——Akhir-akhir ini tirta jarang ke cafe milik danu, dan sekarang sekalinya datang hanya datang dan langsung pergi naik ke lantai dua.
Temannya itu terlalu banyak bekerja atau sedang kenapa?
Malas untuk berfikir panjang, danu akhirnya mencoba untuk tidak peduli paling paling temannya itu hanya sedang banyak kerjaan.
——
Atrista
Tir
Kamu kenapa sih?
Kamu jadi berubah gini?Enggak bukannya berubah, tirta juga sebenarnya gak mau.
Cuma sekedar untuk tanya tentang hal kemarin yang dia lihat ke atrista saja dia bingung, bingung harus tanya seperti apa.
Trista hanya bingung, kenapa danu tidak pernah cerita padanya, kenapa juga atrista tidak pernah bilang.
Kalau dia tau atrista sedang dekat dengan laki-laki dan bahkan itu juga sahabat karibnya sendiri, tirta juga engan untuk seperti ini.
Engan berniat menaruh hati, kalau sudah seperti ini harus bagaimana?
——
Tirta langsung turun ke lantai satu, dan lagi lagi temannya itu tidak ada di tempatnya.
"Danu mana was?"
"Pergi barusan tuh, gak tau buru buru banget kayanya dia"
"Gua Pinjem motor bentar was, nanti gua balikin"
Begitu dapat kunci motor tirta langsung pergi dan berniat untuk mengejar danu.
——
"Danu" teriak tirta dan berakhir mereka berhenti di pinggir jalan
"Kenapa tir?" Tanya danu bingung, kenapa di tengah jalan dia malah di suruh berhenti begini?
"Maksud lu apa ngedeketin atrista?"
"Hah? Apaan gak paham gua maksud lu apa"
"Bilang aja nu, maksud lu apa?"
"Ya gua juga gak paham maksudnya apa tir, gua aja gak tau atris—"
Pukulan tirta berhasil turun di pipi milik danu, gak itu gak ada niat sama sekali, refleks emosi.
"Maksud lu apa si tir, lu kenapa?" Pukulan milik danu juga mendarat di pipi mikir tirta
"Gak usah lu belaga nanya kenapa,"
Begitu tangan tirta melayang dan tangan seseorang berhasil menahan
"Kalian berdua apaan sih!"
Dan kali ini tirta dan danu sama sama bingung, mengapa wanita yang di maksud malah berubah jadi ada dua?
©iniguee