Whyteleafe

10 2 1
                                    

Maisha hendak mengatakan sesuatu lagi ketika matanya menangkap sosok seorang anak laki-laki di kejauhan. Anak itu sangat mirip dengan vian, sehingga Maisha terheran-heran. Rambutnya sama-sama hitam dan tidak rapi, matanya juga hijau—tapi wajahnya kelihatannya tidak ramah.
  "Lihat—anak itu mirip sekali denganmu, "kata Maisha. " Dia pasti anak baru. "
  Vian menoleh. " Ya—itu sepupuku. Dia agak sombong. Nanti kau bisa lihat sendiri. Dia sama sekali tidak senang masuk ke sekolah whyteleafe ini. "
  "kenapa tidak?  "tanya Maisha.
Ia tak bisa membayangkan ada anak yang tidak senang bersekolah disini.
" Yah—dia tidak begitu suka padaku, " kata vian. " Dia tidak senang pada orang-orang yang lebih pandai daripada dirinya—dan dia akan sekelas dengan kita. "
" Kalau kau mau menggunakan otakmu, kau memang bisa berada diurutan paling atas, "kata Maisha.
"kau bahkan bisa mengalahkanku. "
  "sudah jelas, "kata julian; ia mendapat satu tonjokan lagi dari Maisha ats ucapannya itu. " Tapi aku serius, Maisha, hati-hatilah pada alaska.  Dia bisa jahat sekali. Jangan terlalu cepat menerapkan kedudukananmu sebagai pengawas padanya, dan jangan terlalu keras juga. "
  " Akan kusentil dia kalau berani macam-macam, " Kata Maisha. "menurutmu bagaimana tingkah lakunya nanti? "
  "Sedikit mirip denganmu waktu kau pertama masuk kemari, "sahut vian, matanya bersinar-sinar pada Maisha. "Masa kau tidak ingat?
Wajah Maisha bersemu merah. "Kau tak perlu terus-menerus mengingatkanku tentang semester pertama itu,  "katanya. "aku memang badung sekali waktu itu. Heran, kenapa aku kok bisa bersikap begitu yaa? "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ini Dia Si Paling BadungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang