahnya, Zea menatap ke sebelah kanannya dimana gadis kecil seusia Ardan duduk.

"Kalau ini siapa namanya? Kenapa diam saja dari tadi"

Gadis itu hanya tersenyum kikuk dan menunduk.

CAHAYA CINTA ZEAANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang