03 - Kantin

37 5 4
                                    


Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Namun Aphrodite tidak ada niatan beranjak sedikit pun.

Naura yang sedaritadi merengek kepada Aphrodite untuk minta ditemani ke kantin. "Cia ayoo ih. Temenin gua ke kantin."

"Gak." Aphrodite kembali mecoba memasang earphone-nya.

Dengan cepat Naura menariknya berdiri dan menyeretnya ke luar kelas, menuju kantin.
"Dikira gua bakal perduli kali. Gua gak nerima penolakan, Cia."

Aphrodite berdecak sebal, "Rame, ngantri."

"Gua yang mesenin, lo duduk aja anteng di bangku. Gak usah banyak alasan." Aphrodite hanya memutar bola mata. Memangnya dia bisa apa selain menurutinya. Bagi Naura, iya adalah mutlak iya, tidak baginya adalah mutlak tidak. Aphrodite paham sekali akan hal itu.

Sesampainya di kantin Aphrodite menghentikan langkahnya, membuat Naura juga menghentikan langkahnya. Kemudian gadis itu menatap ke arah Naura dengan tidak nyaman. Bermaksud ia ingin sekali cepat cepat pergi dari tempat ini. Namun Naura tidak perduli dan kembali menyeretnya ke dalam kantin.

"Njir demi apa itu Aphrodite?"

"Lah dia ke kantin?"

"Tumben amat dia ke sini."

"Gua gak salah liat kan?"

"Dia sama siapa? Anak baru?"

"Itu anak baru?"

"Gila berani banget tuh anak baru nyentuh bahkan nyeret Aphrodite ke kantin."

Sejak awal memasuki kantin, sudah banyak sekali  pasang mata yang menatapnya. Memang, sejak awal Aphrodite menginjakan kaki di sekolah ini, tidak sekali pun ia pernah memasuki area kantin. Tapi sungguh, Aphrodite benci sekali situasi ini, Aphrodite paling tidak suka menjadi pusat perhatian. Tapi mau bagaimana lagi? Aphrodite hanya bisa menulikan telinganya dan berusaha menenangkan dirinya.

Sedangkan Naura terus mengedarkan pandangannya ke penjuru sudut kantin untuk mencari meja kosong. Setelah mendapatkan apa yang perempuan itu cari. Dengan segera ia kembali menarik tangan Aphrodite ke arah meja di pojok kanan kantin.

"Lo mau apa? Biar gua yang pesen." Naura menatap Aphrodite.

"Bakso." jawab Aphrodite tanpa minat.

Naura mengangguk paham. "Yaudah tunggu di sini jangan kemana-mana!" Naura segera beranjak meninggalkan Aphrodite.

Aphrodite menghela nafas kasar serta menyandarkan punggunya ke tembok. Aphrodite merogoh kantung seragamnya dan mengeluarkan smartphone-nya. Ia segera memasang kembali earphone abu-abu kesayangan miliknya seraya memejamkan matanya.

Tok...tok...tok...

Terdengar seseorang mengetuk meja di depannya, Aphrodite kembali membuka matanya. Di hadapannya sudah terdapat seorang laki-laki yang tadi pagi tidak sengaja ia temui, Sadewa.

Sialan, mau apa laki-laki di hadapannya ini? --batin Aphrodite.

Aphrodite menatap datar laki-laki di depannya tanpa mau repot-repot mengeluarkan suara. Sadewa mengulurkan tangan kanannya ke depan, "Sadewa."

Aphrodite menaikan sebelah alisnya, menatap datar Sadewa tanpa niat membalas uluran tangan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang