Suara notifikasi ponsel yang terdengar lumayan keras membuat Rafa terbangun dari tidurnya di pagi hari. Bagaikan sebuah alarm yang mengejutkan Rafa di pukul 7 pagi untuk segera beraktivitas seperti biasanya.
Sejuknya pagi hari ketika Rafa membuka jendela, hembusan angin yang terasa menerpa kulitnya, dan juga terik mentari pagi yang bersinar dengan menambah kehangatan di pagi itu juga.
Mandi, memakai pakaian, lalu sarapan, dan pergi ke kampus untuk mengikuti kelas. Rafa merupakan anak terpintar di kampusnya, ia mudah berbaur dengan banyak orang, namun bagaikan memiliki sebuah topeng, ia bisa mengubah sifatnya menjadi pemalas setiap saat kapan pun ia mau. Sama seperti saat ini, Rafa hanya pergi ke kampus, namun tidak ada niatan untuk pergi ke kelas.
Hari ini ia hanya pergi ke perpustakaan untuk membaca buku dan juga menghabiskan waktu hanya untuk menggunakan fasilitas Free Wifi.
Sesampainya Rafa menghampiri rak buku yang berisi banyak Novel, lalu meminjam sebuah novel genre romance untuk ia baca, tidak biasanya ia membaca buku genre itu.
Rafa duduk di sebuah kursi yang bersebelahan dengan jendela supaya ia bisa melihat semua yang ada di luar. Hingga 35 menit berlalu, Rafa merasa bosan dan memutuskan untuk keluar. Setelah ia mengembalikan buku yang tadi ia baca, sempat terlihat sekilas sebuah buku yang membuat langkahnya terhenti. Sebuah buku yang berjudul Apakah Time Travel itu Ada? Yang membuatnya tertawa dalam hati "Cihhh, udah jelas itu ga ada!" Dalam hatinya.
Ia bingung harus pergi kemana saat ini, setelah ia keluar dari perpustakaan, Rafa hanya berdiri di sebuah balkon melihati orang-orang yang sedang lewat di bawahnya.
Masih asik melihat orang lewat Rafa tak sadar bahwa sedari tadi ada seorang wanita yang memperhatikannya. Kemudian wanita itu memberanikan diri untuk menyapa Rafa yang sepertinya masih terlalu asik melihat orang lewat.
"Hai Raf, ga masuk kelas?"Tersentak kaget Rafa reflek menoleh ke asal suara "Eh Nay? lagi males masuk kelas,"
"Kalo gitu, bisakan nganterin aku ke mall? Mau?" Tanya Nayla penuh harap.
Rafa berpikir sejenak ia tidak tahu mau kemana sehabis dari perpustakaan. Ia juga terlalu malas kembali ke rumah. Tidak ada salahnya bila ia ikut ke mall dengan Nayla, akhirnya ia pun ikut menemani Nayla ke mall.
Selama diperjalanan, mereka ditemani percakapan dan juga tawa-tawa kecil. Hingga akhirnya pun mereka tiba di sebuah mall.
"Niat kesini mau beli apa Nay? Ada niat nonton atau makan gitu? " Celetuk Rafa.
Namun sebenarnya Nayla sendiri tidak tau ia pergi kesini mau ngapain tiba-tiba saja setelah melihat Rafa pikiran ke mall bersama Rafa muncul, ia pun bukan tipe orang yang suka belanja.
Nayla adalah wanita penyendiri, dan juga teman Rafa selagi mereka SMA, namun Rafa tidak pernah menyadari bahwa ada Nayla yang jelas satu sekolah dengannya.
Walaupun Nayla adalah orang yang sangat pendiam, namun ia memiliki pemikiran yang tajam serta pribadinya yang blak-blakan.
Mereka berdua sama sekali tidak memiliki tujuan yang jelas berada disini, mereka hanya pergi mengunjungi toko-toko dan melihat-lihat barang-barang yang ada didalamnya.
Hingga pada akhirnya Rafa mengajak Nayla untuk makan bersamanya di KFC. Sembari menunggu pesanannya datang, mereka membahas sesuatu untuk menghilangkan kejenuhan diantara mereka berdua. Setelah sekian menit mereka menunggu akhirnya pesanan mereka pun datang lalu mereka menyantapnya tanpa saling berbicara.
Setelah mereka selesai makan, Rafa mengajak Nayla untuk menonton sebuah film di bioskop, jelas Nayla tidak ada penolakan sama sekali dan akhirnya mereka tiba di sebuah bioskop. Namun sebetulnya Rafa kebingungan ingin menonton film apa, dan akhirnya ia menanyakan kepada Nayla tentang film apa yang akan mereka tonton nanti.
"Nay, mau nonton apa?" Tanya Rafa.
"Ya terserah aku ikut aja."
"Emm gimana kalau Aladin?" Rafa kembali bertanya.
"Gimana kalau nonton Dark Fhonix?!" Balas Nayla secara tak langsung menolak saran sebuah film yang Rafa berikan.
"Oke ayo beli tiketnya!" Ajak Rafa.
"Tunggu, yakin mau nonton sama aku?" Tanya Nayla.
"Iya ayo! Sesekali bayarin orang nonton!" Balas Rafa dengan percaya diri.
"Ayo deh kalo begitu!" Lalu mereka pergi mengantri membeli tiket.
Setelah mereka mengantri cukup lama, tiket pun sudah terbeli lalu duduk di sebuah kursi sembari menunggu pintu studio terbuka.
Sembari menunggu pintu studio terbuka, Nayla banyak membahas kehidupan ketika SMA. "Rafa, Apa ada orang yang kamu sayangi selain keluargamu saat ini?" Tanya Nayla penasaran. "Emm maksudku, apa ada cewe yang kamu suka saat ini?"
Dan belum sempat Rafa menjawabnya, Nayla sudah kembali melontarkan pertanyaan. "Kalau tidak salah kamu pernah suka sama salah satu cewek di SMA kita dulu kan? Asia, bukan? Sayang sekali dia udah ga ada sekarang."
Terdiam, ia tak mampu mendengar nama wanita itu di sebut. Hatinya terasa sakit setiap mengingatnya kembali. Rafa tidak berniat lagi menjawab pertanyaan Nayla, ia hanya mampu menundukkan kepalanya dan terdiam. Hingga pintu studio terbuka pun ia masih tetep menunduk, Nayla mengajak Rafa untuk segera masuk kedalam studio, namun ia masih terdiam kemudian Rafa menyuruh Nayla untuk masuk terlebih dahulu.
"Aku duluan ya Rafa!" Ucap Nayla, "Aku tunggu loh!" Tambahnya.
"Emmm.. " Gumamnya sembari menganggukkan kepalanya, namun bukan berniat untuk masuk kedalam studio, ia malah pergi meninggalkan studio termasuk Nayla yang sedang duduk di dalamnya.
Rafa pergi menelusuri malamnya kota, dan sesampainya di rumah, ia pergi menuju kamarnya dan duduk di meja belajarnya. Pikirannya tak lagi bisa lagi di kondisikan
"Aku benci situasi ini! Ketika penyesalan menggerogoti hati, disaat itulah harapan ingin kembali pun muncul. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali
Teen FictionHidup, tidak pernah ada yang menyangka harus berjalan ke arah mana. Banyak yang mengatakan "Hidup itu harus memilih, kita harus jadi seperti apa," Itu benar, lalu apa yang harus aku pikirkan untuk saat ini? Aku sudah tidak mampu untuk berfikir. Namu...