•Meyer #1•

54 6 0
                                    

Bandung,2015

Hiruk pikuk jalanan kota kini semakin menjadi, polusi dimana-mana, suara klakson mobil maupun motor yang sudah resah pun kian memperkeruh suasana jalanan kota yang mendung.

Tak ayal banyak dari mereka yang mengutuk hari itu sebagai hari terburuk dalam hidupnya. Jalan Asia Afrika misalnya, jalanan kota yang tak akan pernah sepi kendaraan. Terlebih jalan itu menjurus ke Alun-alun Bandung, tempat yang akan selalu ramai pengunjung dikala sore hari. Entah bermain, atau sekedar beristirahat guna menghilangkan penat.

Tempatnya memang mengasyikan, banyak pohon rindang yang berjejer rapi dipinggiran jalan. Membuat kita nyaman dibuatnya. Salah satu destinasi yang tak pernah sepi pengunjung, juga memiliki banyak aura positif bagi beberapa pengunjung yang datang, misalnya; membawa aura kebahagiaan, kenyamanan, dan bahkan ketenangan.

***

Berbeda halnya dengan kawasan buah batu saat ini, komplek yang sepi penduduk itu sudah hampir sepekan langit terus mendung, seakan-akan enggan untuk mencurahkan segala keluh kesahnya.

Tidak hujan, juga panas. Namun udaranya sangat dingin, suhunya berkisar enam belas derajat celcius saat malam tiba hingga menjelang pagi.

Udara yang dingin pun membekukan hati seseorang yang sedari tadi diam dikamar, enggan untuk keluar.

Sekedar makan atau minum pun tidak, sudah dua hari dia urungkan semua niat pergi sekolahnya hanya karena kedua orang tuanya akan pergi keluar kota untuk beberapa bulan kedepan.

Meninggalkan dia dan menitipkannya kepada pembantu juga supir yang sudah bertahun-tahun dipercayai.
Segala cara sudah dilakukan, dari mulai mengiming-imingi barang mewah sampai trip ke luar negeri.

Namun semua cara itu tidak membuatnya mencair, hatinya tetap membeku.

Sudah ada beberapa panggilan dari kantor untuk segera pergi, karena perjalanan ke Bali tidak bisa ditempuh 1 jam perjalanan. Dan terpaksa mereka meninggalkan anak semata wayang mereka dan lekas pergi.

***

Toyota Alphard, kini sudah melenggang jauh dari rumah yang didominasi cat berwarna abu-putih itu.

Dari jendela loteng kamarnya, dia hanya bisa melihat kepergian kedua orang tuanya, tanpa pelukan hangat sebelum pergi. Dan dia pun berdecak kesal.

"Hmm, dasar gue! Udah uring-uringan ngga jelas dua hari, bela-belain ngga makan. Bokap-nyokap tetep pergi, sial! Tau bakal kaya gini gue sekolah aja, ketemu temen, guru rese ckck."

Dari situ dia langsung keluar kamar, bergegas membuka kulkas dan mencari segala bentuk makanan.

Dia adalah...Athalana Meyer!

Gadis berusia lima belas tahun, yang masih mengenyam bangku sekolah menengah pertama itu adalah anak tunggal dari sepasang suami istri pemilik saham AIA Financial, Tirto dan Yunita.

Athala adalah nama panggilan dia dirumah mau pun disekolah, dengan khas rambut dikuncir satu, memiliki warna kulit kuning langsat, bergaya polos, manja, anak rumahan tapi gaul, juga egois!.

Meski begitu dia memiliki lima orang sahabat, diantaranya Husna, Gabriella, Tifanny, Naomi, dan Elsa. Mereka akrab, juga kenal sejak awal kenaikan kelas, dan sampai saat ini selalu bersama.

Diantara mereka memiliki kelebihan juga hobi masing-masing seperti Husna, anaknya jago banget mendaki gunung. Gabriella si anak aljabar, dia itu pinter banget dibidang matematika. Tifanny, anaknya jago nyanyi, sudah tidak diragukan lagi suarnya yang diatas rata-rata. Naomi dan Elsa memiliki hobi yang sama suka travelling juga shopping.

Semasa sekolahnya dia lalui dengan begitu santianya, jarang mengerjakan tugas sekolah. Selalu mencontek saat ujian tiba, dan selalu tidak siap jika guru menyuruhnya mengerjakan tugas didepan kelas.

Namun dengan memiliki sikap yang tidak begitu baik, Athala memiliki hobi membuat puisi.

Dia merasa puisi itu adalah jantung hidupnya, yang dimana dia akan selalu membutuhkannya untuk tetap hidup. Juga, puisi adalah suatu penghargaan pada diri sendiri, dan suatu karya yang tidak akan pernah mati walau sang seniman sudah tiada.

Dari sikapnya yang manja, Athala tidak pernah merengek soal penyakit yang dideritanya. Sudah hampir dua tahun penyakit itu menyerang tubuh Athala, entah dari mana penyakit itu datang yang jelas mama dan papa-nya tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya juga makanan yang dikonsumsi Athala sudah dipastikan empat sehat lima sempurna.

Kadang secara tiba-tiba rasa sakit itu datang diwaktu yang tidak pas, mengeluarkan secercah darah yang terus menetes dari hidungnya, dan mencoba menahannya walau sakit.








Balik lagi sama gue, dicerita yang beda yang pasti lebih fresh😉😉😄😂
#meyer
#revisi
#salamauthor😍

MeyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang