Sudah lebih dari 3 Bulan (namakamu) tinggal dirumah milik Iqbaal.Meski Iqbaal terlihat menerima dengan baik kehadirannya tapi ia masih cukup punya rasa tahu diri untuk tidak lagi numpang dan Menyusahkan Iqbaal.
Sudah cukup Iqbaal banyak mengeluarkan uang untuk dirinya.Sudah cukup banyak ia Menyusahkan iqbaal dengan semua tingkah dan kebutuhannya.Mulai hari ini ia bertekad untuk bekerja separuh waktu untuk kedepannya.
Lagi pula siapa dirinya yang selalu menyusahkan Iqbaal?
(Namakamu) menatap kartu nama yang berada digenggaman tangannya.Tadi ia bercerita kepada Salsha bahwa dirinya akan sedikit membagi waktunya untuk bekerja. Awalnya respon salsha tidak terlalu mendukung tapi dengan beberapa pernyataan dari (namakamu) ia sedikit paham dengan posisi (namakamu) yang bisa dibilang Benalu di Iqbaal.
"Enaknya aku kerja apaan ya?bener gak sih ini om-om mau bantu aku?nanti kalo aku malah di apa-apain gimana?mana kerjanya di bar kan gak lucu kalo aku pulang kerja udh gak perawan"(namakamu) bergidik ngeri.
Sambil menimang-nimang tawaran dari Bapak-bapak yang ia temui bukan bapak-bapak sih lebih tepatnya om-om yang ia temui kemarin di kafetaria.
Gajinya emang besar 1,3juta perminggu tapi om tersebut tidak mengatakan ia bagian apa di bar.
Ah kalo Iqbaal tau pasti dirinya dalam masalah besar. Ia tidak bercerita kepada siapapun tentang tawaran kerja om-om tersebut karena ia juga belum mengambil tawaran tersebut.
Ia jadi ingat Aldi yang beberapa waktu lalu keluar dari 'Club' malam dalam keadaan sempoyongan. Ia juga sempat melihat Aldi yang melakukan hot kissing didalam mobilnya didepan 'Club' padahal dia tengah terpengaruh alkohol tidak takut kah mereka -Aldi dan perempuan itu akan melakukan hal lebih? Atau berujung dikamar hotel misalnya.
Yang jelas malam itu Aldi melakukan ciuman tidak dengan salsha karena pasalnya mereka sudah mengakhiri hubungan keduanya karena sesuatu yang (namakamu) sendiri tidak tau apa.Salsha dan semua anak Regal itu tertutup bahkan dengan solidaritas tinggi mereka,mereka masih nyaman menyimpan semuanya sendirian,Termasuk Iqbaal.
(Namakamu) memilih mempercepat langkahnya agar segera sampai dikelas. Seperti biasanya ia dibuat menggelengkan kepalanya karena banyak teman-teman sekelasnya yang riuh mengerjakan pr dari mapel yang nanti akan dibahas.
"(Nam) Matematika yang kemaren udh?"
Baru saja ingin duduk (namakamu) sudah harus mengeluarkan buku pr nya untuk contekan teman-temannya."Bahasa Indonesia juga dong (nam)"(namakamu) memutar bola matanya kesal.
"Ekonomi (nam)"(namakamu) melempar tasnya kearah kumpulan manusia yg membutuhkan contekannya tersebut.
Memilih mereka mengambil buku miliknya sendiri. Ia memilih menenggelamkan wajahnya di lipatan lengannya.
Iqbaal pasti tidak ikut pelajaran lagi hari ini!.
***
Iqbaal menatap tajam guru yang berada didepannya.Ah laki-laki itu berani sekali menatap gurunya seolah beliau adalah musuhnya.
"Kamu telat silakan jalan jongkok dari gerbang ke koridor!"Perintah guru ber 'name' tag Danar S tersebut.
Iqbaal tersenyum miring!.
"Saya telat satu menit dihukum dan liat di gerbang bahkan Pak Andi baru masuk bisa jalan dengan tenangnya!gak adil!Guru itu jadi contoh!"Meski jawaban iqbaal pelan tapi itu bisa langsung menusuk hati bapak guru didepannya.
"Saya akan urus Pak Andi"Pak Danar pergi meninggalkan iqbaal yang masih berada di pos satpam dekat gerbang sekolah.
Iqbaal berjongkok untuk menuju koridor. Meskipun kesal hukuman akan tetap ia jalani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai,Namakamu! [On Going]
Fiksi PenggemarButuh banyak gula untuk menyaingi manisnya iqbaal! Haiii,Iqbaal🧡 Since:29/June/2019