Pengen bikin keluarga Kang wqwq
🐱🐻🍭
Daniel mengerjap-ngerjapkan matanya ketika sinar matahari menerobos masuk melalui celah tirai yang masih belum terbuka. Dia berusaha untuk menyesuaikan pandangannya seraya mengambil ponsel untuk melihat pukul berapa dia terbangun.

"Eh udah jam delapan?"
Daniel terduduk seraya merengangkan ototnya. Tubuhnya terasa sangat pegal mengingat dia baru tertidur dini hari setelah terjadi pergulatan panas selama beberapa ronde.
Dan saat itu juga dia teringat akan sesuatu. Matanya menatap kearah tempat disebelahnya yang ternyata sudah kosong. Ah mungkin membuat sarapan.
Setelah kantuknya menghilang, dia memilih untuk pergi mandi sebelum mendapat omelan dari kesayangannya di pagi hari yang menurutnya akan menjadi hari yang indah. Durasi waktu mandi Daniel tidaklah lama, mungkin hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit kurang. Setelahnya dia menggunakan waktu untuk memakai baju.
Daniel melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi seraya menggosok-gosok rambutnya menggunakan handuk. Langkahnya berhenti secara tiba-tiba ketika melihat sosok mungil yang terjebak didalam selimut putih diatas tempat tidurnya.

"Loh adek kok disini? Mama mana? Kok bisa masuk kamar Papa sama Mama?" Daniel mengangkat sosok mungil itu dari atas tempat tidurnya lalu menciumi pipi gembulnya dengan gemas. Sesekali dia menggigit pipi gembul itu menggunakan bibirnya.
Sosok mungil itu menunjuk pintu yang terbuka. "Wat tu! (Lewat situ!)" Dan memang pintu yang dimaksud adalah pintu penghubung antara kamarnya dan kamar kedua orang tuanya.
Sosok mungil itu bernama Kang Woogeon, berumur dua tahun hampir tiga tahun. Buah hati pertama yang amat disayangi oleh keluarganya. Butuh perjuangan ketika melahirkannya, bahkan bobotnya dulu hanya sekitar dua kilogram. Tetapi untung saja dia berhasil tumbuh menjadi anak yang sangat menggemaskan.
"Adek mau mamam?" tanya Daniel yang masih saja setia menciumi pipi putranya itu.
Woogeon terkikik geli seraya mengangguk mengiyakan tawaran papanya. "Au mam! Dek au mam! (Mau makan! Adek mau makan!)"
"Hayuk kita ke Mama! Kita minta mamam yang enak ke Mama!"
Woogeon melonjak-lonjak digendongan Daniel. Tangan mungilnya terkepal lalu digerakan seperti meninju udara. "Ma mam!"
Daniel berjalan kearah dapur dengan Woogeon digendongannya. Selama berjalan, tak henti-hentinya Daniel menciumi perut Woogeon hingga membuat dia tergelak karena kegelian. Hingga sampai dapur pun Daniel mendudukan Woogeon diatas meja makan dan dirinya mendudukan diri dikursi, dia masih saja menciumi perut Woogeon.
"Papa, udah ah! Kasian adek nanti gumoh. Adek tadi abis minum susu."
Daniel tak mengindahkan teguran itu. Dia masih saja menciumi perut anaknya.
"Hik!"
"Tuh kan! Adek jadi cegukan. Ish Papa ini gimana."
Woogeon diambil alih oleh mamanya. Ditepuk-tepuknya punggung Woogeon, berharap agar cegukan anaknya menghilang. "Papa makan dulu deh. Itu Mama udah bikinin nasi goreng pesenan Papa."
Daniel mengeluarkan cengirannya hingga matanya hanya tinggal segaris. Memang nasi goreng buatan Mama Woogeon ini adalah makanan terenak di dunia, baginya. "Akhirnya bisa makan nasi goreng bikinan Mama Seongwoo juga. Biasanya Papa cuma dikasih telur ceplok kalo nggak gitu cuma sereal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunggu || Ongniel (✔)
Fanfiction©ShortStory about OngNiel ❝ Aku pergi. Tunggu jika mampu. ❞ Kalimat terakhir yang diucapkan Daniel pada Seongwoo sebelum benar-benar meninggalkannya. Meninggalkan seluruh kenangan yang berbekas diingatan Seongwoo. Membawa kepingan utuh hati Seongwo...