Gerimis turun diikuti resapan kopi pahit yang menjadikan saksi bahwa kenangan pilu itu kembali terbuka,Indra pengecapnya merasakan sensasi pahit dari kopi hitam tanpa gula yang ia rasa lebih berasa dr pada rasa pahit kehidupannya.
Kenangan 4tahun yang lalu berputar diotaknya,suara tangisan,teriakan, pukulan,serta rintihan kematian membuat kepalanya benar-benar ingin meledak.Tatapan matanya kosong kedepan,menatap pintu kaca yang menampilkan rintik hujan.
Iqbaal Dhiafakhri,Pemuda berjaket hitam dengan logo bintang didada kanannya tersenyum getir.Hatinya kembali berdesir mengingat sebuah senapan berhasil menempus otak ayahnya,Pisau tajam menancap didada bundanya serta balok kayu besar yg membuat kakak kandungnya kehilangan nyawa.
"Ale kangen kalian Yah,Bun,Teh"Lirih iqbaal mengusap wajahnya kasar,ia meninggalkan satu lembar uang 100 ribuan dimeja cafe setelah berhasil membuat pelayan menoleh.Tanpa menunggu kembalian Remaja kelas 12 itu melangkahkan kakinya meninggalkan cafe tersebut.Memasuki mobil dan membelah hujan yg semakin deras-derasnya.
Iqbaal melajukan mobilnya dengan kecepatan tidak standar,ia trus saja menambah kecepatan mobil tersebut sehingga terlihat seperti orang yg kesetanan.Matanya memanas,hari ini tepat 4Thn keluarganya dibunuh oleh seorang yang tidak memiliki hati.
Iqbaal memukul stir mobilnya meluapkan segala emosi yg ingin ia luapkan.Ia meremas dadanya ketika sensasi sakit yang menyeruak kembali membuat penglihatannya buram.
Kepalanya pening,ia menghentikan mobilnya dipinggir jalan meletakan kepalanya pada stir mobil,ini terlalu menyakitkan.Bahkan ia sudah berkali-kali memukul stir mobilnya sendiri untuk menghilangkan rasa sakit tersebut namun hasilnya nihil,sakit itu tetap menjalar dihatinya.
Iqbaal menoleh ketika kaca mobilnya diketuk seseorang dari luar secara berulang,iqbaal menghapus air matanya kepalanya masih pusing bukan main.
Ia membuka kaca mobilnya dan mendapati seorang perempuan dengan wajah paniknya.
"Please,izinin gue masuk mobil lo!gue lagi dikejar-kejar cowok"Pinta Perempuan tersebut terlihat panik bukan main
Iqbaal segera membuka kunci pintu mobilnya agar gadis itu bisa masuk,setelah gadis tersebut masuk dan terduduk Iqbaal mengusap kasar wajahnya menghilangkan bekas bahwa ia habis menangis.
"Lo kenapa?"Iqbaal mencoba membuka suara meski suaranya masih terdengar serak.Iqbaal melihat gelagat cewe tersebut yang terus saja menoleh kebelakang
"Jalanin mobilnya nyawa gue terancam please"Bahu Gadis tersebut bergetar sepertinya ia memang sedang dalam masalah besar,iqbaal dengan kepalanya yang sedikit mendingan menjalankan mobil tersebut dengan kecepatan tinggi ia sempat menoleh kearah spion dan melihat -Azka.
Iqbaal membawa gadis tersebut pulang kerumahnya,ia sempat bingung mau memulangkan gadis itu kemana karena gadis tersebut tidak menjawab sama sekali pertanyaannya.
"Ini rumah gue lo bisa tinggal disini untuk beberapa hari"Iqbaal menunjukan area dalam rumahnya yang terdapat ornamen2 indah menghiasinya,ia menoleh kearah gadis tersebut namun tidak ada sahutan.Gadis tersebut hanya diam menatap kosong kedepan.
***
Paginya Iqbaal menatap gadis tersebut yang sudah mandi dan memakai pakaiannya yg kebesaran.Iqbaal terkekeh membuat gadis yg duduk diranjang kamarnya itu menoleh.
"Kegedean ya?ayo ke mall gue beliin baju"Ajak Iqbaal menarik lembut lengan gadis tersebut namun di tolak
"Lo gak jahat kan?lo gak mau nyulik gue kan?"Lirih Gadis tersebut membuat matanya kembali berair,Iqbaal iba sebenarnya apa yang dilakukan Azka sampai gadis manis didepannya sepertinya trauma.
"Hei"Iqbaal merengkuh wajah gadis tersebut ia mendaratkan kecupan manis di kening gadis tersebut "Gue emang bukan cowok baik tapi gue gak bakal nyulik lo ataupun ngerusak lo,kalo lo mau pulang sekarang ayo gue anter"
Gadis tersebut menggeleng ia malah menangis "Mamah,papah.."
