N'sGCMLFY |3

684 63 1
                                    

🎶Thinkin' About You —Seventeen🎶

.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

"Lintarie~!"

Seorang gadis berwajah cantik, dengan make up yang menurut Halilintar berlebihan itu berjalan cepat untuk bisa mendekati Halilintar, yang tidak peduli sama sekali padanya. Setelah berada di samping Halilintar, ia tersenyum riang, melihat wajah datar Halilintar yang sayangnya sangat tampan itu, berhasil membuatnya meleleh.

Dengan penuh kepercayaan diri, ia memeluk lengan kiri Halilintar, membuat si empunya terkejut, lalu dengan reflek ia melepas paksa lengannya, dan tidak sengaja mengenai pipi kanan gadis disebelahnya. Sedangkan sang gadis meringis kala ia merasakan rasa sakit dipipinya.

"Akh, ini sakit Hali~" keluhnya sembari mengerucutkan bibirnya, membuatnya terlihat imut? Halilintar memberi jarak antara dirinya dan gadis tersebut, lalu ia membungkuk sedikit sembari mengucapkan kata "maaf". Lalu kembali berjalan, tanpa memperdulikan gadis tersebut yang tengah mengelus-elus pipi kanannya yang kini memerah.

Gadis itu membuat Halilintar merinding, saat ia menampilkan wajah imutnya didepan wajah Halilintar. Sepanjang jalan menuju kelasnya ia sesekali menggeleng-gelengkan kepalanya kala pikirannya mengingat bagaimana wajah imut yang ditimbun dengan make up itu.

'Tidak, tidak, Taufan jauh lebih imut dibanding dia' batin Halilintar.

"Hai, Hali!" sapa Blaze dengan semangat. Ia pun dengan semangat juga untuk menepuk bahu tegap Halilintar.

Halilintar menoleh sebentar, lalu hanya sebuah deheman yang keluar dari mulutnya. Blaze yang mengetahui itu, hanya bisa cemberut dan berjalan disebelah Halilintar.

"Bagaimana tentang memiliki pacar baru? Kau masih teguh dengan pendirian mu untuk menunggu Taufan?" tanya Blaze dengan keningnya yang mengkerut.

Halilintar terdiam sebentar. "Ya, mungkin."

Decakan kesal terdengar dari Blaze, sontak Halilintar menoleh heran pada teman satunya ini.

"Kau kenapa?"

"Aku? Aku kesal padamu!" balas Blaze tidak santai.

Oh ayolah, Halilintar benar-benar tidak mood untuk marah-marah.

"Kenapa jadi kau yang kesal?"

"Tidak tahu, aku hanya ingin melihatmu tidak memikirkan Taufan lagi. Berkencanlah dengan orang lain, seperti perempuan tadi. Entah kenapa aku merasa kalian sangat cocok!" jelas Blaze. Halilintar menatap aneh kearah Blaze, tidak biasanya temannya itu seperti itu.

"Tidak tertarik, terima kasih." balas Halilintar dengan wajah tidak peduli. Toh, yang punya kehidupan dia sendiri, kenapa temannya ini repot sekali mengatur seseorang yang harus ada dihatinya?

▪️

Pelajaran telah selesai. Halilintar menghela napas lega, ia dapat melewati dosen killernya hari ini. Ia pun memberes-bereskan buku dan laptop miliknya. Lalu segera keluar dari kelas setelah yang lainnya sudah keluar terlebih dahulu.

Selalu begini, sejak dulu hingga sekarang, ia selalu menjadi yang terakhir keluar kelas.

Tidak ada alasan. Hanya ingin.

Nothing's Gonna Change My Love For You▪️HaliTauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang