Pasar Malam

52 13 21
                                    

.

Entah cuma perasaanku atau emang aroma jagung bakar itu mendekat?

Aku mengendus ke samping kiri dan kananku, tapi aku gak lihat ada jagung bakar nyasar di sana.

Sampai akhirnya satu jagung bakar tiba-tiba tersedia di hadapanku, dari tangan seseorang yang berdiri di belakangku. Aku mendongak dan menemukan si pemilik mata hitam dengan senyum manisnya.

"Gama?"

Gama terkekeh dan duduk di sampingku. Menyodorkan jagung bakar itu untukku, karena kulihat di tangannya yang satu lagi masih ada satu jagung bakar.

"Thanks," kataku.

Tau aja kalau aku lagi laper ehehe.

Saat aku sibuk menggerogoti jagung bakar, tiba-tiba Gama bertanya.

"Lagi marahan?"

Aku ingat kalau Gama masih jadi member di group chat The Saga. Alfa pasti cerita di sana. Untuk itu Asa, Sam dan Gama tau kalau aku lagi marah sama dia.

Aku memutar bola mata malas. Bodoh kok dipelihara, sih, Fa?

"Kalau lo kesini mau bahas soal Alfa, gue pergi." Kataku yang udah siap beranjak tapi Gama menahannya.

"No, I wont." Katanya. "Aku ke sini buat temenin kamu. Kasihan sendirian, nanti dikira jomblo lagi."

Aku menaikkan sebelah alisku. Ya memangnya kenapa kalau aku sendirian? Setidaknya aku masih bernapas sampai detik ini.

"Dari pada cuma duduk di sini, mending kita ke pasar malam, gimana?" Ajaknya.

Untuk apa sih ke pasar malam? Lebih baik duduk di sini. Lihat pemandangan senja yang indah di pinggir danau. Damai dan tenteram. Dari pada di pasar malam? Berisik.

"Aku traktir,"

Tapi kalau ditraktir, lain lagi ceritanya. Hahaha

"Kuy!!"

Sahutku semangat. Aku bangkit dan berjalan mendahului Gama. Tapi aku tau, di belakang sana, Gama pasti lagi senyum.

Gak percaya?

Aku menoleh dan benar. Gama tersenyum menatapku. Senyum limited edition yang sepertinya masih jadi senyum favoritku setelah lengkung sabit milik Alfa tentunya.

Ah Alfa.. mengingatnya membuat hatiku kembali hancur. Dan kalimat yang cewek itu katakan selalu terngiang di telingaku.

I Love you? Yang bener aja!

"Jangan ngelamun," kata Gama sembari menarik hidungku. Kebiasaannya yang dulu ternyata gak hilang, ya?

"Siapa yang ngelamun? Ayo!!"

*

Aku naik wahana yang ada di pasar malam. Mulai dari kora-kora mini, kincir dan roller coaster mini. Selagi gratis, kenapa enggak?

"Yeaayyy!!!"

Sorak soraiku bersahutan dengan suara tangis bayi yang naik roller coaster mini di depanku.

Heran, masa cuma naik beginian aja nangis??? Dasar anak kecil.

Kulihat banyak orang yang memperhatikanku. Memangnya kenapa kalau aku naik roller coaster mini? Abang-abangnya aja gak masalah kalau aku naik?

"Makasih, bang!!" Kataku setelah selesai naik roller coaster mini.

"So, mau ke mana lagi kita?" Tanya Gama.

SHATTERED Where stories live. Discover now