--ASS Part Dua--

19 4 1
                                    

Perhatian! Kata keseleonya masih banyak karena tukang urutnya masih liburan!

☕☕☕

"Ketika kamu merasa Takdirmu sangat buruk, ingat..Diluarsana masih ada yang lebih buruk darimu. namun mereka tetap tersenyum menghadapinya"

☕☕☕


Part sebelumnya...

     "Ed, ed aku takut Asmi akan melakukan hal diluar nalar kita ed. Aku takut sekali" Kata mey disela isakkannya.
Ed merangkul mantan istrinya itu agar tenang.
Ed segera menelpon nomor yang tertera di handphone nya.

"Satria cepat kemari"

🎬🎬🎬

    Kaki kecil itu melangkah dengan perlahan. Tanpa alas kaki ia berjalan melewati jalanan yang becek dan kotor, namun ia sudah terbiasa dengan itu.

Kepalanya menunduk, diiringi cucuran deras Airmatanya. Air hujan yang tak kalah derasnya juga ikut membasahi dirinya yang rapuh. Bibirnya bergetar menahan dingin. Baju lusuh itu kini telah basah, sangat basah. bahkan sampai meneteskan air di pinggir kainnya.

     Anak laki laki itu berjalan tanpa punya tujuan, ia mengikuti saja kemana jalanan sepi dan gelap itu membawanya. Seolah hujan deras dan hawa dingin tidak sebanding dengan rasa sakit yang ia rasakan, ia tak berhenti berjalan.
Tangisannya menjadi lebih keras kala mengingat apa yang baru saja ia alami.

Ibu..kenapa kau meninggalkanku?..
Aku tau aku adalah beban bagimu, namun apakau tidak lagi menyayangiku?
Apa dengan membuangku kau bahagia bu?

Pemikiran itu terus terngiang ngiang di kepalanya. Ditaman yang indah itulah terakhir ia melihat ibunya. Bahkan ia mengingat bagaimana itu bisa terjadi.

"Satria, kau mau jalan jalan nak?"

"Tentu saja bu, ayo kita jalan jalan"

"Kita pergi ke Taman Saja ya.."

"Aku ikut kemanapun kau pergi bu"

Satria bermain riang dengan ibunya ditaman, ia sangatt bahagia memiliki ibu yang menyayang i nya dan merawatnya dengan baik.

" Sudah sudah satria ibu capek"

" baiklah bu kita duduk saja dulu"

Mereka berdua duduk di salah satu bangku taman, wanita bernama ane itu mengelus kepala putranya.

"Satria, kau anak yang pintar, ibu yakin kau akan jadi orang besar suatu saat nanti. Maaf kan ibu, ibu tidak bisa memberikanmu kehidupan yang layak" Ujarnya dengan nada sedih.

"Ibu, tidak boleh bicara seperti itu, satria janji, satria akan tumbuh menjadi lelaki yang pintar dan sukses. Satria akan membelikan ibu rumah yang besarrrrrr sekali"

Ane hanya tertawa menanggapi tingkah menggemaskan putranya. Wajah nya berubah sendu mengingat apa yang akan ia lakukan.

"Emm, satria ibu akan pergi sebentar, kau tunggu saja disini ibu akan segera kembali"

"Baik bu"

Ane tak dapat lagi menahan air matanya, Ia tau ini salah, namun ini lah yang terbaik untuk putranya. Ia berlari meninggalkan taman dan juga Putranya. Ia segera pergi ke halte bus, dan pergi ke tempat yang sudah ia rencanakan.

ASMI SangsrikandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang