Cahaya terik matahari membuat seorang gadis terusik dari tidurnya, dia melihat kearah sampingnya. Kemana lelaki itu?, batinnya saat melihat sekeliling ruang kamar ternyata tidak ada orang. Dia terduduk tapi tiba-tiba matanya membelalak, kenapa dia tidak memakai pakaian? Kenapa selangkangannya terasa begitu sakit untuk di rapatkan? Dia jadi teringat kecelakaan tadi malam, ternyata bukan mimpi.
"Gimana ini?!" gumam Vanny saat matanya tiba-tiba berair, dia menangis. Dia harus bagaimana jika pulang nanti?
Dia berjalan susah payah ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya, tidak lama, hanya membutuhkan waktu 30 menit Vanny sudah selesai membersihkan diri.
Dia menatap sekeliling untuk mencari pakaian yang kemarin dia pakai, tapi nihil dia tidak menemukannya. Tiba-tiba pandangannya terpaku pada paper bag diatas nakas, dia segera berjalan kearah paper bag itu lalu membukanya. Ternyata disana ada baju ganti dan flatshoes untuknya dan sebuah surat yang bertuliskan:
Dear Vanny
Aku membelikan kamu baju ganti karna aku tau baju kamu yang kemarin itu sudah aku rusak dan tak layak untuk dipakai lagi, pakai dress pemberian aku ini ya! Maap aku meninggalkanmu, selamat pagi. ILY
Vanny hanya menatap nanar surat itu lalu menatap kembali ke arah dress pemberian lelaki yang telah merenggut hal berharganya, bagus sih. Dress selutut berwarna biru muda kesukaannya dan tak lupa flatshoes berwarna senada, lucu.
Vanny langsung memakai pakaian yang diberikan lelaki itu dan menggandeng tas kecilnya, dia segera mencari ponsel kesayangannya.
"Aku harus cepat pulang sebelum mama pulang dari toko!" ucap Vanny seraya mengangguk, dia segera keluar dari hotel tersebut dan akan mencari taksi lewat. Tiba-tiba dihadapannya sudah ada taksi yang menunggunya, siapa yang pesan?
"Maap, mbak Vanny ya? Tadi ada yang memesankan saya untuk mbak, mari masuk mbak" ucap supir taksi itu sukses membuat Vanny bingung, diapun memasuki taksi.
"Ini rumahnya mbak?" tanya supir taksi itu saat menatap rumah minimalis berlantai dua di hadapannya, Vanny terdiam sejenak lalu menatap kearah rumahnya. Dia mengangguk bingung lalu menyodorkan uang.
"Tidak usah mbak, tadi sudah si bayar sama mas nya" lagi-lagi Vanny mengangguk bingung, mungkin yang dimaksud adalah lelaki semalam.
"Yaudah makasih pak" ucap Vanny seraya keluar dari taksi, dia menatap rumah dihadapannya dengan gugup. Dia takut jika ada yang aneh dari badannya, atau mungkin keluarganya akan bertanya hal semalam. Vanny gaboleh gugup, batinnya. Dia berjalan pelan kearah rumah tersebut, dia berharap semoga ibunya pergi ke toko.
"Assalamualaikum!" ucap Vanny saat memasuki rumah, tidak ada yang menyahuti. Rumahnya sepi, pasti semua anggota keluarganya sudah bekerja. Tapi saat dia akan melangkahkan kakinya kearah anak tangga, tiba-tiba suara yang menurutnya begitu familiar mengagetkan.
"Waalaikum salam, Vanny!!" Vanny menoleh ke arah belakangnya, ternyata diarah belakangnya sudah ada kakak keduanya. Pantas saja suaranya sangat cempreng!
"Apa sih kak?" ucap Vanny memutar bola mata malas, kakaknya ini pasti akan banyak omong!
"Kamu tuh, ya darimana aja, sih? Nginep kok di hotel, hayo habis ngapain kamu?! Kok jalannya beda gitu?" serobot kakaknya sambil menunjuk-nunjuk kaki Vanny dengan jari telunjuknya, Vanny yang mendengar perkataan kakaknya hanya bisa menggaruk tengkuk.
