Senyum itu terus ku ukir,
tidak berniat menunjukkan Sisi rapuh yang aku miliki.
melihatnya Bahagia adalah suatu hal yang terindah yang aku harapkan,
bertahun-tahun mencintainya dalam diam, nyatanya sedikitpun membuat aku berani berlayar menuju hatinya,
Tetapi tidak Sedikitpun aku berani untuk menyalakan tanda-tanda yang akan membuatnya lebih tahu,
melihatnya dari jarak dekat sudah cukup untukku membuat angan Ku Terbang,
Berada di dekatnya adalah sebuah kebahagiaan yang sulit untuk dijabarkan Seperti apa,
Setelah memendam rasa ini sekian lama akhirnya aku melihatmu bergandengan tangan dengan adik asuh di masa sekolah menengah pertama,
kau tahu apa yang aku rasakan saat status di sosial media adikku berganti dengan namamu? saat itu aku rasa menelan pil yang pahit yang terasa menyiksa aku, akan tetapi aku tidak akan melihatkan kerapuhanku,
Aku tersenyum dan mengucapkan selamat dengan ikhlas Kepada adikku, meskipun pada kenyataannya jauh di dalam hatiku aku Meraung kesakitan,
batinku runtuh seperti puing-puing rumah yang terkena angin topan,
aku nyaris tidak dapat mengenal lagi tempatku berpijak, aku masih Mendamba, tapi sisi lain dari diriku merintih menahan pilu berharap kau bisa menjadi milikku, meskipun itu tak mungkin, aku selalu berharap kau akan melihatku yang selalu menyendiri untuk memikirkanmu,
Aku berpura-pura bodoh saat kau pacaran dengan adik asuh ku dan pura-pura tidak mengetahuinya, dengan seiring waktu, apapun hingga sebuah kabar burung membuatku terbang,
saat perpisahan di sekolah menengah atas, sahabatku mengatakan kepadaku bahwa dia menanyakan keberadaan ku, kenyataan yang membuat Aku gugup, seluruh otot ku menegang dan darah mengalir sangat deras, aku merasa detak jantungku mengamuk dan minta keluar dari tempatnya, aku masih tidak percaya Dia menanyakan keberadaanku, pernyataan yang sulit aku terima tapi aku berusaha untuk tetap bersikap tak Acuh, tidak ingin terbawa kabar yang belum tentu kebenarannya, sahabatku berani bersumpah dia tidak bohong "dia sendiri yang menanyakan kepada aku" sahabat aku berucap dengan tersenyum lebar,
Aku mulai Binggunag apakah aku akan selalu berusaha memberi kode atau diam saja seperti air mengalir? Dan ketika itu aku stalking sosial media mu Aku kepo Siapa saja yang kamu ikuti di Instagram, lalu air mata ini menetes ketika melihat Namaku tidak ada, apa salahku? sampai kau mengunfollow aku ? harusnya aku yang marah kepadamu karena kau telah menjalin hubungan dengan adik asuh ku, tau gimana hati ini saat engkau meng-unfollow aku? hati ini sakit, sesak.
tidak lama makin deras air mata ini mengalir melihat foto-foto kita berdua kenapa engkau tega padaku selama 2 tahun di bangku putih dongker dan selama 3 tahun seragam putih abu abu dan selama 2 tahun setelah masa sekolah itu Usai. selama itu pula Aku mencintaimu dari pertama kali aku memasuki kelas itu di masa seragam putih dongker semenjak saat itu Hatiku sudah teramat dan terpatri kepadamu tidak ada lagi jalan Bagiku Untuk melarikan diri....
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang hidupku
PoetryTulisan adalah seorang teman yang tak akan pernah berdusta..