TELAATTT!!! AKU TELATTTT!!!
Padahal jarak kosan dan kampusku hanya sepuluh menit saja berjalan kaki, tapi kenapa aku harus telat begini! Ini karena aku harus menyalin semua catatan Profesor Ani semalam dan aku jadi tidak bisa tidur karena kebanyakan minum kopi kemarin. Ini jam 6:55 dan kelas Profesor Ani akan dimulai 5 menit lagi. Aku berlari sangat kencang seperti Bella di film Breaking Dawn, aku tidak peduli lagi dengan penampilanku, aku hanya tidak mau telat di kelas dosen killer dan pada akhirnya akan di keluarkan dari kelas dan mendapatkan nilai C yang akan berdampak pada beasiswaku.
Aku sampai di kelas profesor Ani jam 7:03 dan entah kenapa dewi fortuna sedang berpihak denganku, profesor Ani belum masuk kelas. Saat aku datang, sudah ada Lala dengan pakaian sangat lucu dan terlihat sangat cantik di sana, menyisakan satu tempat duduk untukku di sampingnya, dan tepat di belakangnya, ada Farhan yang duduk sendirian. Aku bingung aku harus bagaimana, mengapa aku harus merasa malu ketika melihat dia, padahal dia biasa saja padaku. Dengan badan yang tegap dan sedikit ngos – ngosan aku mengahmpiri Lala dan duduk di sampingnya.
"Luna, kau sangat berantakan"
"Iya tadi aku bangun telat dan tidak sempat menyisir rambut. Ditambah tadi aku berlari dan keringetan." Jawabku sambil membetulkan kuncir kuda dan poniku.
Profesor Ani benar – benar telat hari ini, sudah lewat lima belas menit dari jam tujuh tepat. Tau begitu aku tidak usah berlari dan terburu – buru seperti tadi.
"Luna. Lun?"
Aku menengok kebelakang segera mencari suara yang memanggilku. "Kak Farhan?"
"Boleh aku pinjam bolpoinmu? Aku meninggalkan punyaku."
"Oh, iya. I - ini kak." Kenapa aku sangat gugup.
"Terima kasih. Akan ku kembalikan saat kelas selesai." Katanya mesem – mesem.
Kenapa tiba – tiba dia sangat terlihat lebih hangat kepadaku. Dia kan murid yang sangat pintar dan rajin, kenapa tiba – tiba dia meninggalkan bolpoinnya di rumah. Kalau memang dia tidak sengaja meninggalkannya, kenapa tidak meminjam ke yang lain saja, Andre dan Kemal misalnya . tapi aku berusaha untuk berpositif thinking. Mungkin aku yang terdekat dari jarak bangkunya, mangkanya dia meminjamnya dariku. Argh! Kenapa aku malah memikirkan si cecunguk itu. Itu kan hanya sekedar meminjam bolpoin.
Setelah kelas selesai, aku langsung menarik tangan Lala menuju keluar kelas. Lala terus bertanya ada apa saat aku menariknya. Dia benar – benar tidak peka. Bahkan aku tidak menoleh ke belakang untuk melirik ke arah senior Farhan. Aku menghindarinya bukan karena aku menyukainya, aku hanya merasa malu.
"Sebenarnya ada apa sih?" Tanya Lala sesampai kita di koridor kampus.
"Bukan apa – apa."
"Aku akan membencimu kalau kamu bersikap seperti ini terus. Aku hanya ingin kau sedikit terbuka agar kamu tidak merasa stress menyimpan semua masalahmu sendiri."
"Huh...."
"Eh? Kenapa menghela napas seperti itu?"
"Bukan apa – apa."
"Yasudahlah, terserah kau saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED
RomanceHidupku sangat sempurna. Mendapatkan beasiswa di universitas ternama, teman yang sangat baik, dan sewa kos gratis selama dua tahun, walaupun itu dibayar oleh kakekku, tetap saja gratis. Dan semua langsung berubah drastis ketika aku mengenal senior...