Iqbaal memeluk gadis tersebut erat,ia iba hatinya ikut tercubit mendengar lirihan gadis tersebut.Gadis yang semalam ia temukan dijalanan "gak usah dilanjut kalo itu buat kamu sakit"
Tidak banyak yang tau tentang Iqbaal,disekolah ia hanya seorang tukang onar,pemarah,pemberontak,dan selalu bersifat dingin terhadap perempuan bahkan kepada guru wanita.Tapi dengan gadis ini ia benar-benar nyaman dan merasakan suatu hal yang berbeda.
Seperti ada dorongan untuk menjaga gadis yang berada direngkuhannya ini.Iqbaal bahkan tidak mengerti dengan dirinya sendiri, rasa itu ada diluar kendalinya.
"Jangan nangis ya,Bahkan kita belum kenalan karena kamu dari semalem nangis terus"Kelewat lembut Iqbaal mengucapkan hal tersebut tanpa melepaskan pelukan gadis tersebut.
"A-aku (Namakamu) Arletta"Gadis tersebut mendongak menatap laki-laki didepannya, Iqbaal tersenyum.Jarinya terulur membenarkan rambut gadis didepannya
"Iqbaal.Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan"
* * *
Seminggu setelah kejadian tersebut Iqbaal masih membiarkan (namakamu) tinggal dirumahnya.Semakin hari gadis tersebut semakin menggemaskan.
"Iqbaal!"Panggil (namakamu) dari lantai atas sementara iqbaal berada dilantai bawah tengah menonton TV.
(Namakamu) berlari menuruni tangga,iqbaal menoleh menatap gadis manisnya yang masih menggunakan baju tidur.
"Jangan lari-lari (nam)"
(Namakamu) memelankan langkah kakinya ia berjalan santai mendekati iqbaal.Ia duduk disampingnya "pinjem hp dong"
Iqbaal mengambil hp dari meja didepannya.Memberikan kepada gadis tersebut lalu menyandarkan gadis itu pada dada bidangnya.
"Iqbaal gak takut sama tetangga nampung aku?"
Iqbaal tertawa,ia mengusap kepala (namakamu) gemas.kenapa cara bicara dan suaranya sangat menggemaskan?
"Kenapa harus takut?kamu diapain sama mereka emang?"
"Gak di apa-apain sih tapikan tetangga gitu"
Jemari (namakamu) membuka aplikasi berlogo kamera.Ia memasang wajah menggemaskan lalu memfoto dirinya sendiri tanpa iqbaal.
"Nanti beli HP ya"Ucapan Iqbaal membuat (namakamu) menoleh.Ia terdiam menatap iqbaal sebentar lalu mengalihkan pandangannya kearah televisi yang menayangkan film entah apa itu.
"Aku kan gak punya uang,Iqbaal risih ya (namakamu) pinjem HP terus"Ucap (namakamu) merasa bersalah,ia rasa ia sudah banyak merepotkan iqbaal.Ia rasa ia memang tidak tahu diri masih baik iqbaal mau menampungnya dan tidak membiarkannya hidup diluar.
"Bukan gitu.Nanti Iqbaal beliin HP kamu pake uang Iqbaal dulu nanti kamu bisa ganti kalo kamu ada uangnya.ya walaupun iqbaal gak berharap kamu kembaliin uang itu,nanti kan kamu juga udah mau masuk sekolah HP kan penting kalo kita mau saling bertukar kabar"
(Namakamu) mengangguk-anggukan kepalanya tetapi tetap saja ia merasa tidak enak jika iqbaal membiayai segala kebutuhannya.Lagi pula siapa dirinya?Bahkan ia baru saling mengenal.
Seminggu yang lalu saat ia meminta bantuan ke Iqbaal,ia tidak membawa apapun karena jika ia membawa ponsel pasti mereka akan melacak dimana dirinya berada.
Mengingat seminggu yang lalu membuat dirinya ingin mati saja,Hampir saja ia kehilangan harga dirinya hanya untuk seorang yang tidak punya hati.
Tbc....
Gue bikin ceritɑ bɑru mulu perɑsɑɑn hehe:v
Bɑcɑ yɑ ɑku sɑyɑng kɑliɑn jɑngɑn lupɑ vote+komen+rekomendɑsiin ketemen kɑliɑn+reɑding list dɑn jɑngɑn lupɑ follow wɑttpɑd ɑku jugɑ hehe:v Makasih<3━━━━━━━━ ✤ ━━━━━━━━
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai,Namakamu! [On Going]
FanfictionButuh banyak gula untuk menyaingi manisnya iqbaal! Haiii,Iqbaal🧡 Since:29/June/2019