"Aku kan pinter kak! Jadi aku nginep di hotel semalam karna ada perayaan kedua" ucap Vanny tanpa gugup membuat kakaknya tertawa remeh.
"Ah masa sih? Yaudah tidur sana!" ucap kakaknya lalu berjalan santai kearah ruang keluarga, Vanny hanya menghela nafas dibuatnya. Dan diapun melanjutkan perjalanannya untuk menuju kamar tercinta.
Sesampainya dikamar, Vanny segera merebahkan dirinya dikasur kesayangan. Dia rindu bermanja-manja dengan kasur tercintanya ini, saat akan memejamkan mata. Tiba-tiba ponselnya berdering menandakan ada telpon, dia mendengus lalu mengangkat telpon dari 'Fahmi' itu.
"Hallo" ucap Vanny.
"Van kamu udah pulang?" tanya Fahmi di sebrang sana.
"Udah, maap ya Mi. Aku gak bisa di ganggu hari ini bye!" ucap Vanny lalu mematikan telpon sepihak, malas jika harus bertemu dengan Fahmi hari ini.
Matahari berganti menjadi bulan, Vanny masih tetap setia berada dikamarnya. Dia takut jika keluar akan ditanya macam-macam lagi, tapi tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar.
Tok tok tok
"Vann ayo makan malam dulu!" ucap ibunya berteriak dibalik pintu.
"Iya ma, aku kebawah!" ucap Vanny, lalu dia segera berjalan kearah anak tangga. Rupanya sudah ada seluruh keluarga yang menunggunya di meja makan, dia tersenyum hangat.
"Van, kamu dikasih piagam penghargaan apa aja?" tanya ibunya antusias saat Vanny mendudukan diri, Vanny meneguk salivanya.
"Ah itu banyak, tapi piagam penghargaannya ketinggalan di kamar hotel ma" ucap Vanny membuat seluruh anggota keluarganya ber 'oh' ria.
"Yaudah gapapa, yuk kita makan!" ucap sang papa membuat seluruh anggota keluarga mengangguk, makan bersama pun berjalan dengan hening. 15 menit berlalu mereka telah menyelesaikan makan malamnya, Vanny hanya terduduk gelisah.
"Kamu kenapa Van?" tanya sang papa kearah anak bungsunya itu, Vanny hanya menggelengkan kepala.
"Ngga pa, aku kayaknya ngantuk nih mau cepetan tidur hehe. Aku duluan semuanya" ucap Vanny diangguki mama dan papanya, kakaknya hanya menatap Vanny tanpa berkedip. Dia melihat ada keanehan dalam cara adiknya berjalan, tapi dia tidak boleh suudzon.
"Ma pa, Vanny kok jalannya beda?" tanya Adira-kakaknya Vanny
"Ah masa sih? Biasa aja tuh" ucap mamanya kearah Adira.
"Emang kenapa Dir?" tanya papanya mulai kepo.
"Hishhh papa kepo!" ucap Adira lalu melenggang pergi kearah kamarnya, sang mama hanya bisa terkekeh melihat wajah suaminya.
****
Vanny menatap langit-langit kamarnya, dia masih memikirkan kejadian kemarin yang menimpanya. Bagaimana kalau aku hamil? Bagaimana kalau laki-laki itu tidak mau bertanggung jawab? Siapa dia? Bagaimana kalau keluargaku tahu? Bagaimana masa depanku?
Vanny menelungkupkan kepalanya di bantal, isakan kecilnya menggema di kamar itu. Dia menangis, dia takut akan terjadi apa-apa dengan dirinya. Bagaimana jika suatu saat nanti tidak ada lelaki yang mau menikahi seorang gadis yang sudah tidak perawan lagi? Bagaimana? Dia sudah tidak lagi suci, aku harus apa?, batinnya.
"Pasti aku gak akan hamil, gak mungkin!" ucapnya lalu tertidur, entah kenapa hari ini dia begitu lelah.
Senin, 1 Juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanny
Teen FictionMenceritakan tentang seorang gadis berusia 18 tahun yang telah memiliki anak karna suatu kecelakaan, dia adalah gadis yang tangguh. Merawat anak seorang diri tanpa pendamping adalah hal yang sulit, namun dia tetap tegar demi anak yang sangat dia cin...